CAT DI RAMBUTMU

Mengenal dan memahami setiap anak merupakan bagian dari pembelajaran. Kami berusaha mengenal wajah dan karakter mereka walaupun tidak bertemu. Tujuannya untuk memudahkan bagaimana cara mendidik mereka.

Kupegang daftar absen dan photo mereka. Photo itu diberikan bagian TU agar aku bisa mengenal satu persatu. Photo itu memang bukan photo baru, tapi photo saat mereka duduk di kelas VII.

Ku coba mencocokan photo dengan DP di watshap mereka satu persatu. Tapi baru beberapa orang aku menghentikannya. Anak-anak banyak yang tidak memasang photonya sendiri. Hal ini menyulitkan aku untuk mengenal mereka satu persatu.

Kusimpan photo dan absen di laci meja. Aku pergi menuju ruang perpustakaan. Niatku mau mencari buku sekaligus menanyakan kepada petugas perpustakaan, apakah mereka sudah mengambi buku pegangan siswa atau belum.

Dari petugas aku mendapatkan nama beberapa anak yang belum mengambil buku perpustakaan. Aku segera mengambil handphone dan mengabarkan kepada anak-anak agar segera mengambilnya.

Mereka yang belum hampir sebagian besar anak laki-laki. Alasannya beragam ada yang tidak tahu jadwal, lagi tidak di rumah, sedang isolasi mandiri (Isoman), dan ada juga yang bilang tidak ada kendaraan.

Bagi yang sedang isoman, aku memintanya untuk tetap di rumah sampai waktu isoman selesai. Sedang yang lainnya usahakan untuk datang dan menganbil buku. Buku ini penting sebagai bahan bacaan dan penunjang pembelajaran.

Beberapa anak datang dengan prokes ketat. Aku menyambutnya di perpustakaan. Anak-anak masuk dengan tertib. Satu persatu di absen dan menerima 10 buku paket untuk di pelajari. Setelah itu mereka diminta untuk menghadapku di pojok perpustakaan.

Aku hanya ingin mengenal mereka dan mencocokan photo dan daftar absen yang aku terima. Seorang anak laki-laki berjalan ke arahku. Memakai topi berwarna abu-abu, sambil menenteng tas yang isinya buku perpustakaan,

Aku tersenyum dan menanyakan apakah photo yang aku pegang benar-benar miliknya. Si anak mengangguk, setelah menjawab beberapa pertanyaan dariku dia segera berlalu. Seorang anak kembali mendekat kepadaku. Memakai topi berwarna merah yang hampir menutupi seluruh wajahnya.

Aku menatapnya dan meminta untuk membuka topi itu. Anak itu menolaknya dengan alasan malu. Aku semakin curiga. Aku berdiri dan menghampirinya. Ku coba meraih topi untuk membukanya. Tapi dengan cepat dia memegangi topinya.

Aku kembali memintanya untuk membuka topi. Dengan terpaksa dia membuka topinya. Aku menatapnya tak percaya. Dari depan terlihat rapih, tapi dari belakang terlihat ikat rambut dengan karet gelang berwarna merah.

Aku segera membuka ikatannya. Terlihat rambut sisi kiri kanan menutupi telinga, bagian belakang melebihi kerah bajunya, dan warna rambutnya juga bukan hitam tapi berwarna-warni. Ada merah, kuning dan hijau, persip seperti lampu lalu lintas.

Aku mengambil gunting dilaci meja perpustakaan. Anak itu segera mundur sambil memegangi rambutnya. Dia sudah yakin kalau aku akan memotongnya.
“Bu… rambut Arip juga sama seperti rambut saya, tapi mengapa dia tidak dipotong?” anak itu menatapku kecewa. Aku mengeryitkan dahi, anak itu menjelaskan Arip anak laki-laki yang memakai topi abu-abu yang baru saja keluar dari perpustakaan.

Aku terdiam, tanganku merapihkan rambut yang baru saja aku gunting. Aku hanya merapihkannya dan membuang warna dirambut anak itu. kuambil cermin kecil di tasku dan meminta anak untuk melihat rambutnya.

“Rapih sih… tapi kesel, sudah capek panjangin rambut di potong juga…!” jawabnya sambil memakai kembali topi merahnya. Aku menasehatinya dan mengingatkan kembali peraturan di sekolah tentang kerapihan.

Anak itu diam, tapi dari raut wajahnya terlihat kecewa dan sedih. Itu aturan sekolah, aku harus tetap menjalankannya. Dan aku berjanji akan melakukan hal yang sama terhadap Arip dan anak-anak yang lain jika mereka melanggar.

Setelah mendengar janjiku, dia segera berlalu. Aku kembali duduk dan memandang anak-anak yang masih antri di depan perpustakaan. Hatiku mulai takut, jangan-jangan mereka juga sama, punya cat di rambutnya.

#Kisah Dibalik Pembelajaraan Daring
#KMAA-7

Tinggalkan Balasan