pengalaman ketika sakit

Terbaru24 Dilihat

Nama : Dafa Dhilla Nova Riyanti

Kelas/nim : 2A-20009

Tugas : Promosi Kesehatan

Tema : Konsep sehat sakit .

Pengalaman Ketika Sakit

Assalamualaikum wr.wb ,perkenalkan saya Dafa Dhilla mahasiswa akper polri tingkat 2A dengan nim 20009. Salam sejahtera bagi kita semua,semoga slalu di mudahkan segala urusannya dan senantiasa di berikan nikmat sehat,aamiin. Di kesempatan kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang keluarga saya dan saya yang sempat terpapar covid-19 4 bulan yang lalu.

Sebelumya saya dan kelurga sempat tak percaya pada covid. Kita pun melakukan kegiatan seperti biasanya. Adik saya yang kelas 3smp ikut perpisahan dari sekolahnya ke puncak dan menyewa vila. Di situ keadaan orang tua sedang tidak vit seperti biasanya. Mama saya yang mempunyai riwayat hipertensi dan merasa badannya sedang tidak enak.

Setelah 3 hari berlalu adik saya sudah pulang dari perpisahan sekolahnya. Setelah adik saya pulang mama saya mengeluh bahwa indra penciumannya menghilang dan indra perasanya pun menghilang. Tak lama di tindak lanjuti. Di saat itu covid sedang meningkat meningkatnya dan pemerintah memberlakukan PPKM. Setelah di swab ternyata mama saya dinyatakan positif. Adik saya pun di tindak lanjuti untuk mengikuti swab,dan hasilnya pun positif bersamaan dengan mama saya.

Akhirnya sekeluarga memutuskan untuk swab bebarengan,untuk memastikan ada yang positif lagi atau tidak. Alhamdulillah saat itu yang positif hanya adik dan mama saya. Mama dan adik saya di isolasi di lantai 2 rumah saya,sedangkan saya,ayah,adik dan sodara saya di bawah. Mau di isolasi di wisma atlit pun penuh pada saat itu,karna memang covid sedang meningkat2nya. Setelah mama dan adik saya positif kita yang blm terpapar merasa panik dan takut kalo kita bakal ikut terpapar juga.

Setelah 2 hari kita yang belum terpapar satu rumah bersama yang positif kita mengalami gejala yang pada umumnya di rasakan orang covid. Dan ayah saya memutuskan untuk pindah dari rumah itu karna ayah saya sudah merasakan gejala covid,untuk menghindari adik saya yang masih kecil. Alhasil kita mengungsi di rumah adik mama yang tidak jauh dari situ tempat tinggalnya. Sedih? iya,karna saya tidak tega melihat mama dan ayah saya yang lemas saat terpapar covid. Saya hanya bisa menyemangati keluarga saya yang terpapar lwt panngilan video call. Setiap malam adik saya pun demam mengigau menanyakan ayah dan mamanya.

Tapi saya berusaha agar adik saya tidak ikut sedih dengan keadaan ini dimana kami sekeluarga terkena wabah yang tidak di inginkan. Selang 4 hari adik dari mama saya mengeluh bahwa indra penciumannya tidak terasa. Tidak lama di bawa ke klinik untuk melakukan swab,dan hasilnya pun positif ,lalu di isolasi di rumah saya bebarengan dengan ayah,mama dan adik saya yang sebelumnya sudah terpapar. Setelah itu rumah pun di steril dengan disinfektan agar tidak terjadi hal yang tidak diingankan.

Sorenya ayah saya mengabari saya kalo saya adik dan sodara saya harus pergi ke bogor agar tidak ada yang tak diingankan lagi. Tetapi sebelum kesana sodara saya ingin kalo saya adik dan sodara saya melakukan swab agar bisa di bilang aman dan tak membawa virus kesana. Di swab kita pada saat itu,alhasil saya dan adik saya pun positif sodara saya pun sudah samar hasil swabnya yang menandsakan dia juga bakal terpapar 3 hari kemudian.

Kita pun tidak jadi kesana,karna kami sekelurga pun sudah terpapar.kami pun pulang kerumah dan ikut melakukan isolasi mandiri seperti sebelum2nya yang mama adik ayah dan sodara saya lakukan. Kami pun saling menguatkan satu sama lain untuk bisa melewati virus ini. 2 minggu pun berlalu akhirnya kita sekeluarga sudah negatif . sekian cerita yang bisa saya bagikan kurang lebihnya mohon maaf. Wassalamualaikum wr.wb

 

Tinggalkan Balasan