Istiqomah Sedekah
_Catatan Thamrin Dahlan_
Almarhum Ayahanda Haji Dahlan bin Affan memberi contoh dalam berbagi. Bukan hanya menganjurkan sedekah kepada kami anak anaknya tetapi Almarhum istiqomah bersedekah.
Berbagi harta nyata yang juga disebut sedekah. Tidak perlu menjadi seorang kaya raya untuk bersikap dermawan. Bukankah kedermawanan itu bukan milik para hartawan.
Dalam setiap kesempatan dalam hidup keseharian Ayahanda selalu sedekah. Sedekah dalam artian ketika diminta atau tidak diminta. Sebagai seorang Ulama di kampong Tempino Jambi Bapak tahu benar kondisi kehidupan sadara saudara yang acap shalat berjamaah di masjid.
Awak masih ingat satu ketika Ayahanda yang berasal dari Bengkulu ini memberi pesan kepada kami :
“ Seorang muslim sejati tidak akan meminta minta walaupun kehidupan ekonomi rumah tangga serba kekurangan. Inilah iman sejati , tetap mempertahankan harga diri. Meminta hanya kepda Allah SWT”
Subhanallah. Sedekah selalu disandingkan dengan Shalat dalam Rukun Islam. Sesungguhnya dari harta ada sebagian hak saudara kita. Inilah amalan kewajiban yang patut dilaksanakan secara terus menerus atau istiqomah tanpa jeda sesuai Tuntunan Rasulullah Nabi Muhammad SAW tercantum dalam Kitab Figh Agama Islam.
Banyak orang mempertanyakan arti dan alasan mengapa kita harus istiqomah. Istiqomah sendiri merupakan gabungan kata ista yang berarti keinginan atau usaha dalam mewujudkan suatu hal, serta kata qooma yang berarti sempurna, tegak, dan lurus.
Apabila kedua kata tersebut digabungkan maka bermakna usaha supaya dapat berjalan sempurna dan tegak lurus sesuai dengan ajaran Allah SWT. Seseorang yang mempunyai perilaku istiqomah, tidak mudah goyah dengan hal yang bisa menghalangi niatnya.
Bersedekah versi Haji Dahlan termasuk unik. Bila kebanyakan warga menyimpan uang di saku justru Ayahanda menyimpan dana untuk sedekah di kopiah. Ya kopiah Sukarno yang hitam itu. Orang kampong kami menyebutnya peci hitam.
Anda sudah tahu di peci itu ada sela (tempat) disekelilingnya untuk menyisipkan uang kertas. Itulah sebabnya Ayahanda walaupun sudah menunaikan Ibadah Haji tahun 1982 kurang berkenan mengenakan kopiah haji yang putih itu.
Amalan Ayahanda berbagi InshaAllah kami dawamkan dalam kehidupan sehari hari. Sedekah tidak memandang mandang dalam artian selama ada yang datang menghampiri meminta, InshaAllah dibantu. Masalahnya hanya pada jumlah sedekah disesuai kan dengan kemanpuan keluarga guna menjaga ke ikhlasan.
Oleh karena itu dana uang kertas pecahan selalu disiapkan. Disimpan di kotak kecil khusus diletakkan di lemari dekat pintu. Ketika ada saudara menyapa Assalamulaikum kami tidak perlu lagi mencari dana sedekah. Langsung diberikan tak pandang pandang siapa saudara dhuafa itu.
Demikian pula ketika berjalan keluar rumah. Kami sekeluarga termasuk anak anak kami diajarkan agar selalu menyimpan uang kertas pecahan. Bersedekahlah dan istiqomah bersedekah karena dengan berbagi kita haqqul yaqin redha dan keberkahan menaungi keselamatan perjalanan kehidupan.
Kiat menjaga istiqomah mengikuti amanah Almarhumah Ibunda Hj Kamsiah binti Sutan Mahmud.
“ Jangan pernah menolak dalam artian tidak tersedia uang bila ada saudara dhuafa menghampiri . Siapa tahu satu saat yang sedang berkunjung itu Malaikat, Jadi jangan sampai terlewat”
Allah Akbar. Kami kaget mendengar ungkapan Mamak yang berasal dari Lintau Lubuk Jantan Sumatera Barat. Bisa jadi Ibunda mengingatkan anak cucu agar terus menerus berbagi tanpa henti . Inilah cara sederhana agar beribadah istiqomah .
- Salam salaman
- BHP, 26 September 2022
- YPTD