Ikan sebarau si ikan tenggiri,
Masak bersantun dibuat juadah,
Senda gurau di pagi hari,
Kalam berpantun bermain madah.
Limau purut di tepi rawa,
Tenggelam timbul si ikan laga,
Sakit perut akak ketawa,
Melihat asrul si bujang tua.
Ikan nila ingin dituba,
Ikan gurame yang mabuk berat,
Walau murid tak kunjung tiba,
Tapi pahala sudah tersurat.
Hujung permatang lebat bidara,
Petik pageran bersama Tok Guru,
Murid yang datang nampak si dara,
Tersasul ajaran mengundang celaru.
Buah pepaya di atas batu,
Ambil galah jangan dipanjat,
Harapan saya memang begitu,
Semoga Allah memberi nikmat.
Beluti lama miliki pak abdullah,
Diambil budak untuk dibuat lukah,
Kalau tuan rajin sekolah,
Tiap bulan dapat gaji yang berkah.
Pokok pepaya tepi bidara ,
Tumbuh lebat daun daunan,
Murid saya semua dah dara,
Itu membuat saya tak tahan.
Batu kikir tampak kematu,
Atas para tepian gadang,
Banyak berzikir Asrul yang satu,
Harap segera jodoh bertandang.
Buah banang di tepi jati,
Buah duku jual di pekan,
Alabnkah senang rasa di hati,
Bile jodohku akak carikan.
Tengku sultan bermain belati,
Tangkas hayunan tidak terkata,
Kalau begitu bicara hati,
Gunalah masker tutuplah mata.
Menanam pohon di tepi rawa,
Tanamlah limau dab jeruk purut,
Melihat puan Rokiah tertawa,
Saya pun tertawa hingga sakit perut.
Kalau dahan rebah merata,
Patah dahan si pokok kemang,
Kalau berjalan tertutup mata,
Tak nampak jalan menempuh tiang.
Asyik ketawa di pagi hari,
Sambil mengorat anak teruna,
Si dara tua sedang kucari,
Pasangan erat Asrul di sana.
Buah kemang dilimau purut,
Ambil cater jangan dikerat,
Kalau memang sakit perut,
Pergi kedokter segera berobat.
Limau purut daunnya lebat,
Kutip seraga penuh sekati,
Sakit perut tiada ubat,
Asyik ketawa tercuit hati.
