Murid mengadu kepada sang guru
“Suhu saya di bilang gagal paham”
Suhu tersenyum melihat sang murid
” ngak apa apa toh ”
Seperti biasa Murid diam. Tak pernah membantah atau menyela. Paham sepahamnya guru kehidupan ini sangat bijaksana.
Hanya mengangguk ngangguk kepala sambil berusaha menterjemahkan jawaban guru. Murid yaqin haqqul yaqin Sang Suhu akan meneruskan petuah.
Hening sejenak
” anak ku, ayo disruput kopi jangan keburu dingin”
Guru mempersilahkan dengan gestur menadahkan tangan sembari menikmati kopi hangat. Murid mungangguk ngguk lagi
“Terima kasih guru ”
Hening lagi.
Sang guru berdiri mengajak Murid ke halaman rumah. Berjalan lambat diantara tanaman produktif yang sedang berbuah.
“ Anak ku, makhluk tetumbuhan ini tak pernah saling salah paham, mereka akur saling berbagi kebahagiaan. Bahkan benalu pun mereka biarkan “
Matahari senja menyiratkan pesan kedamaian. Sinar di ufuk perlahan masuk keharibaan. Cuaca sejuk menghadiahkan ketenangan alami.
Suara serak berwibawa termakan usia terdengar
” anak ku, jangan engkau permasalahkan siapa yang menyebutnya gagal paham ”
Murid diam, tidak pernah bicara kecuali ditanya. Ungkapan sang guru adalah dalil baginya.
” yuk kita masuk, azan maghrib sebentar lagi”
Shalat berjamaah bersama si isi rumah di mushola.
Bada sholat keluarga dan para tetamu makan bersama. Menjamu makan adalah tradisi guna melengkapi kenikmatan panca indra. Makna melengkapi kenikmatan di sekirar kediaman Sang Guru ketika
- Ketika Mata menyaksikan nan indah indah
- Ketika telinga mendengar suara merda kalam illahi
- Ketika Hidung ketika mencium wewangian alami
- Ketika sekujur kulit merasakan kesejukan suasana
- Dan lidah indra mengecap menikmati suguhan makanan halal
Subhanallah.
Murid mohon pamit. Ketika bersalaman sang Guru mem bisik kan sesuatu. Sang murid mendapat jawaban terkait ke galauan hatinya.
Perasaan enteng. Hilang sudah syetan di rajam yang mamanas – manasi hatinya agar reaktif membalas ketika di sebut gagal paham.
Salamsalaman
BHP, 011120
YPTD.
