Ayunan Kayu Kenangan

Puisi24 Dilihat

Jauh terletak di tengah kota kecil

Rumah sederhana berwarna biru

Halaman luas tempat bermain di kala sore

Di hiasi beberapa pohon membuat sejuk suasana

Ditimang disayang didekap siang dan malam

Bergerak menangis tertawa, tengkurap, merangkak hingga berjalan sempurna

Berlari bersama teman habiskan hari penuh ceria

Kala sore datang, bersama duduk di bawah pohon nikmati angin sepoi-sepoi pada kayu tua yang terbentuk menjadi bangku antik dengan sendirinya

Yang kecil berlari ke arah teras menaiki ayunan kayu buatan Ayahnya

Tersenyum riang menghentak kaki mengayun ke depan dan ke belakang semakin laju

Sesekali melihat ke arah jalan aspal melihat lalu lalang motor

Yang besar ikutan ingin ikutan berayun bersama sang adik

Berdua bersempit-sempitan menaiki ayunan kayu bertali tambang kuat tersemat

Mentari semakin tenggelam beri sinyal hadapi malam

Bersama masuk ke rumah panggung sederhana bersiap membersihkan diri untuk Sholat Maghrib dan Mengaji.

Menonton televisi berlayar hitam putih bersama baring bercanda menjelang berkumandangnya Adzan Isya

Kini semua itu hanya bayangan

Dalam gelap dan terang hanya berbentuk kenangan

Terpatri di hati tak kan pernah terbuang

School.02Maret2021

Tinggalkan Balasan