Puisi Kenangan

Binar Sinar Yang Takkan Sirna   Hingga siang ini Redupnya hari merajai Udara basah mengawali hari Rintiknya menemani pagi Menyemai dingin Menusuk kulit hingga ke tulang Aku mengingat hari istimewamu Selengkapnya

  Malam yang biru Turun di kotamu Kala aku meninggalkanmu Pulang menuju kotaku Rinai hujan menyembunyikan Air mata yang berjatuhan Kala tiba perpisahan Melepas kepergian Episode-episode kenangan berkelebat menyelinap Keluar Selengkapnya

  Pada secangkir moccachino Aku berkisah Tentang segala resah Tentang segala gelisah Tentang segala susah Sejak tiada dirimu di sisi Di setiap adukan Tersimpan kepedihan Yang tersembunyikan Di balik seulas Selengkapnya

  Hitam putih itu masih ada Ia masih mengalunkan lagu yang sama Lagu tentang cinta Jemarinya masih menari di sana Tak selincah dulu Tapi tak berhenti Menyusuri sepanjang hitam putih Selengkapnya

      Bapak….. Tiba-tiba aku kangen padamu Sekian waktu yang berlalu Tanpamu di sampingku Bapak….. Betapa semua berbeda Semenjak kau tiada Semua tak lagi sama Bapak….. Andaikan aku punya Selengkapnya

Malam itu langit sunyi tak berbintang Angin berhembus di sela kaca jendela mobil yang terbuka Dengan kecepatan sedang menembus lalu lintas yang cukup ramai Malam ini, malam 1 Muharam 1441 Selengkapnya

  Pada setiap perjumpaan yang tak disangka-sangka Meminang banyak tanya di setiap sela Yang menunggu jawaban dengan setia Serta memungut harapan akan masa depan Dan perjumpaan itu mempertemukan aku, kamu Selengkapnya

Melintasi waktu yang telah berlalu Hingga sampai di titik itu Saat menempuh liku perjalanan Lima belas kilometer yang penuh deg-degan Bayangan yang menari di angan Menjelma jadi kenyataan Pintalan benang-benang Selengkapnya