BNN Berubah 180 Derajat, Slogan Bukan Lagi Stop Narkoba

Sosbud, Terbaru235 Dilihat

Tanggal 26 Juni, yang kita kenal dengan Hari Anti Narkotika Internasional  (HANI) menjadi momen berubahnya slogan Badan Narkotika Internasional (BNN). Di tahun 2020 ini, tagline Badan Narkotika Nasional (BNN) berubah menjadi tagar hidup seratus persen,” ujar drs.Anjan Pramuka Putra, S.H, M.HUM Deputi Pencegahan BNN saat acara forum diskusi menggelorakan kampanye nasional  #hidup100persen, Sadar Sehat Produktif dan Bahagia di Hotel Bidakara jakarta (22/10/2020).

Badan Narkotika Nasional yang disingkat BNN merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.

Salah-satu tugas dari BNN ialah mengedukasi masyarakat agar tidak terjerumus sebagai pengguna narkoba. Salah-satu upaya dari dalam mengedukasi masyarakat dengan menggelorakan slogan BNN agar menjadi pengingat bahwa bahaya narkoba itu nyata.

Pada hari Kamis, 22 Oktober 2020, BNN menyelenggarakan forum diskusi trending topic P4GN dikalangan media dengan tema Menggelorakan Kampanye Nasional #hidup100persen, Sadar Sehat Produktif dan Bahagia.

Forum diskusi ini dengan nara sumber drs.Anjan Pramuka Putra, S.H, M.HUM (Deputi Pencegahan BNN), drs.Purwo Cahyoko, M.Si (Direktur Informasi dan Edukasi BNN), Suci Arum Sari (Pendiri Alodokter), dan Amanda Valani (head of content Narasi).

Dalam kata pembuka forum diskusi drs.Anjas menyampaikan “forum diskusi ini diadakan merupakan wujud nyata dan kepedulian BNN atas masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Saya sangat memberikan apresiasi bagi pimpinan dan rekan-rekan media yang ikut terlibat pada acara ini, karena bahaya narkoba bisa mengancam masa depan bangsa” tegasnya

Lanjutnya, Bahaya narkoba itu amat nyata, dalam kurun waktu yang lalu BNN mengungkap penyelundupan 1 ton dan ratusan kilo sabu yang diselendupkan di karung beras dan jagung. Pada masa pandemi covid-19 penyelundupan narkoba tidak berhenti.
Tambah Deputi Pencegahan BNN, Penyelundupan narkoba ternyata menggunakan prinsip demand ekonomi. Bila pengguna banyak maka penyelundupan narkoba makin besar. Kenapa pada masa Pandemi  Covid-19 penyelundupan masih tetap ada ? berarti narkoba masih ancaman bagi bangsa ini.
Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia selaku garda terdepan dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Indonesia melakukan upaya penguatan dengan mengajak masyarakat untuk membantu dan mendukung BNN dalam upaya memutus rantai peredaran gelap narkotika tersebut.
Dalam menangani penyalahgunaan narkotika / narkoba  yakni dengan memutus mata rantai dan menekan jumlah pengguna. Kewaspadaan juga harus tetap dilakukan karena narkoba jenis baru yakni narkoba sintetis.
drs.Anjas mengungkapkan tagline #Hidup100persen , Sadar, sehat, produktif dan bahagia digaungkan di hari anti narkotika internasionasiol 2020. Tagline terbaru BNN yang lebih apiratif ini harus dituangkan dalam kebijakan nasional P4GM.
Tagline BNN yang lalu Stop Narkoba sudah sangat tegas. Tetapi saat ini kami ingin ada perubahan yang lebih aspiratif agar lebih mendekat kepada target edukasi BNN” ungkap Deputi Pencegahan BNN, drs.Anjan Pramuka Putra, S.H, M.HUM
Apa yang disampaikan Deputi Pencegahan BNN selaras dengan drs.Purwo Cahyoko, M.Si (Direktur Informasi dan Edukasi BNN) saat memperkenalkan tagline baru BNN #hidup100persen, Sadar Sehat Produktif dan Bahagia dimana sebelumnya BNN mempopulerkan tagline #STOPnarkoba
drs.Purwo menjelaskan kampanye lama stop narkoba bukan berarti tidak bagus, tetapi kita harus mengikuti program pemerintah dan mengikuti target sasaran kita. Dalam melaksanakan tugas BNN terikat dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Tuturnya, pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul merupakan program BNN. SDM yang unggul itu harus sehat fisik dan sehat psikis. Indonesia pada 2030 s/d 2040 akan memperoleh bonus demografi.
Generasi yang mengisi bonus demografi ini rata-rata merupakan generasi milenial dan generasi Z.  Kharakter kaum millenial dan generasi Z paling pantang untuk dilarang. Mereka membutuhkan pilihan / alternatif pilihan. Setelah menentukan pilihan kemudian mereka akan melakukan kegiatan yang diinginkan.
“Bila BNN masih menggunakan tagline stop narkoba itu akan menjadi kendala bagi BNN mendekat kepada generasi millenial dan generasi Z. Untuk itu kenapa BNN menggunakan kampanye yang terbaru #hidup100persen, Sadar Sehat Produktif dan Bahagia” paparan drs.Purwo Cahyoko, M.Si (Direktur Informasi dan Edukasi BNN)
Direktur informasi dan Edukasi BNN ini tidak mengindahkan bahwa perubahan itu keniscayaan, jadi saat ini BNN juga harus menerima perubahan dalam kebiasaan penggunaan gawai kaum oleh millenial. Karenanya BNN akan menyiapkan program yang akan menjadi wadah bagi generasi millenial dan generasi Z berupa aplikasi.
Dua nara sumber dari dunia kreatif yang hadir di forum diskusi BNN ini, Suci Arum Sari (Pendiri Alodokter), dan Amanda Valani (head of content Narasi) sepakat dengan rebranding dari BNN. Bagi mereka generasi miilenial dan generasi Z merupakan generasi yang sudah melek teknologi.
Salam hangat Blogger udik dari cikeas – Andri Mastiyanto

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar