Menepis Kekhawatiran

Menepis Kekhawatiran

Ilustrasi (Pexels)

Pada sudut relung hati, secercah harapan bernyanyi bersama datangnya pagi. Ia menggeliat di rintihan sunyi yang takbertepi.

Pada sotoh rumah yang tak bertuan, sekelompok burung gereja bernyanyi. Mereka menikmati kehangatan nyanyian pagi. Sambil berdendang merdu dan takpernah khawatir tentang makananan untuknya hari ini.

Seketika hati menjadi lara. Haruskah burung gereja lebih percaya akan keberadaan Sang Pencipta daripada umat manusia yang katanya lebih mulia.

Tersudut oleh ulah burung gereja. Mata hati kian terbuka. Jika mereka bisa yakin penyertaan Sang Kuasa, seharusnya manusia bisa lebih dari perbuatan mereka.

Jangan hanya karena merasa lebih mulia, akhirnya manusia justru merasa lebih bisa. Belajar dari burung gereja, ternyata mereka lebih mengerti tentang arti harapan dan masa depan.

Ada kepercayaan yang menjalar dan menyakinkan diri bahwa ada kemampuan yang diberikan untuk dapat mencukupi diri. Membebaskan belenggu kekhawatiran dan mengisi relung hati dalam diam dengan keberanian berjuang.

Jika ada rasa percaya, seharusnya takada kata yang takbisa. Berlari dan tinggalkan kekhawatiran agar tak menggunung dan jadikan hati mendung.

Bekasi, 14 September 2021

 

Tinggalkan Balasan