Senyuman melirik anak teruna,
Mengusik si dara ayu bersantun,
Bertamu pendemik tersirat makna,
Serumpun nusantara berbicara pantun.
Anak itik lelah berlari,
Langit Kediri makin mendung,
Tunggu pandemik menghilang diri,
Pasti kami keburu ke Bandung.
Tuangkan air selagi hangat,
Ambil cangkir buat teh tarik,
Kabar sehat selalu semangat,
Meski mentari bersinar terik.
Rimbunnya tinggi mawar berduri,
Tepian pagar mewangi kemboja,
Asrul dinantiĀ tampilkan diri,
Mengapa sekadar nengok sahaja.
Bunga kamboja bunga bougenvil,
Disusun indah hiasan tugu,
Ayo bang Asrul lekaslah tampil,
Emak-emak sudah menunggu.
Ikan sepat si ikan delah,
Ikan gelama masak belada,
Tengah buat kerja sekolah,
Make hanya menyimak sahaja.
Burung pelatuk di pohon rimbun,
Burung serindit di atas batang,
Saya duduk kerja melamun,
Menanti murid tak datang datang.
Batang bidara mari diraut,
Teliti perkasa mengukir ulu,
Berpantun mesra hati berpaut,
Bingkisan rasa di angin lalu.
Tatkala kelam jalan bertuntun,
Suasa desa tampak sepi,
Di seri malam berbalas pantun,
Moga lena diulit mimpi.
Kuala Beranang tempat mencandat,
Banyak karangan termasuk jerat,
Kalah menang menjadi adat,
Yang penting hubungan terjalin erat.
Berbaju kebarung langkahnya sopan,
Bercanda mesra tepian tangga,
Menang bertarung bukan harapan,
Ukhwah peserta membawa ke syurga.
Daun bidara jadi ramuan,
Pilihan terapi aroma melati,
Bukan juara jadi buruan,
Sahabat sejati idaman hati.
Apa guna orang bertenun,
Untuk membuat kain dan baju,
Apa guna orang berpantun,
Untuk menimba berbagai ilmu.
Menguning langsat dikutip kesuma,
Gugur di pinggir tepian pagar,
Hamparan munajat sarat di sukma,
Suratan takdir reda membugar.
Manis terasa manisan halwa,
Kutupat palas enaklah sangat,
Khabar bahagia penyeri jiwa,
Pantun berbalas menyuntik semangat.