Kubaca sebuah status di akun Facebook dengan judul SEMACAM PERS RELEASE MINI ALBUM. Dia menuliskan nama pada akunnya dengan nama pena. Nama belakang menggunakan nama Chan. Jadi kukira dia masih saudaranya Jackie Chan saat awal-awal membaca puisi atau novelnya yang kalau dihitung ada ratusan part.
Kuakui novel itu begitu mengalir. Maklumlah novel itu kisahnya sendiri dengan ibu anak-anaknya. Namun kalau aku pribadi, menulis novel akan tersendat meskipun diambil dari perjalanan kisah roman dengan mantan pacar. Paling mentok hanya sampai tiga puluhan judul. Heheheh.
Dalam perkembangannya, sahabat onlineku itu lebih banyak menulis artikel parenting, cerpen, humaniora. Tulisan yang sangat bagus. Meski kalau dipuji dia bakal takkan suka.
Namun beberapa waktu terakhir dia jarang menulis, baik di akun Facebook, Instagram maupun blog maupun Kompasiana. Lama tak muncul tulisannya, pada akhirnya dia memposting rekaman limbah nada, sebuah sebutan darinya akan suaranya itu.
Sungguh aku tak setuju kalau dia menyebut demikian. Seolah mengecilkan kuasa Allah yang sudah memberikan suara khas untuknya.
Kalau aku sendiri lebih senang kalau bercanda dengan menyebut kalau lagu apapun kalau yang menyanyikan dia, pasti akan melow. Hihihi.
Melihat hobi baru mas Rizal itu aku mengajukan pertanyaan lewat kolom komentar di Instagramnya.
“Mas Rizal bikin Project Album, ya?”
Dia mengira-ngira pertanyaanku karena adanya dorongan rasa ingin tahu, tempe, mendoan atau bakwan. Ahahah. Ada-ada saja pendapatnya. Tapi terserah. Aku tak mau ambil pusing. Yang jelas, aku memang penasaran dengan hobi barunya.
“Jawabanku pasti iya! Dan, berbentuk mini album. Karena, team supporting dalam pembuatan video itu kapasitasnya mini. Hihihi.”
Begitulah terangnya dalam status Facebooknya. Sejenis pers release mini albumnya.
“Terakhir. Aku tak akan khawatir, karena ada satu pertanyaan: Bagaimana jika nanti terkenal? Kukira aku akan merasa aman. Hingga hari ini, aku masih belum hapal tandatangan!”
Branjang, 15 Juli 2022