CATATAN WORKSHOP

CATATAN WORKSHOP GURU LITERAT

Ketika materi disampaikan, mata audiens yang tediri para Guru primary school seolah tidak berkedip, apakah pertanda memperhatikan, atau diotak mereka memikirkan hal lain, seperti tuntutan kebutuhan hidup, menunggu tanggal muda yang masih sepekan, atau pikiran lain di luar kelas yang menjadi beban hidupnya.

Kehadirannya ditempat inipun sebenarnya masih menyimpan pertanyaan, apakah karena ingin belajar bersama meningkatkan kapasitas profesinya, atau ingin kangen-kangenan dengan bertemu rekan sejawat, sekedar menggugurkan kewajiban sebagai utusan lembaga, atau muatan lain yang hanya mampu dijawab oleh masing-masing pribadi.

Memasuki sesi tanya jawab, suasananya tetap saja hening tanpa ada satupun yang mengacungkan tangan, entah mereka benar-benar faham, atau mungkin hampa, yang berarti sama sekali belum memahami materi yang disampaikan nara sumber, dan saat ditanyakan ternyata jawabanya ‘pusing’.

Sebenarnya semua guru pernah mendengar tentang literasi digital, namun sedikit diantara mereka yang menyambut dengan mencari tahu arti sesungguhnya, dengan alasan klasik banyaknya tugas guru atau alasan lain yang senada, padahal peluang mereka sangatlah besar.

Guru, siapapun mereka yang menempatkan dirinya pada profesi ini, idialnya selalu memperbaharui ilmu pengetahuan dan tehnologi yang perkembanganya tidak mungkin dibendung, peranya menempatkan posisi tertinggi dalam mempengaruhi prilaku peserta didik, sehingga sayang jika guru kurang menyadari bahwa kiprahnya sangatlah menentukan suksesnya gerakan literasi.

Disisi lain, pembelajaran jarak jauh yang sudah terlaksana dua tahun ini, tidak menutup kemungkinan justru akan menjadi  trend pendidikan pada masa mendatang, artinya, sarana prasarana pendidikan tidak setiap hari didatangi, tapi hanya ditempati jika ada permasalahan yang dihadapi peserta didik, sedang pelaksanaan peoses pembelajaran  mengajar bisa dilakukan di rumah.

Oleh karena itu, guru dituntut selalu meningkatkan kapasitas dengan mengikuti pelatihan bentuk apapun agar tidak tertinggal zaman, termasuk harus menguasai perangkat lunak agar pembelajaran tepat sasaran.

 

KMAA – 2

Bojonegoro, 23 Agustus 2021

Moch. Syaechu Nasirudin.

Tinggalkan Balasan