Bukan saja teman teman nan terserak, tulisan juga ada pada posisi yang sama. Mengumpulkan teman nan terserak tampaknya lebih mudah dijaman kemajuan teknologi. Facebook memiliki fasilitas mencari teman lama.
Apakah itu teman sesama di sekolah dasar sampai sahabat di perguruan tinggi. Apalagi kini ada wahtas app group yang menjadi wadah reuni di dunia maya. Satu persatu teman terhimpun di WA. Suasana menjadi ramai tempat bernostalgia
Kini bicara tentang tulisan. Tulisan adalah karya orisinil seorang warga ketika dia mencurahkan inspirasi Menulis bisa dimana saja pada era intetrnet saat pasti terekam di sosial media. Jejak gidital istilah anak mileneal.
Terlalu banyak platform yag menyediakan jasa untuk saling berbagi inspirasi melalui tulisan. Bisa jadi saat ini orang perorang memiliki blog pribadi, Blog menjadi wilayah ter aman untuk menyimpan segala satu curahan hati.
Disamping itu ada pula beberapa blog kroyokan yang dikellola secara profesional. Salah satu yang awak ikuti sejak tahun 2010 ialah kompasiana.com Disini berhimpun sedemikian banyak penulis dengan beragam latar belakang.
Selain itu ada facebook menjadi sahabat utama ketika seseorang penggemar dunia maya men up date status. Paling tidak selalu ada uncapan selamat pagi. Apalagi warga yang gemar berjalan, kemana pun berpergian selalu melaporkan diri dengan cara mengirim berita dan photo.
Semakin lama bergaul di dunia maya maka semakin banyak pula jejak digital dari goresan keyboard. Beberapa penulis menyampaikan opini, puisi dan laporan lengkap yang bisa dikatakan beberapa pragraf sehingga dikategorikan sebagai satu artikel.
Tanpa disadari artikel yang sudah banyak berada pada posisi terserak. Artinya karya tulis tersebut bila tidak dikumpulkan menjadi sebuah buku maka akan sia sialah inspirasi tersebut hakan nyaris terlupakan akhirnya hilang . Sejujurnya tulisan itu hanya beredar sesaat, dibaca pada saat posting kemudian hilang dari peredaran,
Kini ada iode atau pemikiran baru yaitu mengumpulkan tulisan nan terserak. Aanalog dengan teman sejawat yang bertebaran di nusantara. Sayang sekali bisa tulisan tersebut tergeletak begitu saja, sendiri sendiri di berbagai platform.
Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) terus berupaya membantu teman teman penulis memiliki buku. Modalnya sudah ada yaitu kumpulan tulisan nan terserak. Kenapa tidak dikumpulkan kemudian YPTD uruskan International Standard Book Number (ISBN).
Perlahan niat mengumpulkan tulisan nan terserak mendapat apresiasi dari teman teman penulis. Sabtu 31 Oktober 2020 Dokter Irsyal Rusad mengajak silaturahim atau kopi darat Awak mengajak Bang Nur Terbit dan Syed Mukti Ali.
Kami bersua di Rumah Makan Sederhana Jalan Raya Pondok Gede Pinang Ranti dekat Tamini Square Jakarta Timur. Dokter Irsyal seorang ahli penyaklit dalam sangat rajin menulis terkait beberapa penyakit terutama diabetes.
Tulisan itu terserak di facebook, kompasiana dan di tab beliau. YPTD menyarankan agar tulisan itu dikumpulkan dalam sebuah buku. Sangat sayang hasil pemikiran tentang kesehatan yang ditulis secara ilmiah populer bila hanya terserak begitu saja.
Diabantu penulis senior Bang Nur Terbit dan penggiat literasi Syad Ali akun website YPTD terbitkanbukugratis.id sudah dimiliki Dokter Irsyal. Langsung saja di Rumah Makan Sederhana Beliau posting pertama muncul di website YPTD berjudul Kasih Sayang Yang Menyembuhkan
Alhamdulillah atas nama Admin YPTD disampaikan terim kasih seberar besarnya kepada dr. Irsyal. Berkenan berbagi ilmu melului website kita. Hari ini di awal bukan Novenber 2020 awak lihat lagi posting dr Irsya bertajuk Awas Stress, Jantung Anda-pun Akan Ikut Stress,
YPTD akan terus mengumdang penggiat leiterasi untuk membuku kan tulisan nan terserak. Tujuan utama adalah untuk mengabadikan karya agar buku tersebut tersimpan di Perpustakaan Nasional. Sejatinya Buku menjadi bukti atau alibi tak terbantahkan bahwa seorang anak manusia pernah ada di muka bumi. Buku wakil keabadian itu.
Salam Literasi
BHP, 1 November 2020
YPTD