Surat itu sudah masuk ke kamar pimpinan, persisnya di meja si boss. Surat berisikan permohonan agar beliau berkenan membuka rapat kerja dinas (rakernis). Hari itu boss sedang galau, beliau baru saja tiba di kantor. Tiba tiba si Boss berteriak keras memanggil sekretarisnya. Sambil melotot (tandanya marah ya) dia ber kata, ” panggil yang membuat surat ini …. !!!” .
Sekretaris si boss seorang ibu ibu PNS tua gugup, hampir saja dia terjatuh, berkata terbata bata ,
” sii. sisii ssiiiapp pak “.
Sekretaris segera menelpon sipembuat surat, PNS eselon 3. Dalam hitungan menit sipengirim surat menghadap. Memberi hormat. Dia berdiri saja, posisi sikap sempurna.
” siap menghadap komendan “
Boss menghardik : ” Ech kamu !!!!, sudah kamu kumpulkan para kera itu.”
Si anak buah menyahut perlahan tapi tegas : ” Siap salah komandan, maksudnya ? “
” baca surat mu ini lagi… “
Si anak buah dengan gugup membaca surat itu dengan teliti. Rasanya tidak ada yang salah pada surat , semua lengkap, ada nomer , ada cap dan ada tanda tangan, nada surat juga sangat sopan (pakai kata berkenan) .
” Siap salah lagi komendan, tta .. ta .. tapi komandan berkenan membuka rakernis ini , bukan ? “
Sang komandan menggebrak meja , surat surat berhamburan, si anak buah pucat pasi, semua darahnya turun ke kaki.
” Apa kamu anggap saya kera !!!!. “
Selidik punya selidik ternyata isi surat memang bermasalah, sehingga si Boss marah besar. Si anak buah tidak teliti, dia tidak membaca dengan seksama surat tersebut sebelum dikirim. Kesalahannya hanya kecil saja tetapi berakibat si boss merasa dirinya di tuduh kera sejenis binatang speceies monyet. Si anak buah main tanda tangan saja tanpa memperhatikan kalimat : Kiranya Komandan berkenan membuka rapat kera ” .
Huruf ” j” hilang atau tak terketik, sehingga maksudnya mengadakan rapat kerja menjadi rapat kera,…. Pantas saja sang komandan menghardik sekeras kerasnya. Jadi,…. apabila peserta rapat adalah kera tentu yang membuka rapat secara resmi itu adalah komandan kera…hehehehe
Salam Literasi
BHP 081120
YTTD
