Menjadi Guru Seumur Hidup

Terbaru0 Dilihat

Perlu Terus Belajar 

Hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir. Yang dalam bahasa Inggris dituliskan :”Learn from the cuddle into the grave” atau “Belajar sejak dari buaian hingga keliang lahat ”

Menjadi guru seumur hidup adalah konsep pendidikan yang menekankan pentingnya terus belajar dan berbagi pengetahuan dan pengalaman sepanjang hidup seseorang. Konsep ini berarti bahwa seorang guru tidak hanya mengajarkan pelajaran atau keterampilan tertentu kepada siswa di kelas, tetapi juga memperluas wawasannya dan terus belajar untuk meningkatkan kemampuannya.

Menjadi guru seumur hidup dapat dilakukan dengan cara terus mengambil pelatihan, kursus, atau program pengembangan profesional untuk memperbarui dan meningkatkan keterampilan mengajar. Selain itu, guru juga dapat terus memperluas pengetahuannya dengan membaca buku, artikel, dan riset terbaru, dan berpartisipasi dalam diskusi dengan rekan guru dan profesional di bidangnya.

Konsep menjadi guru seumur hidup juga melibatkan menjadi mentor atau role model bagi siswa atau rekan guru yang ingin belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Seorang guru yang memiliki semangat untuk terus belajar dan berkembang juga dapat memotivasi siswanya untuk melakukan hal yang sama.

Dalam era teknologi digital, menjadi guru seumur hidup juga berarti memiliki keterampilan teknologi dan memanfaatkannya untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di kelas. Ini dapat mencakup penggunaan platform pembelajaran online, penggunaan media sosial untuk mempromosikan kegiatan belajar mengajar, dan penggunaan teknologi lainnya yang relevan dengan bidang pengajaran.

Dalam keseluruhan, menjadi guru seumur hidup merupakan konsep yang penting dan relevan di era pendidikan saat ini. Konsep ini menekankan pentingnya terus belajar dan meningkatkan keterampilan, serta membagikan pengetahuan . Bukankah ada tertulis:”Sebaik baiknya manusia,adalah yang bermanfaat bagi orang lain?”

Berbagi Tidak Musti Dalam Bentuk Materi

Kalau memang memiliki kemampuan untuk berbagi terhadap orang yang membutuhkan secara materi,tentu saja sangat baik. Tetapi “Life is to share” atau Hidup adalah untuk berbagi, tidak musti dimaknai berbagi secara materi. Bisa saja kita berbagi dalam bentuk lain. Yakni berbagi ilmu pengetahuan ataupun  membantu secara phisik. Semuanya terpulang kepada kepribadian masing masing

Saya mengajar tahun 1967 hingga tahun 1972 di SD St, Fransiskus RK II di Padang dan di SMP Pius ,juga di Padang,Hubungan baik dengan murid murid,tetap berlangsung hingga kini.Walaupun puluhan tahun sudah berlalu dan murid murid saya sudah menjadi orang orang berhasil . Seperti yang tampak di foto diatas,adalah foto kami makan bersama di rumah makan Sari Minang di Jakarta bersama dengan  mantan murid di SD.

Mantan murid saya  ada yang menjadi Pimpinan Bank, Perwira TNI ,dokter dan pengusaha. Tapi hingga kini,setiap ada kesempatan kami pulang kampung,selalu kami bertemu untuk makan bersama. Banyak orang yang bertanya:”Apa resepnya?”

Resepnya hanya satu ,yakni” Sayangilah murid murid,seperti kita menyayangi anak anak kita” maka kelak mereka akan menyayangi kita .Dalam hal ini berlakulah Hukum Tabur dan Tuai . Setiap orang yang menabur kelak akan menuai apa yang ditanamnya. Bila kita menanamkan rasa kasih sayang kepada murid murid ,maka kelak mereka akan menyayangi kita .

Menjadi guru,jangan arogan dan sok berkuasa.Didiklah anak anak dengan penuh kasih sayang,sehingga kelak mereka akan menjadi sahabat baik kita. Hingga kini,saya masih mengajar,walaupun tidak diruang sekolah Dan materi pelajaran sudah berbeda dari tempo dulu,tapi tetap saja saya menjadi guru seumur hidup dengan sebutan :”Grand Master” Bukan gelar akademis,melainkan panggilan kehormatan.

Menjadi guru,bukan hanya sebatas sebagai tenaga pengajar,tetapi sekaligus menjadi Pendidik.

Tjiptadinata Effendi

 

Tinggalkan Balasan