Selamat pagi sobat,
Di pagi hari yang cerah ini saya mengangkat topik di rubrik NGETEH MORNING tentang Bajul Ijo, Wani !
Semalam (Sabtu, 06/11/2021) saya menyaksikan secara live di layar kaca laga pekan ke-11 kompetisi BRI Liga 1 2021-2022 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya
Laga yang bertajuk Derby Jawa Timur yang digelar di Stadion Manahan Solo berakhir dengan skor imbang 2-2.
Persaingan dua klub asal Jawa Timur memang terbilang “panas” terutama dari pendukung atau suporter fanatiknya yang tak pernah bisa akur. Bonek (suporter Persebaya Surabaya) dan Aremania (suporter Arema FC) tak pernah bisa disatukan dalam stadion. Gesekan keras bakal terjadi bila kedua suporter yang memiliki basis massa besar itu bila bertemu di dalam stadion ataupun di luar stadion.
Rivalitas yang keras ini beruntung tidak begitu berimbas pada para pemain dari kedua klub. Seperti di pertandingan yang saya saksikan semalam, laga berjalan tanpa ada keributan dan tetap menjunjung fair play hingga akhir laga.
Arema FC tampil begitu agresif di dua puluh lima menit awal babak pertama. Dua gol mampu dilesakkan ke gawang Persebaya Surabaya oleh tim yang berjuluk Singo Edan tersebut, Carlos Fortes lewat tendangan penalti di menit ke-11 dan M. Rafli lewat tendangan berkelas di menit ke-21.
Awalnya saya berfikir, Arema FC bakal menang mudah di laga kali ini karena melihat permainan yang begitu agresif dan apik di dua puluh lima menit awal babak pertama.
Namun setelah tertinggal dua gol, para pemain tim yang berjuluk Bajul Ijo ini perlahan mulai menemukan tipe permainannya, Wani .. dalam arti mulai berani keluar menyerang dan bermain ngotot untuk bisa membuat gol balasan. Hal ini terbukti di menit ke-38, Persebaya Surabaya bisa membuat gol balasan lewat tendangan Samsul Arif Munip.
Bisa mencetak gol balasan membuat pemain Persebaya Surabaya semakin percaya diri dan bermain lebih disiplin sehingga pemain Arema FC tak mudah lagi masuk ke kotak penalti.
Memasuki babak kedua, Bajul Ijo terlihat mampu menguasai permainan terlebih pada menit ke-55, Singo Edan harus bermain dengan 10 pemain setelah Dendi Santoso diganjar kartu kuning kedua oleh wasit dan harus meninggalkan lapangan permainan.
Kalah dalam jumlah pemain membuat Arema FC cenderung bermain aman dan hanya mengandalkan serangan balik cepat lewat striker andalannya Carlos Fortes.
Sementara pemain asing andalan Persebaya Surabaya Taisei Marukawa mulai bisa keluar dari pressing ketat pemain Arema FC dan mampu memberikan umpan umpan terukur ke jantung pertahanan Arema FC.
Masuknya pemain muda berusia 17 tahun, Marselino Ferdinan di menit ke-65 mampu lebih menghidupkan serangan Persebaya Surabaya.
Pemain timnas Indonesia ini akhirnya bisa menjebol gawang Arema FC pada menit ke-71 lewat tendabgan keras dari luar kotak penalti yang membuat bola meluncur seperti roket menggujam masuk ke gawang Arema FC tanpa bisa dihadang oleh penjaga gawang Adilson Maringa.
Bisa menyamakan kedudukan, pemain Persebaya Surabaya semakin gencar menyerang untuk bisa membalikkan kedudukan. Beruntung pemain Arema FC tetap tampil fokus dalam bermain dan mampu menahan gempuran dari Persebaya Surabaya hingga babak kedua berakhir.
Dua klub dengan rivalitas tinggi ini mengakhiri laga dengan bermain imbang 2-2.
Patut diapresiasi kengototan pemain Persebaya Surabaya setelah lebih dulu tertinggal dua gol namun akhirnya mampu menyamakan kedudukan.
Bajul Ijo, Wani !
Saya tutup tulisan ini dengan sebuah pantun :
Hati Hati Di Jalan Banyak Begal
Bila Bertemu Hadapi Dengan Berani
Bajul Ijo Bangkit Setelah Tertinggal
Pantang Menyerah Bermodal Wani
Sobat, saatnya saya undur diri dan mari kita nikmati secangkir teh hangat di pagi hari ini ..
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..J
NH
Depok, 7 November 2021