Bansos Anas

Ekonomi, YPTD37 Dilihat

  • Berlayar ketepian biduk perunggu
    Kaum kolonial pulau seribu
    Panjang antrian sabar menunggu
    Bantuan sosial tigaratus ribu

Tukang Jahit itu tersenyum sedikit.  Ya sedikit saja bersebab teman teman nya masih banyak yang belum mendapat Bansos.   Setia kawankah si Anas.  Boleh dibilang begitu boleh juga tidak.

Apalah daya seorang Tukang Jahit yang mangkal di Pujasera Perumahan Bumi Harapan permai (BHP) RW 06 Kelurahan Dukuh Jakarta Timur.  Sementara teman sebelah Mas Wardjo lebih banyak bersyukur.  Penjual segala macam makanan dari pecel sampai nasi kuning ini juga mendapat Buku Tabungan lengkap dengan ATM.

Ya dua saudara kita ini dalam kapasitas rakyat memperoleh belas kasih negara.  Mereka terdaftar dalam kategori warga Jakarta mendapat bantuan sosial.  Anas tersenyum masih sedikit setika awak bilang

” Bersyukurlah Bang Anas, nanti temanmu itu suruh urus dulu KTP  DKI”

Anas mengangguk ngangguk.  Paling tidak dia telah berjasa menyempitkan jeans yang longgar dan memotong celana levis kepanjangan.  Anas langganan setia menjahit apa saja bisa.  Soal jasa bisa ditawar, tetapi warga tak sampai hati,  selalu dibayar berlebih besebab jahitan  kualitas nasional.

“Pak Haji, bantuan sembako  sekarang tidak ada lagi, karena yang tukang bungkus beras dan minyak serta gula pulang kampong”

Awak tahu arah guyonan Anas. Perubahan kebijakan Kementerian Sosial mengganti bantuan sembako dengan bantuan tunai duit tenta ada maksudnya. Tidak usyah dijawab, tujuan utama agar bantuan itu utuh sampai di saudara dhuafa tanpa berkurang sedikitpun.

Mas Wardjo dan Anas walaupun sudah dapat bansos tunai kini agak galau.  Galau dari tanggal 28 Januari sampai 8 Februari 2021 bersebab Pengaturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).  Pujasera BHP tempat mereka mangkal ditutup selama 10 hari. Semua pedagang dihimbau tidak berjualan termasuk tukang sayur , cilok, lontong sayur dan sate padang juga bakso.  Mereka patuh sama negara kesatuan republik indonesia.

Terus selama 10 hari bantuan tunai cukup? Tidak tahulah.  Mungkin para pedagang harian ini bergeser sedikit ke kampong sebelah, Syukur syukur bisa jualan.  Pembeli mau ngejar dagangan mereka, ya bisa jadi kalau kulinernya enak.

Inilah sisi sisi kehidupan rakyat di tengah pandemi covid 19.  11 bulan masih berkutat di3 M dan nestapa berkurangnnya penghasilan harian.  Sampai kapan bisa bertahan. Presiden dan Ketua RT juga belum paham.  Hanya doa nan bisa dilantunkan semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa bisa mengembalikan keadaan normal atas doa doa dhuafa.

Salam Literasi

BHP030221

YPTD

 

Tinggalkan Balasan