Angin Siang
Tung Widut
Hebusan angin semilir
Hembusan nafas membendung
Rasa dalam
Angin yang menjadi saksi
Saat kau menyatakan tak memilihku lagi
Dia saat itu disampingmu
Merayu memanja di depan mata
Angin siang menjadi amarah
Mengunci daya kekuatan
Bibir terkatup tak mampu lagi
Menyebut namamu