Begini Caranya Naik Subway Gratis di New York

Wisata140 Dilihat

Pengembaraan di kota New York terus berlanjut setelah sejenak mampir ke Masjid indah berlantai lima di One Riverside. Dan seperti biasa perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan transportasi favorit yang anti macet, yaitu Subway. Tujuan kita kali ini adalah 5th Avenue dan kawasan Rockofeller Plaza yang merupakan kawasan paling mahal dan juga tempat belanja paling bergengsi di Manhattan.

Dari stasiun subway 72nd Street Broadway, kami naik Line 1 tujuan South Ferry dan turun hanya dua stasiun di 59 street Colombus Circle lalu ganti kereta Line B tujuan Brighton Beach dan juga turun hanya dua stasiun di 47-50 Street, Rockofeller Center di Avenue of Americas. Keluar stasiun, langit sudah mulai gelap walau waktu baru menunjukkan sekitar pukul 4.30 sore. Suasana senja ternyata tidak membuat suasana di salah satu kawasan paling populer di pusat kota New York ini menjadi sepi.
Akhir Desember kian dekat, suasana Natal dan Tahun Baru ada dimana-mana. Pohon-pohon Natal raksasa dengan hiasan lampu yang gemerlap membuat hawa dingin menjadi hangat. Apalagi dengan ramainya manusia di sini. Berjalan pun kita harus hati-hati, karena setiap saat bisa saja bertabrakan dengan pejalan kaki yang lain.

Kami masuk ke . Sebuah pusat perbelanjaan, perkantoran dan juga pencakar langit lawas yang dibangun pada tahun 1930. Hingga kini gedung ini masih berdiri dengan gagah walau telah berusia hampir lebih delapan puluh tahun. Suasana mewah dan megah terasa di dalam gedung ini dengan lukisan dinding atau mural klasik yang ada. Namun, semua tempat memang ramai. Maklum baik penduduk New York ataupun wisatawan dari penjuru Amerika dan dunia seakan-akan tumplak semua mau merayakan tahun baru di New York.

Bahkan mau mencari tepat duduk ataupun ke toilet harus antre cukup lama. Sehingga akhirnya kami kembali keluar dan berjalan sepanjang 5th Avenue. Sebagian jalan di tutup polisi dan beberapa halte bus juga tidak difungsikan sepanjang 5th Avenue. Di sebuah persimpangan jalan, banyak orang berkerumun dan menyaksikan film layar lebar berupa lampu yang ditayangkan di depan gedung pencakar langit. Filmnya hanya musikal bertemakan natal dan Tahun Baru . Namun orang-orang tetap antusias menontonnya. Lucunya seorang polisi bahkan berteriak bahwa yang mereka lihat hanyalah lampu. He he.

Tidak tahan dengan suasana yang terlalu ramai, kami segera meninggalkan Rockofeller Plaza kembali dengan naik subway. Suasana di stasiun subway juga cukup ramai dan seperti biasanya cukup banyak polisi dan petugas keamanan yang berjaga-jaga. Ketika melihat kami membawa ransel, seorang polisi memberhentikan dan meminta dengan sopan untuk memeriksa isi ransel. Sayangnya Stasiun subway di New York belum dilengkapi dengan alat X Ray seperti di beberapa kota besar dunia lainnya. Polisi masih melakukan secara manual dan visual saja.

Asyiknya setelah tidak menemukan benda yang mencurigakan di dalam ransel, polisi kemudian mengembalikan tas dan membuka pintu keluar sehingga kita bisa masuk tanda menggunakan tiket alias naik subway secara gratis. Sebenarnya tidak ada manfaatnya juga karena kita sudah punya tiket langganan yang berlaku selama satu minggu. Tapi lumayan bisa masuk ke peron tanpa menggesek tiket.

Suasana di dalam stasiun juga tambah ramai dengan adanya pengamen yang menghibur penumpang yang lalu lalang. Salah satunya adalah sekelompok pemuda berwajah Asia yang memainkan organ dengan lagu-lagu pop yang riang. Di depan organ itu dihamparkan tas yang berisi DVD yang ternyata dijual dengan harga USD 20.

Stasiun 42nd Street Times Square memang sangat ramai. Dan di dalamnya kita dapat berjalan kaki menuju ke Stasiun PABT 8th Avenue melalui lorong yang juga selalu ramai. Selain ramai dengan penumpang, ada juga hasan berupa mural atau lukisan tembok yang menarik karena penuh dengan warna-warni yang memberi kesan riang.

Kami muncul di 8th Avenue. Suasana malam masih sangat ramai. Taxi-taxi kuning berderet d tepi jalan menanti penumpang. Toko-toko masih ramai buka dengan neon dan lampu-lampu yang terus menyala. Di tepi jalan, banyak juga pedagang kaki lima dengan gerobak yang menjual makanan kecil khas New York yaitu pretzel. Harganya 5 USD untuk 3 buah pretzel yang ukurannya lumayan besar. Di dekatnya ada juga pelukis jalanan yang sedang asyik melukis wajah orang-orang yang memang minta dilukis dengan model kartun. Harga nya sekitar 15 sampai dengan 20 USD per lukisan.

Salah satu tempat menarik di kawasan Times Square adalah Museum Madame Tussaud yang berisi patung lilin tokoh-tokoh terkenal di dunia. Selain itu ada juga museum Ripley , Believe it or Not yang bermandikan cahaya di malam hari. Kami terus menyusuri 8th Avenue dan kemudian belok kanan di West 44 th street dan memasuki kawasan yang disebut Theatre District dimana banyak terdapat teater dan hiburan malam yang membuat kota New York ini dijuluki sebagai kota yang tidak pernah tidur.

 

Di sini terdapat Majestic Theatre, St. James Theatre, dan kemudian Halen Hayes Theatre. Di depannya ada Schubert Theatre yang sedang menayangkan Drama Musik terkenal yaitu Matilda. Selain itu juga masih banyak Theatre lain yang sedang menayangkan banyak pertunjukan yang menarik.


Singkat kata , berjalan-jalan di kawasan Times Square di Manhattan membuat kita tetap merasa antusias walaupun hari kian malam dan udara dingin terus menusuk tulang. Suasana pergantian ke malam tahun baru juga membuat kawasan ini tetap hidup dan ramai. Apalagi ada juga pusat perbelanjaan yang memang buka 24 jam

.
Siapa takut ada di New York pada saat detik-detik menjelang tahun baru! Apalagi bisa naik subway gratis dengan hanya cukup membawa ransel.

New York

New York Akhir Desember 2015

Tinggalkan Balasan