Cerita Ceplok Telor Ending dari Sebuah Perjalanan

Edukasi, Literasi30 Dilihat
Malam ini begitu tenang diiringi oleh segarnya udara. Tak ada sedikit pun suara teriakan hewan malam yang menjamak tempat ini. Ketenangan malam mengiringi hati ini yang siap akan mencurahkan idenya dalam sebuah tulisan.
Sebuah tulisan walau tak indah namun memiliki makna tersendiri. Kali ini saya akan membuat tulisan yang mudah-mudahan bisa memberi pencerahan pada pembaca untuk mencoba menorehkan tintanya pada selembar kertas.
Saya awali tulisan ini dengan memasuki dunia menulis. Menulis merupakan kata yang menurut saya berat. Kenapa berat? pandangan saya saat itu tentang menulis benar-benar sulit untuk dilakukan. Yang ada dalam benak saya waktu itu bahwa menulis harus memiliki judul dan isi yang berbobot.
Akhirnya keinginan saya untuk menerbitkan buku pupus. Tidak lama kemudian tanpa disengaja saya membuka group what app diklat APKS PGRI Jawa Timur pada bulan Desember 2021. Pada waktu itu Bapak Wijaya Kusumah (Omjay) mengajak kepada para peserta diklat APKS PGRI untuk bergabung dalam diklat menulis PGRI.
Dengan modal nekat saya akhirnya ikut bergabung dalam group what app diklat menulis PGRI. Syarat mengikuti diklat cukup gampang yaitu :
  1. Niat tulus ingin menulis
  2. Konsisten menulis
  3. Memiliki blog pribadi
  4. Tidak dipungut biaya
  5. Mengumpulkan tugas
Pada awalnya muncul rasa ragu, takut dan minder. Tapi karena keinginan saya ingin menerbitkan buku, ini yang membuat saya terus maju mengikuti diklat menulis. Saya tergabung dalam  peserta diklat menulis gelombang 17. Pertemuan pertama dimulai pada awal Januari dengan narasumber Omjay sendiri. Dimana bertemakan “Menulis Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”
Setelah menyimak pemaparan materi dari narasumber tugas saya berikutnya yaitu membuat resume dari materinya. Hasil resume dimuat pada blog pribadi lalu dipublikasikan. Setiap resume yang kita buat harus di upload pada form pengumpulan tugas resume.
Tanpa terasa waktu cepat berlalu sudah tiba saat nya pada pertemuan ke-38. Pada pertemuan ke-38 pelatihan menulis PGRI mempersembahkan narasumber tak kalah hebatnya Beliau adalah Bu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H. Dengan dipandu oleh moderator literasi hebat kita Beliau adalah Mr. Bams.

Mr. Bams memulai acara pada pukul 19.03 dan tak lupa mengucapkan salam serta semangat literasi kepada bapak dan ibu guru hebat. Untuk menyingkat waktu Mr. Bams langsung menyerahkan acara kepada narasumber.

Mengawali acaranya Bunda Lilis langsung memperkenalkan diri. Beliau dengan nama lengkap Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno. Beliau seorang pengajar di SMP Negeri 2 Nekamese Kabupaten Kupang NTT dengan mengampu mapel PPKn.
Pada kesempatan ini Bunda Lilis akan menyampaikan materinya tentang “Menulis Semudah Ceplok Telor”. Pemaparan pertama mengenai  sejarah menulis mulai dari nol. Awalnya menulis itu sulit bagi pemula namun sejak dibukanya diklat menulis PGRI nya Omjay maka terciptalah penulis-penulis hebat.
Untuk menjadi penulis hebat harus banyak membaca sebab membaca merupakan kunci kesuksesan seorang penulis. Beliau juga menyampaikan tentang “The Law of Repetition”. Hukum pengulangan yang pertama yaitu perubahan kecil 1% menghasilkan perbedaan besar. Maksudnya sering kali orang beranggapan bahwa kesuksesan yang besar menuntut aksi yang besar pula.
Ketika diberi beban berat untuk membuat suatu perubahan maka akan terasa seperti guncangan gempa. Menurut ilmu matamatikanya 1% bisa lebih baik setiap tahun. Dan akhirnya kita akan 37 kali lebih baik pada penghujung tahun dan sebaliknya jika 1% lebih buruk setiap hari dalam setahun kita akan terpuruk dan menjadi nol.
Hukum pengulangan kedua peraikan 1% menjadi kebiasaan dan jadikan kebiasaan dari waktu ke waktu. kebiasaan adalah bunga majemuk dalam perbaikan diri. Setiap perubahan yang dihasilkan pada suatu hari tertentu mengkin berkesan kecil  namun dampakaan akan dirasakan  berbulan-bulan. Untuk mencari cara yang tepat maka pilihlah yang 1 % lebih baik.
Pilihan tersebut menentukan perbedaan antars siapa kita sekarang dan siapa kita nanti. Dan akhirnya terciptalah kesuksesan. Karean sukses adalah produk kebiasaan sehari-hari. Disamping memaparkan tentang “The Low of Repetition”. Beliau juga memaparkan tentang pengalaman beliau dalam mencetak sebuah buku.
Dalam kurun waktu 3 bulan Bunda Lilis bisa mencetak buku sebanyak seribu buku dan hasilnya sangat memuaskan semua bukunya terjual. Tidak hanya sampai disitu Bunda Lilis pun sempat melirik menulis buku Ber-ISBN.
Beliau juga merasa bersyukur karena melalui kegiatan menulis Omjay akhirnya bisa menjadi narasumber nasional dengan income sebesar 3M oleh Omjay. 3M ini diantaranya :
  1. Subhanallah
  2. Alhamdulillah
  3. Allahu akbar
Dengan 3M ini akhirnya Beliau mendadak kaya yitu Kaya ilmu, teman, pengalaman, dan kaya hati untuk selalu bebagi.
Di penghujung paparannya Beliau menyampaikan bahwa menulis semudah ceplok telor. Ini dikarenakan menulis adalah sesuatu kemudahan dalam mencurahkan atau meluapkan suatu perasaan cinta yang tak sampai. Supaya tercapai cintanya maka buatlah tulisan . Karena menulis adalah berteriak kepada dunia tanpa suara.
Jadi buatlah tulisan sebanyak mungkin guna mencurahkan semua ungkapan perasaan  dan menghasilkan sebuah karya. Sebagaimana membuat  ceplok telor begitu mudah. Tak terasa materi Bunda Lilis akhirnya selesai. Dan pertemuan ke-38 merupakan ending dari sebuah perjalanan.

Tinggalkan Balasan

2 komentar