Perempuan di Garis Depan
Nina Sulistiati
“Langkah agresif musuh membuat kami lebih bersatu.”
Tak ada lagi bedak, gincu untuk kemayu
Tiada jerit manja memuja cinta
Lemah gemulai kini berganti gerak tegap perkasa
Saat ribuan perempuan dimobilisasi
Saat bocah-bocah kecil menangis tak henti
Saat tentara musuh membombardir negeri
Kami tetap berdiri di sini mengabdi pertiwi
Kami punya nyali bukan untuk melarikan diri
demi membela negeri kami rela mati
Laksana Khaulah binti Azwar Al-Asadi
meneguhkan hati demi keyakinan diri
Ketika rudal menggempur tak henti
Kami pantang mundur atau gentar
terus nyalakan api kebangkitan
menghempas kesewenangan sang pemberang
Enyahlah, pergi dari negeri ini!
Kami para Srikandi tak akan rela hati
bangsa kami diinjak-injak harga diri
Kami siap menyandang senjata pun belati
Cibadak, Juli 2022
Kau Ambil Mereka Kembali
Nina Sulistiati
Perjalanan waktu berakhir satu-satu
Mereka terhempas di batas waktu
Skenario hidup yang sudah menepi
Kembali dalam kisah perjalanan yang abadi
Semesta telah menuntaskan segala lara
Langkah panjang kini tiada dapat terukur
semua terhenti dari perputaran
berdiam di ruang sempit yang tak tahu sampai kapan
Tubuh mereka tak berdaya melawan derita
Merangkul rasa sakit tiada henti
Sel-sel kanker menggerogoti payudara
Meleburkan seluruh asa dan bahagia
Mengalahkan kanker adalah pertarungan pribadi
Kemoterapi hanya menjadi salah satu terapi
Kanker adalah sebuah kehendak ilahi
bukanlah hukuman melainkan ujian kesabaran diri
Akankah aku menyesali semua iradah ilahi
Orang- orang tercintaku telah Kau ambil kembali
Kau tempatkan di rumah yang hening dan sunyi
Namun kuyakin Kau berikan kebahagiaan sejati
Balurilah mereka dengan kasih-Mu
Berilah Nur yang menerangi kegelapan di kedamaian yang abadi
Ampuni segala alpa yang tercipta
bersama doa yang selalu mengalir
di setiap zikir dan cinta kasih kami
Cibadak, Juli 2022