IMPIANKU TELAH TERWUJUD DI NEGERI PANDA
(TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CINA )
Syahruni Ningsih, S.Pd (SMPN 1 MALUNDA)
SULAWESI BARAT KABUPATEN MAJENE
Alhamdulillah, tak henti –hentinya saya bersyukur kepada Allah SWT, setelah mendapat kabar bahagia. Bu Isti (KEMDIKBUD) menelpon dan menyampaikan jika saya adalah bagian dari peserta 1000 guru yang akan dikirim Belajar (STEM dan HOST ) ke Luar Negeri. Beliau menginformasikan kelengkapan administrasi yang harus disiapkan melaui WhatsApp, semangat 45 rasanya hari itu. Tanggal 26-28 Februari 2019 kami berada di Jakarta untuk Pre Departure . Tanggal 1-2 Maret perjalanan menuju Negeri Cina. Sebuah pengalaman baru buat saya chek in untuk penerbangan domestic dengan berbagai aturan yang sangat ketat. Wow inikah Hongkong ucapku pertama kali ketika pesawat Chatay pacific yang saya tumpangi mendarat dengan selamat di Bandara Hongkong, Uhhh udaranya sangat dingin tembus ke tulang. Perjalanan kurang lebih 7 jam dengan bus menuju Kota Xuzhou Jiangshu, kami bersama rombongan tiba Di Jiangsu (CUMT) pukul 10.00 malam disambut dengan udara yang begitu dingin. Inilah tempat kami nantinya menginap dan belajar selama 3 pekan.
Masih pagi buta saya terbangun, jam menunjukkan pukul 04.00 waktu Di Cina (sama waktu Indonesia bagian Tengah) Udara dingin di luar sana tidak terasa, dari kemarin penghangat ruangan tidak pernah off. Seperti biasa sarapan dimulai pukul 07.00 dengan sebiji bakpao dan sepiring sawi cina bisa bertahan sampai siang hari.
Hari ini kami belajar di kampus 2 Jiangsu Vokational Institute of arctitecture technologi. Saya duduk paling belakang. Semua materi disampaikan dalam Bahasa Cina. Alhamdulillah materi hari ini ditranslate dalam dua bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Dari pembelajaran hari ini, saya mengetahui jika Negara Cina memiliki gaya tersendiri (style) dalam belajar , ada tiga hal yang ditekankan pada peserta didik dan mahasiswa yaitu : Di Tahun pertama peserta didik sudah tahu apa ? Di Tahun ke 2 peserta didik sudah bisa apa dan di tahun ke tiga peserta didik sudah menghasilkan dan mencapai apa ? Di Jiangsu sebagai pusat pendidikan ujian atau tes dan rangking yang biasanya diberikan kepada peserta didik atau mahasiswa berangsur angsur ditiadakan, siswa didik untuk kreatif, mampu bekerja sama dan kritis. Dahulu Cina banyak mencontoh negara luar dalam hal tehnologi tapi sekarang justru dari negara lain yang banyak mencontoh negara Cina.
Bagaimana Cina dapat berkembang pesat dalam bidang tehnologi karena banyak belajar pada pakar Internasional, meniru (imitasi) kemudian hasil tiruan ini dikembangkan menjadi lebih canggih dan produk yang dihasilkan harus berstandar Internasional. Selain itu peserta didik dipersiapkan untuk menghadapi kebutuahan pasar dunia agar bisa bersaing diera globalisasi, mereka diberi keterampilan bukan untuk bekerja tetapi bagaimana peserta didik dan mahasiswa bisa membuka lapangan pekerjaan. Wajar jika Negeri Tirai bambu kini menjadi negara adikuasa Global. Ada beberapa hal yang menjadi pengalaman belajar saya :
- Bahwa pendidikan yang berkualiatas bisa mengubah nasib bangsa dan mengubah peradaban dunia.
- Negara Cina adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, akan tetapi itu tidak dijadikan sebagai beban negara, melainkan menjadi kekutan mereka dalam pengembangan potensi sumber daya manusia dalam penguasaan tehnologi.
- Pendidikan di Cina mengajarakan peserta didik agar mampu bersaing diera globalisasi dan mampu hidup mandiri.
Semoga ilmu yang kami dapatkan bisa bermanfaat buat rekan –rekan pendidik di Indonesia.
Dengan 8 langkah-langkah di atas ini, program literasi dan numerasi dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan memberikan dampak positif bagi peserta didik.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Bagaimana Cara Meningkatkan Nilai Literasi dan Numerasi Siswa di Sekolah?”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/66d29112ed641578a34e9e52/bagaimana-cara-meningkatkan-nilai-literasi-dan-numerasi-siswa-di-sekolah
Kreator: Wijaya Kusumah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com