Ini Pertanyaan Pertama Ketika Bersua Kawan Lama

Kawan Lama

Satu ketika  saya beserta istri bertugas sebagai among tamu pada resepsi pernikahan putra Dr Aidy Rawas.  Perhelatan ala wong kito itu diselenggarakan di Hotel Kartika Chandra Jalan Gatot Subroto Jakarta.  Bersama dengan beberapa teman dari Komunnitas Kesehatan Polri kami bertugas menerima tamu sesuai  dengan lokasi dimana tempat berdiri.  Saya dan Dr Agah mendapat tugas di dekat  tangga ketika para tetamu selesai memberikan ucapan selamat kepada pengantin.

Seperti biasa dalam satu resepsi atau pertemuan selalu saja kita bertemu dengan kawan kawan, apakah itu kawan pernah sekerja atau teman yang mempunyai kaitan hobi atau kegiatan lain.  Hari itu saya banyak sekali bertemu dengan kawan lama, baik sesama purnawirawan polisi maupun dari  sahabat sahabat dari satu daerah. Bertemu juga dengan teman sekolah atau bertemu dengan teman pernah sama sama melakukan kegiatan di satu daerah.

Pada kesempatan ini saya akan bercerita tentang pertemuan dengan Brgadir Jendral Polisi (Purn) J Salean dan Drg Eko Priono.  Rasanya sudah lama sekali tidak bertemu, mungkin bisa hitungan lima tahunan.  Oleh karena itu perjumpaan di acara resepsi kami manfaat kan untuk saling bertukar sapa.   Lucunya pertanyaan pertama yang meluncur dari  kami serupa yaitu Masih Main Tenis ?

Ya Pak Salean dulu sama sama berdinas di Badan Narkotika Nasional (BNN). Kami mempunyai jadual main tennis di lapangan Sport Persada Kawasan Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur pada hari Rabu sore dan Jumat pagi.  Bolehlah dikategorikan maniak olahraga tepok bola ini.  Jadi kami bersama pegawai BNN seperti Drs Sriyanto dan Teguh Wayudi sangat menikmati permainan ini sampai berpeluh ditingkahi oleh anak anak ball boy yang suka memanas manasi.

Drg Eko teman lama di Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri.  Sebelum pindah ke BNN saya bermain tennis di Lapangan Pati Unus Jakarta Selatan   jadualnya hari Jumat pagi.  Disini ada 6 lapangan kami mendapat jatah dari Mabes Polri di lapangan 2.  Bersama dengan anggota Polri dan Sipil dari Satker lain permainan tersebut menjadi lebih seru karena tingkat permainan  berbeda kelas.

Menguak kenangan Lama

Jawaban atas pertanyaan itu ternyata serupa, ya saya masih main tenis. Di usia pasca pensiun memang kebugaran harus tetap terjaga.  berolahraga sifatnya bukan lagi sebagai ajang prestasi namun lebih kepada silaturahim.  Malah Bu Hajjah Nanny Alaydrus Purnawirawan Polwan masih mengajak pertandinagn persahabatan di Lapangan Tennis Polri di kawasan Cipinang Jakarta Timur.   Bapak Salean  berpesan  mau ikutan seandainya friendly game itu jadi di selenggarakan.  Untuk itu kami memperbaharui pola komunikasi dengan saling bertukar nomor hape.

Nah itu kisah nyata teman dari lapangan tennis yang kebetulan mempunyai hoby olahraga sama.  Bagaimana pula dengan teman lama yang baru ketemu.  Apa yang dipertanyakan setelah lamo indak basuo.  Di usia pensiun justru yang ditanya bukan berapa banyak anak, tetapi pertanyaan malah menjurus kepada 2 kalimat saja.  Kalimat pertama :  Sehat ? pertanyaan kedua apa kegiatan saat ini.  Bisa juga di embel embeli sudah punya cucu berapa.

Roda kehidupan berjalan terus, pertemuan di acara tertentu dengan teman lama selalu tak terduga. Lucunya pertemuan dengan kawan kawan dari satu daerah Palembang justru pertanyaan itu berbunyi APO DIO LOKAK.  Artinya apa pekerjaan anda saat ini yang bisa dimaknai pula, “ajak juga saya bergabung”.  Inilah ciri khas orang Palembang.  Lain lagi dengan sesama orang perantauan minang, pertanyaannya selalu begini : “bilo terakhir angku pulang kampuang.”  Lanjutannya yang ngak enak. Kalau sudah tidak lama pulang kampung maka otomatis akan di beri gelar Sutan Betawi.

Pertanyaan itu bisa berbeda sesuai dengan umur.  Warga yang berumur 30-40 akan muncul pertanyaan “sudah berapa punya anak” Lain pula yang dalam posisi karier menanjak, biasanya pertanyaan begini : ” apa pangkat mu sekarang” atau “dimana ente kerja, ada lowongan ngak untuk gue,”    Kalau ibu ibu lain punya jenis pertanyaan, “sudah jalan jalan ke singapore belum ?”  atau “saya baru saja pulang umroh”  dan yang sering tidak terlupakan :” yok ikut arisan”.

Kekayaan Budaya Nusantara

Budaya nasional memang sangat kaya tradisi karena  setiap daerah mempunyai adat istiadat tersendiri.  Dari pertanyaan pertama ketika bertemu kawan lama terlihat dari mana saudara kita berasal.  Saya kurang paham sapaan saudara kita dari Indonesia Timur, Namun ada satu keyakinan bahwa kekayaan budaya nusantara ini  merupakan kebanggaan bagi kita semua.

Demikianlah sisi sisi kehidupan yang bisa saya amati ketika bertemu dengan kawan lama. Paling tidak di setiap  pertemuan itu meloncatkan kenangan kemasa lalu yang bisa jadi menyenangkan atau kurang menggembirakan.  Satu hal yang perlu dicatat bahwa  yang pasti goresan kenangan itu telah menjadi nostalgia dan kini mari abadikan dengan dokumentasi foto baru.   Berfoto bersama setelah lama tak bersua menjadi kaharusan.  Foto up date bisa dijadikan pembanding dengan foto lama.  Bertambahnya usia terjadi pula perubahan secara alamiah yang tidak bisa dihindari yaitu munculnya uban di kepala dan sebaran kerutan di wajah.

Point yang ngin saya sampaikan disini adalah bahwa setiap pertemuan selalu memberikan semangat hidup yang didasari rasa syukur mengingat kenikmatan sehat walafiat ternyata tiada bandingnya.   Bertemu kawan lama selalu menyenangkan.  Merajut kenangan lama itu dalam perteman yang semakin akrab kini bisa di fasilitasi oleh Whatsapp atau media elektronik lain.. Betapa bahagia dan senangnya hidup ini ketika masih di beri karunia berbagi untuk sesama.

  • Salam Literasi
  • BHP 130921
  • TD

Tinggalkan Balasan