Pembelajaran online terkadang membuat aku ragu untuk menilai kemampuan anak-anak sekaligus kemampuanku mengajar. Hasil ulangan bukan menjadi patokan saat memberikan nilai atas kemampuan mereka.
Hasil ulangan membuatku ragu atas kemampuan mereka. Yang mencolok dari hasil ulangan adalah banyak anak yang mendapat nilai yang mencapai angka 100. Pada kegiatan ulangan tatap muka saja jarang sekali anak mendapatkan nilai tersebut.
Untuk meyakinkan keraguanku, aku mencoba tanya jawab secara langsung. Beberapa pertanyaan kuajukan pada anak-anak. Diantara mereka banyak yang menjawab salah, dan beberapa anak menjawab benar.
Perhatianku tertuju pada mereka yang mendapat nilai tertinggi di google formulir. Ku ajukan beberpa pertanyaan terkait pembelajaran. Mereka terlihat gugup bahkan salah menjawab. Aku semakin yakin dengan hatiku. Kalau mereka bukan pintar karena pemahamannya sendiri.
Setelah pembelajaran selesai. Aku membandingkan hasil ulangan di google formulir dengan hasil tanya jawab langsung. Beberapa pertanyaan tidak terjawab, beberapa yang terjawabpun jawabannya masih salah.
Pemegang peringkat tertinggi dikelas mengirim chat padaku. Dia jelaskan alasan mengapa teman-temannya tidak mampu menjawab soal tanya jawab. Mereka begitu karena saat ulangan mereka googling. Aku berusaha untuk tidak terlalu menanggapinya. Tapi aku yakin apa yang dikatakannya benar.
Beberapa temannya juga mengirim chat padaku. Isinya sama, mereka kecewa dengan teman-temannya yang tidak jujur dan meminta aku untuk bersikap adil. Mereka tidak mau di rugikan, jika yang lain bisa nyontek mengapa mereka tidak.
Kali ini aku tanggapi protes mereka. Aku tidak ingin mereka kecewa. Aku juga tidak ingin mereka menganggap kalau mencontek sesuatu yang boleh dilakukan. Kekecewaan mereka kekecewaanku juga. Jika mereka tidak percaya padaku, maka apa yang kulakukan sia-sia.
Mereka pasti tidak akan mau belajar. Mereka akan mengganggap semua bisa diselesaikan dengan mencontek. Yang belajar juga akan ketakutan jika kemampuannya dikalahkan dengan teman-temannya yang mencontek.
“Kemampuan seseorang tidak dilihat dari nilai atau hasil ulangan. Apalagi ulangan tidak diawasi langsung oleh guru. Kejujurannya diragukan. Kalian tidak usah khawatir, ibu tidak hanya menilai dari hasil ulangan”. Bujukku
“Kemampuan sesungguhnya akan terlihat saat kalian berinteraksi dengan sesama dan lingkungannya. Bukan hanya cara berpikir, cara bertutur sapa dan cara bertindak tapi kejujuran akan menjelaskan kemampuanmu yang sesungguhnya”. Lanjutku.
#Kisah Dibalik Pembelajaraan Daring
#KMAA-14