Ilustrasi cover novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Foto by Ajinatha).
Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren ini ditulis khusus dalam rangka mengikuti program KMAB yang diselenggarakan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022.
Episode 8
Sejak kunjunganku yang pertama menemui Mikayla di kediamannya, aku semakin merasakan hal-hal aneh. Misalnya selalu rindu ingin bertemu.
Aku selalu ingin berbincang nyaman. Selalu ingin bersama dalam canda dan tawa. Selalu ingin memandang wajahnya yang teduh.
Sudah mencoba aku mengalihkan pikiran pada tugas-tugas kuliah di Kampus dengan membaca literature, tetapi tetap saja tidak berhasil.
Perasaan seperti ini terus berkecamuk memenuhi seluruh relung hatiku. Belum pernah sebelumnya aku merasakan hal-hal seperti ini.
Aku sempat ingin menghindar agar tidak terjebak semakin dalam karena aku masih merasa takut dengan kenyataan bahwa Mikayla adalah ‘ayam kampus’.
Kenyataan seperti sangat menyakitkan bagiku. Namun ternyata hal itu tidak mampu aku lakukan. Semakin aku menghindar, semakin sulit aku melupakan bayang-bayang wajah Mikayla.
Aku semakin berupaya ingin mencari informasi lebih banyak lagi dari Tiffany. Bukankah Mikayla sudah mengaku bahwa Tiffany adalah sahabatnya tempat dia bercurah perasaannya.
Haruskah aku mencari informasi itu kepada Tiffany? Ataukah tidak perlu karena justru akan membuat aku semakin terjebak semakin dalam?
Meskipun aku memiliki tekad untuk memberikan semangat untuk kebangkitan Mikayla dari keterpurukannya, tetapi tetap saja ini adalah dilema bagiku.
Satu hal yang mungkin sangat aku takutkan adalah reaksi dari keluargaku di Pesantren ketika mereka tahu aku bergaul dengan Mikayla, sosok yang memiliki latar belakang hitam.
Namun bagiku Mikayla adalah juga manusia yang saat ini sudah kembali ada di jalan Tuhan.
Dia sudah menyadari pernah menempuh jalan sesat dan memohonkan perasaan sesal serta maafnya kepada Tuhan.
Apakah tidak boleh bagi Mikayla menata kembali kehidupannya dan merenda setiap harapannya menuju kebahagiaan yang selama ini sangat didambakan?
@hensa.
1 komentar