Teman saya lulusan psikologi dari salah satu perguruan tinggi swasta terkenal di Yogyakarta. Awal perkenalan saya dengannya adalah ketika ada pelatihan bareng di salah satu organisasi difabel di Yogyakarta. Kami mewakili sekolah kami dalam kegiatan itu.
Semula, saya kira yang benar-benar mau mengabdi di dunia pendidikan adalah lulusan kependidikan. Ternyata tidak. Meski saat itu tidak sebanyak lulusan kepedidikan, tetapi ada lulusan bidang lain yang mau bekerja di dunia pendidikan. Terutama pendidikan khusus, atau lebih dikenal dengan SLB.
Pendidikan adalah dunia yang berhubungan dengan manusia, yaitu anak didik. Para pendidik belajar terlebih dahulu untuk dapat melayani anak-anak didik. Sebelum menjadi pendidik, tentu saja menjadi anak didik terlebih dahulu. Bangku perkuliahan-lah yang menjadi awal pendidikan bagi pendidik.
Apakah pendidik berhenti belajar ketika sudah menjadi seorang guru? Tidak. Kami masih harus tetap belajar. Karena akan tetap ada perkembangan di dunia kepedidikan kita. Kurikulum. Salah satu yang terus berkembang dan ada pembaharuan di dalamnya.
Perencanaan yang baik maka diharapkan akan menghasilkan yang baik pula. Meski keberhasilan pendidikan bukan hanya melulu dari faktor pendidik. Faktor kecerdasan anak dan faktor lingkungan juga menjadi penentunya.
Pendidik akan belajar langsung dari para anak didik. Bagaimana menentukan metode. Bagaimana menentukan alat pembelajaran yang tepat. Dan sebagainya, yang itu disesuaikan dengan kemampuan anak didik. Pembelajaran individual istilahnya.
Sementara psikologi adalah dunia yang juga berhubungan dengan orang lain, termasuk dunia anak juga. Dalam dunia pendidikan anak ini sangat diperlukan yang dinamakan asesmen terhadap calon peserta didik.
Nah, yang dapat melakukan tes asesmen dengan keilmuannya diantaranya dilakukan oleh para lulusan psikologi ini. Di setiap sekolah, mulai bermunculan penyelenggaraan tes asesmen melalui jasa lulusan psikologi ini.
Di wilayah kabupaten Gunungkidul, sekolah-sekolah ternama telah menggunakan jasa ini. Nah, teman saya ini, bersama teman-temannya sesama ahli psikologi sampai kewalahan menjadwalkan kegiatan asesmen di sekolah-sekolah itu.
Memang, asesmen awal itu penting. Tidak hanya bagi anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi juga untuk semua anak-anak yang normal. Dari asesmen ini akan diketahui kemampuan anak seperti apa. Nah, kemampuan awal ini akan menentukan langkah pembelajaran di dalam kelas oleh guru kelasnya. Misalkan jika hasil asesmen menunjukkan kemampuan anak di bawah rata-rata maka akan disarankan untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Khusus.
(Telah diposting di Kompasiana)