Rintik Kala Senja
Tung Widut
Senja tenggelam di balik awan
langit kelabu tanpa Sinar Jingga
Resah menggelayut di dalam dada
Tak lagi ada penghibur yang mewarnai langit yang indah
Kelabu semakin pekat kala hujan semakin deras
Denting air di atas genting menambah rasa dingin pada kulit yang legam
Tak ada yang bisa dikerjakan selain duduk termenung menunggu malam
Keindahan hanya bisa dikenang saat memandang awang-awang
Menunggu malam dengan kepul kopi di cangkir kecil
Duduk termenung di teras rumah sendiri
Membayangkan malam yang nanti datang pasti sepi
Hanya irama tetes air air dingin
Semoga malam nanti terlelap dan bermimpi
Bertemu semburat jingga yang selama ini menemani
Saat menghabiskan hari
Agar esok kembali menyambut mentari pagi