Menjadi Guru yang Bermartabat Berhati Mulia

Pendidikan122 Dilihat

 

Rabu, 03 Februari 2021 | oleh: Toad Isbani, S.Kom

 

Bermartabat dan berhati mulia merupakan ungkapan kata-kata yang mencerminkan predikat dan sifat seseorang. Bermartabat juga merupakan kesuksesan. Guru yang bermartabat adalah guru yang mau dan selalu menjunjung tinggi nilai kemanusian, menghormati orang lain selayaknya menghormati dirinya sendiri. Guru yang bermartabat akan menghargai peserta didiknya apapun latar belakang kehidupan peserta didiknya.

 

Untuk menjadi guru yang bermartabat haruslah mampu mengalahkan egonya sendiri, dengan menghargai orang lain juga termasuk menghargai peserta didiknya berarti guru yang bersangkutan telah menghormati dirinya sendiri. Guru yang bermartabat akan berusaha untuk membantu dan menemukan solusi penyebab ketidakberhasilan peserta didiknya. Guru yang bermartabat tidak akan menyakiti peserta didiknya baik secara fisik maupun mental. Dalam melakukan pembelajaran akan selalu meng-evaluasi pelaksanaan pembelajarannya dan jika terjadi kekurangan, akan selalu berusah memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajarannya.

 

Berhati mulia menunjukkan kebaikan yang lebih. Berhati mulia itu juga dapat diartikan seseorang yang tidak pendendam, mudah memaafkan. Seorang guru hendaknya tidak pendendam dan mudah memaafkan terhadap sikap peserta didiknya yang mungkin pernah membuat sakit hati dan juga pernah berbuat salah terhadap dirinya. Seorang guru yang dapat mengendalikan amarah maka juga akan memunculkan energi positif dalam dirinya, sehingga tidak pernah ada dendam juga rasa sakit di hatinya.

 

Guru yang memiliki hati mulia pastilah rajin beribadah. Dalam dirinya dapat dinilai pengetahuan terhadap agama dan dalam menjalanan ajaran agamanya. Guru yang memiliki hati mulia menjadi dambaan dan idola oleh peserta didiknya. Kedekatan dengan Sang Pencipta, dan rajin dalam beribadah membuat guru akan selalu mendoakan peserta didiknya. Tidak semua orang mampu mengendalikan amarah dan mudah memaafkan. Beberapa hal agar menjadi guru yang bermartabat, yakni:

  1. Menjadi guru yang berani mengajar dan tidak berhenti belajar

Jika sudah berani mengajar hendaknya seorang guru tidak akan berhenti belajar, jika guru berhenti belajar pastilah tidak akan ada peningkatan kompetensi pada dirinya. Belajar tersebut dapat melalui pelatihan-pelatihan, mengikuti workshop, seminar ataupun pengembangan diri lainnya.

 

Belajar juga dapat dilakukan dengan membaca buku dan juga meningkatkan aktifitas menulis. Guru yang suka menulis maka pikirannya akan selalu terasah. Guru yang suka menulis pastilah akan selalu meng-update informasi dan mengetahui perkembangan ilmu maupun teknologi kekinian.

 

  1. Menjadi guru yang tidak hanya mengajar, akan tetapi mendidik

Tugas guru memang mengajar atau mentrasfer ilmu yang dimiliki dan sesuai dengan kompetensinya kepada peserta didiknya. Akan tetapi tidak hanya semata mengajar saja, karena yang lebih penting adalah mendidik dan menanamkan karakter terhadap peserta didik.

 

Dengan mendidik guru akan dapat mendampingi peserta didik dalam mencapai keberhasilan yang diharapkan. Mendidik harus dengan kesabaran dan kelembutan hati. Guru haruslah mampu memahami kondisi peserta didik. Dalam mendidik tidak boleh membeda-bedakan latar belakang peserta didik.

 

  1. Menjadi guru yang mengajarkan atau menjelaskan kemudahan

Guru dalam penyampaian materi pembelajaran haruslah memberikan kemudahan dan mencarikan solusi terbaik dalam mendidik peserta didik. Guru bukanlah salah satu sumber belajar bagi peserta didik. Jadi ketika peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran hendalah mencarikan solusi kemudahan agar materi tersampaikan dengan baik kepada peserta didik.

 

  1. Memberikan layanan terbaik kepada peserta didiknya

Guru haruslah mampu menjadi mata air bagi pserta didik untuk menghilangkan rasa haus akan ilmu dan pengetahuan. Guru harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Peserta didik akan merasakan kehangatan dan kegembiraan ketika berjumpa dengan gurunya.

 

Seorang guru hendaknya rela berkorban dan meluangkan waktu untuk dapat memberikan pemahaman lebih terhadap peserta didik. Siaga dan selalu ada ketika peserta didik mengalami permasalahan dengan pembelajarannya. Memotivasi dan meningkatkan minat belajar peserta didiknya. Guru yang selalu siap menjadi tumpuhan keluh kesah peserta didiknya terkait pembelajaran.

 

  1. Sopan santun dan bersahaja

Seorang guru harus mampu memberikan contoh teladan yang baik terhadap peserta didiknya. Dalam bersikap hendaknya santun dan sopan, karena dengan sopan akan membuat orang lain segan. Guru yang santun akan menjadi teladan dalam masyarakat lingkungan guru berada. Guru tidak hanya dapat mengomentari dan menyalahkan peserta didiknya ketika gagal dalam belajarnya, akan tetapi harus menuntun dan membantu mencarikan solusi terbaik dengan sikap yang santun (tidak temperamen atau pemarah)

 

Guru yang bersahaja, yakni guru yang tidak berlebih-lebihan. Sederhana dan tidak mengada-ada, dalam arti mampu memilah-milah antara kebutuhan yang benar-benar dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi, kemampuan dan keinginan, sehingga tidak terkesan mubadzir, pamer dan sifat buruk lainnya.

 

Guru yang bermartabat dan berhati mulia akan bersikap amanah. Bagaimanapun juga profesi guru juga merupakan tanggungjawab yang besar sebagai amanah pemerintah dan undang-undang untuk mencerdaskan atau berjuang melalui dunia pendidikan. Karena guru adalah ujung tombah kemajuan suatu bangsa. Guru yang bermartabat akan menghasilkan dan mencetak generasi (peserta didik) yang berkarakter dan tangguh.

 

Penulis     : Toad Isbani, S.Kom

Pekerjaan : Guru MTsN Surakarta 1

NPA PGRI  : 12060900018

No.KOGTIK: 2018-01-0000512

Email        : toadisbani@gmail.com

Blog          : https://toadisbanimtsn1solo.blogspot.com/

 

 

 

Tinggalkan Balasan