Aku Merasa Berjuang
Tung Widut
Dikala gedung masih bisa dihitung dengan jari tangan
Menikmati nasi tiwul 3000-an
Keikhlasan dari kesederhanaan pikiran
Menyadari atas kemampuan
Dari siswa yang hanya beberapa gelintir jumlahnya
Tak tega saat itu
Dari wajah-wajah pencari ilmu yang sesungguhnya
Tak mampu ingkar rasanya
Melihat semangat membara
Mereka ingin menguasai dunia
Kami mampu mengantarkan
Rela berkorban
Kami merasa berjuang
Ada nikmat yang tak terkatakan
“Kita kaya dari lahir”
Candaan yang menusuk hati
Memberi pesan ikhlas tak melulu bayaran
Kami merasa berjuang bersama
Kala mangan enak ngombe legi menjadi janji
Tanpa lembar-lembar uang yang harus dihitung dengan jari
Kami tak perlu tanda tangan
Seberapapun dengan asas kepantasan
Kami ikhlas saat itu
Sekarang kami kembali belajar ikhlas
Untuk memberi bingkisan demi kehormatan
Pantaskah di benak saat berpamitan
Hanya mengucapkan terima kasih yang terus dengar dari bibir palsu
Kepada mereka yang memberi ilmu pada anak kita
Nasi bungkus di kala lapar
Segalon air bebas dalam tiap harinya
mereka juga kita ajak berjuang
mencurahkan ilmu yang seharusnya dia sudah belajar sampai awan
harus Tertatih mengikuti anak-anak kita
yang hanya tahu dari cerita
belum mampu melakukannya
Jangan sampai ancaman kembali didengar
Malu rasanya
Kami manusia punya rasa
Kami merasa itu adalah perjuangan