Uji Nyali di Teras Kaca
Saat ini aku dan mas Pras berada di sebuah kabupaten yang terkenal dengan tempat wisata viralnya. Gunungkidul.
Kenapa bulan madu di ajak ke kota pelajar sampai kota seribu gunung atau gunung sewu itu? Yang jelas, setelah menikah, aku benar-benar diboyong ke Jogja. Sebagai isteri, aku hanya manut sama mas Pras.
Untuk menuju ke daerah pesisir pantai selatan, jalan berliku kami lalui. Akibatnya aku hampir saja muntah.
Mas Pras khawatir begitu melihatku mau muntah. Dia menepikan mobil.
“Kita istirahat dulu ya, sayang…”
**
Akhirnya kami sampai juga di salah satu pantai curam yang dikelola dengan apik. Pantai Nguluran. Letaknya di kapanewon Panggang. Ada beberapa spot foto di sana.
Dari beberapa spot foto, yang paling viral adalah Teras Kaca. Spot ini dibuat di tepi pantai curam dengan bahan kaca dengan bentuk seperti teras.
Ketinggian spot foto dari permukaan air laut ada 30 meter. Itu yang diceritakan petugas yang menunggui spot.
Untuk berfoto di spot Teras Kaca, para pengunjung harus rela berlama-lama antri. Lagi, pengunjung harus menukar uang dengan koin yang terbuat dari potongan kayu berukuran kecil, tipis dan berbentuk balok. Penukaran koin tadi ada di loket pendaftaran. Fungsinya untuk antri foto.
**
Lama juga untuk sekadar berfoto di spot Teras Kaca. Aku yang semula sangat tertarik ketika mas Pras menunjukkan foto-foto para pengunjung di Teras Kaca pada internet, jadi ciut nyali.
“Sudah. Yuk foto berdua, bu Pras…” Ajak mas Pras, sedikit memaksaku. Diraihnya tangan kananku, digandengnya menuju spot foto yang membuatku senam jantung.
Keringat dingin dan takut ketinggian juga. Khawatir kalau tiba- tiba ketika ku di sana, kaca-kaca pecah berhamburan dan kami terjatuh di laut selatan. Ngeri membayangkannya.
“Tenang, sayang. Aku ada disampingmu…” Mas Pras tersenyum melihatku pucat ketika hendak menuju spot foto yang unik itu.
Dengan perasaan was-was aku melangkah ke spot foto luar biasa ngeri bagiku meski kalau melihat foto-foto di sosmed begitu cantik dan romantis.