GRUP BARU
Sebelum tidur Ayu membuka pesan WA. Wah……ternyata ada grup baru. Grup Dirgahayu Kemerdikaan. Senyumnya langsung mengembang. Ingat para cowok gemblung yang tadi sore kenalan. Ucapan
“Selamat datang di Grup Dirgahayu Kemerdikaan.” Berada paling atas. Yang mengirim Dika. Di bawahnya:
“Mana suaranyaaaaaaaa,” pengirim Sam. Dilihatnya pula anggota grup. Masih Dika, Sam, dan Anda. Dasar cowok gemblung. Gitu aja pakai buat grup.
Keesokan. Seharian Dika dan Sam merayu-rayu Ayu untuk memasukkan Wida ke dalam grup. Mulai mau diajak makan gratis, ditemani berjalan-jalan kemana saja, dibantu tugas kuliah, disanjung cantik, bohai, baih hati, kalem, sampai mau dilamar.
“Gemblung,” jawab Ayu ketika kehilangan alasan untuk berkelit.
“Awas kalau nggak kasih, aku ke rumahmu,” ancamnya.
“Ya. Aku dan Dika akan ke rumahmu.”
Dibiarkannya pesan masuk. Ayu tak menulis jawaban. Memangnya apa sih pakai ngancam segala. Saudara bukan. Satu sekolah bukan. Teman …baru kenal. Pakai ngancam segala.
Semakin tak digubris semakin gencar dua cowok gemblung itu kirim pesan. Bahkan berani nelpon . Mereka menelepon bergantian. Hp Ayu terus bergetar. Ternyata tak nyaman pula diteror.
“Gemblung,” akhirnya tangan Ayu pun menulis.
“Gitu dong Yu.”
“Jangan sombong atau memang kamu pingin aku dan Dika ke rumah kamu ya?.”
“Udah deh iyaaaaaaaa. Tapi janji jangan gemblung kelewatan. Kalau Hpku bunyi terus kena marah ibuku.”
Mereka berdua hanya membalas emoticon tangan jempol.
Selang beberapa menit Wida sudah di masukkan di grup.
“Selamat datang calon menantu ayahku yang paling cantiiiiiiik.”tertulis Dika.
“Selamat datang digrup calon istriku sayang.” Sam juga menulis.
“Asalamuallaikum, teman.”
“ Waalaikumsalam. Bener-bener calon menantu Samawa.”
“Waalaikumsalam.(bersalaman, cium tangan). Cium pipinya besok kalau dah jadi istri beneran.”
“Pingin bulan madu kemana?”
“Bali, Singapur, Raja Ampat, ke bulan.”
“Matahari”
“Ouuu ternyata kamu suka yang anget-anget ya.”tulis Dika mulai ngelantur.
“Gemblunng.”terkhir dari Ayu
Wida hanya tersenyum membaca di grup. Tanpa menulis kata apapun.
“Ayo Wid…..bersuara.”
“Diucapi salam kok nggak balas.”
“Waallaikum salaaam.”telah terkirim pesan suara dari Wida.
“Ouh merdunya suara mu.”
Sampai malam grup menjadi ramai. Ada saja yang meeka sampaikan.