Menghadiri Ritual ‘Salamet Buruan’

Sosbud, Terbaru22 Dilihat

Assalamuaalaikum!” Sesorang mengetuk pintu.
“Waalaikumsalam,”
jawabku sambil penasaran siapa yang datang pagi-pagi banget.

Ternyata Bu RT. Ia menyampaikan informasi bahwa warga semua akan mengadakan  ritual salametan buruan (Sunda: selamatan untuk lingkungan). Acara ritual itu dilaksanakan bila sudah begitu sering kecelakaan terjadi di jalan raya yg melintasi kampung kami. Yang rencananya akan dilaksanakan sore tapi karena cuaca tak menentu maka dimajukan jadi jam 10-an pagi.

Wah, aku jadi harus ijin  ga berangkat sekolah. Bagaimanapun, sebagai warga yang baik, kegiatan sosial harus juga diikuti. Terlebih di masa ini sedang WFH, jadi nggak terlalu wajib datang ke sekolah. Aku kirim kabar kepada wakilku, bahwa aku tidak bisa datang ke sekolah, giliran ia yang harus stanby piket di sekolah bersama 3 orang guru lainnya.

Kembali ke masalah ritual itu, waduh,  bingung masak apa buat dibawa ke acara itu? Aha! Untungnya pagi-pagi aku buka gawai, tema Kamis menulis di blog grup Lagerunal adalah bahan-bahan makanan, yang nampak pada foto di bawah ini. Jadi ada ide buat masak ni. Tidak sabar ingin segera ke warung yang baru buka jam 8-an.


Tema menulis di Tantangan Kamis Menulis
Sementara menunggu warung buka, aku ngambil beberapa ekor ikan mas dari kolam-kolaman depan rumah.  Kebetulan pak suami mancing kemarin sore, ikannya dititip dulu di kolam tersebut. Langsung kueksekusi jadi goreng ikan mas, untuk melengkapi sayur lodeh yang akan kubuat nanti. Selain itu masih ada persediaan telur di lemari es. Tapi belum ada bumbunya jadinya baru kurebus saja.

Lalu kubeli bahan sayur lodeh : jagung manis, kacang panjang, labuh siam dan melinjo beserta daunnya. Selain itu kubeli juga terung ungu., serta bumbu-bumbu.

Kemudian aku eksekusi jadilah ini.. 

Menu sederhana cepat saji, sayur lodeh, balado telur dan ikan mas goreng.

Sekitar jam 10 pagi tadi, warga berkumpul di tempat yg ditentukan. Dipimpin kyai yang ada di RT kami, kami memanjatkan doa selamat. Memohon kepada Allah SWT, agar tidak ada lagi korban- korban kecelakaan seperti yang sudah sering terjadi. 4 hari yang lalu seorang warga kami meninggal dunia karena tertabrak persis di depan rumahnya. Beberapa bulan yang lalu pun terjadi kecelakaan- kecelakaan dengan korban luka parah.

Setelah berdoa, kami menyajikan makanan-makanan yang dibawa warga di atas hamparan daun pisang yang memanjang. Lalu kami pun menikmatinya bersama.
Begitulah ritual salamet buruan yang satu tahun sekali kami gelar. Semoga Allah mengabulkan permohonan kami. Aaamiin..

Suasana setelah berdoa salamet buruan
25th Day’s challenge

Tinggalkan Balasan