Marbot Sugeng

Humaniora0 Dilihat

Tulisan ini diangkat kembali sebagai bentuk penghotmatanm kepada sahabat Pak Sugeng.  Beliau wafat Kamis, 12 November 2020.  Berita duka yang sangat mengejutkan.  Almarhum pensiunan Polri usia 71 tahun adalah marbot Masjid Jami An Nur Komseko Polsek Ciracas Jakarta Timur.

Teriring doa semoga Almarhun wafat dalam keadaan husnul khatimah. Saya bersaksi Mas Sugeng Orang Baik, Sangat santun dan ramah menyapa siapa saja. Kenangan tak terlupakan ketika kami ibarat burung pipit yang membawa air di paruhnya untuk memadamkan api nan membakar Nabi Ibrahim  Ghirah di lapangan Monas 212.

Disepanjang lokasi tersedia fasilitas umum berupa tempat wudhu dan toilet,  Salut dan penghargaan disampaikan kepada Muspida Jakarta yang telah menyiapkan segala keperluan hajad umat. 5 Jam  hadir di cuaca nan sangat bersahabat.  Tidak terlalu panas.  Sementara jamaah semakin banyak berdatangan,

Awak bersama Pak Sugeng memilih di bagian taman nan sejuk.  Dari panggung terdengar tausyah para Ulama dan juga Kapolri. Luar biasa kami di beri kekuatan tetap hadir tanpa rasa gelisah. Ada rasa nyaman di hati ini, Apakah ini yang dinamakan ikhlas ketika tidak ada lagi hitung hitungan untung rugi dunia, entahlah.

30 menit sebelum tiba waktu shalat Jumat jamaah mulai mengambil wudhu.  Mungkin wudhu itu disempurnakan saja mengingat waktu yang cukup lama menunggu.  Awakpun mengambil wudhu dengan menggunakan air mineral.  Inilah wudhu dalam keadaan darurat namun di yakini bisa memenuhi syarat dengan adanya niat dan air secukupnya.

10 menit menjlelang azan, tiba tiba turun hujan. Tidak terlalu deras namun lambat laun membasahi tubuh ini.  Beberapa jamaah menggunakan mantel dan jas hujan sedangkan awak mulai ikut berdiri dengan mengenakan kantong plastic yang di kenakan di kepala,  Demikian juga dengan jamaah lain saling menyesuaikan diri atas kehadiran hujan.

Positif thinking atas kehadiran hujan yang pasti atas kehendak Allah SWT.  Alangkah sayangnya Tuhan kepada kami .  Hujan baru diturunkan ketika Shalat akan segera di tegakkan.  Air hujan membasahi tubuh sebagai karunia  penyempurnaan wudhu kami di areal terbuka.

Sekali lagi inilah salah satu jalan Allah agar Shalat kami diterima dengan wudhu yang sempurnakan.  Biarlah awak berpendapat begini dengan selalu berprasangka baik terhadap Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.  Wallahu Alam.

Allah Akbar semangat ibadah  takkan pernah luluh, Kami tetap bertahan di bawah guyuran hujan sampai Shalat Jum’at di tuntaskan.  Tidak ada satupun jamaah yang goyang dalam artian meninggalkan tempat. Shalat Jumat dengan doa qunut nan panjang.  Ada getaran hati disini, suasana syahdu dalam keyakinan ketika alam pun bersama kami.

Ketika ada getaran dihati khusyu Insha Allah Doa nan dilantunkan akan di ijabah Allah SWT. Doa untuk kesejahteraan Bangsa Indonesia.  Damai  Negriku.  Amin Ya Rabb.

Point yang ingin awak sampaikan disini adalah bahwa 212 adalah catatan sejarah baru bagi Umat Islam Dunia.  Tidak perlu lagi pengakuan rekor dunia jumlah orang hadir  yang sebegitu banyak pada satu tempat dan pada satu kesempatan.

Barlah ahli sejarah membandingkan peristiwa 212 dengan peristiwa peristiwa lainnya sepanjang kehadiran manusia di muka bumi ini.  Paling tidak kami pun telah mempunyai alibi disertai bukti dokumentasi photo dan pengakuan sahabat yang bersama hadir

Juga artikel ini bukti tak terbantahkan selain catatan malaikat nan tak pernah lalai menorehkan  gerak gerik anak manusia. .

Salamsalaman

TD

 

Tinggalkan Balasan