Budi Baik Almarhum dr Eddy Saparwoko

Peristiwa, YPTD149 Dilihat

Budi Baik Almarhum dr Eddy Saparwoko

 

Catatan Thamrin Dahlan

 

Bukber Tertunda

 

Diujung Bulan Syawal masih saja ada undangan halal bihalal. Sebenarnya bukan asli halal bi halal tetapi lebih kepada silaturahim antar Purnawirawan Perwira Kedokteran Kesehatan Polri, Kebetulan saja acara dilaksanakan sehabis lebaran idul fitri.

 

Dokter Soeryono sebagai penggagas pertemuan masih penasaran ingin kumpul kumpul. Pasalnya acara buka puasa bersama tertunda tunda sehingga akhirnya di ganti dengan halal bi halal ini.

 

Atas budi baik dr Eddy Saparwoko jadilah pertemuan dari hati ke hati 14 Purnawirawan Kedokteran dan Kesehatan Polri. Beliau menyediakan tempat pul kumpul di Resto Bakmi Mak Wong Jl Jeruk Purut Raya Jakarta

 

Pertemuan antar para teman seperjuangan terselenggara pada hari Kamis, 13 Agustus 2015 mulai pukul 11.00. Tampak hadir dr Soeryono, dr Djalal, dr Agung Pak Miyarto, Pak Wignyo, dr Eddy Saparwoko, dr Bambang IS, dr Aidy Rawas. Ibu Nanny Alaydrus, dr Lukman, dr Purnomo. dr Djoko , Mas Budhiono dan Thamrin Dahlan.

Suasana pertemuan sangat santai jauh dari sikap formal walaupun sebenarnya sebagian besar yang hadir adalah komandan ketika masih berdinas di Pusdokkes Polri. Ketika sudah pensiun katanya pangkat seluruh Anggota Polri itu apakah dia Kopral atau Jendral sama saja yaitu (P) yang bermakna Purnawirawan. Duduk bersama di depan meja besar, suasana terasa akrab sekali bisa. Saling bertatapan dan bertukar kabar karena telah lama tak bersua.

 

Membuka cerita lama antara anak buah dan komandan sepertinya menjadi lucu membuat tertawa terbahk bahak. Maklum budaya di Polri, anak buah hanya boleh menjawab dengan 3 kalimat pendek :

 

  1. siap salah,
  2. siap ndan,
  3. mohon arahan.

 

Itulah sebabnya pengunjung lain resto yang duduk di meja lain di lantai 2 ini agak heran mendengar riuhnya canda ria orang orang tua, Mungkin mereka mengira ini komunitas srimulat yang sedang off performance.

 

Absensi (P)

 

Jendral Soeryono komandan kami paling senior justru memposisikan diri sebagai teman saja, tidak ada lagi sekat kepangkatan apalagi perintah. Tetapi saya dan Bu Nanny tetap saja ketar ketir kalau berbicara dengan Dokter Djalal, Soalnya dulu Beliau komandan kami di Rumah Sakit Polri Kramatjati.

 

Dr. Abdoel Djalal Kepala Rumkit waktu itu mengajarkan bagaimana cara kerja staf profesional, cara menulis yang bagus dengan pola binaan keras sehingga mantan anak buah patut cium tangan sebagai tanda terima kasih atas penghajaran

 

Pak Djalal di usia 83 tahun masih top banget. Masih nyetir sendiri dan aktif olahraga tennis lapangan. Selain itu Beliau adalah seorang intelektual sejati, menerbitkan 8 buku serta tetap produktif menulis terkait bidang demografi dan kesehatan.

Demikian pula Jendral Soeryono, di usia senja tetap bugar. aktif di Organisasi Panahan Nasional dan menjadi promotor silaturahim antar perwira dokkes. Dr Agung, tetap sehat dan selalu setia hadir di setiap pertemuan. Inilah generasi kelahiran tahun 30 an.

 

Sekarang generasi NRP 40 an. Pak Miyarto mantan Kabag Personalia banyak berjasa membina karier perwira dokkes, Jendral Bambang Is lama bertugas di fungsi reserse. Inilah perjalanan karier tak terduga yang membawanya menjadi Kapus Rehab BNN dan setahun kemudian dilantik sebagai Kapusdokkes.

 

Beliau komandan gaul tidak berubah dengan story khas serta sukses meng kombes kan semua teman seangkatan. Dokter Lukman wong kito galo masih belum beruban, ada pula pak Wignyo apoteker yang masih gagah menjaga Apotek di Duren Tiga. Pak Slamet Poernomo Dokter Forensik sangat terkenal dimasa Bom Bali kini masih aktif membimbing junior di Rumah Sakit Bhayangkara TK I RS Soekanto.

 

Absensi kehadiran silaturahim tiba di generasi awal 50 an. Jendral dr Eddy Saparwoko mantan dan Kapusdokkes Polri dan juga pernah bertugas di Badan Narkotika Nasional pada jabatan Kapus Litbang BNN . Pak Eddy super enerjik sebagai pengusaha dan aktif di berbagai organisasi. Pak Eddy adalah Ketua Umum Komunitas Sepeda Tua, terbukti di restorannya terlihat satu sepeda jadul.

 

Dr Aidy Rawas mantan Karumkit Polri terakhir menjabat sebagai Deputy Pemberdayaan Masyarakat BNN, Beliau petenis unggul dan penyanyi favourite di komunitas Dokkes.

 

Paling junior di kelas purnawirawan adalah Pak Budhiono, Thamrin Dahlan, dr Djoko Ismoyo dan Bu Nanny Alaydrus satu satunya Polwan yang mewakili kaumnya. Bu Nanny kini menjadi pengusaha Travel Umroh Hawla Mabrur sangat aktif bersosial media sekalian pemasaran bagi yang mau ibasdah ke tanah suci.

 

Itulah absensi lengkap 14 (P) yang tetap bersemangat hadir menembus kemacetan Jakarta. Pada intinya para purnawirawan tetap eksis di peminatannya masing masing. Justru dengan tetap bergerak – bergerak dan bergerak dalam kegiatan tersebut terlihat kondisi tubuh dan pikiran komunitas (P) masih tetap segar walaupun mulai beranjak sedikit demi sedikit ke taraf ganteng (gangguan pendengaran).

 

Ada benarnya juga rajin bersilaturahim akan mendapat anugerah panjang umur.Seperti biasa motor penggelak ketawa adalah Pak Soeryono dan Pak Bambang Is. Tanpa sadar kami tergelak ketawa terbahak bahak ketika semua rahasia kedinasan di ungkap disini.

 

Pak Soer dengan jumawa mengatakan bahwa yang lebih pantas menjadi Kadiskes Polri ketika itu sebenarnya Dokter Sarmo Sardiya yang menjabat Ses Diskes. Namun takdir kedekatan dengan Kapolri Pak Anton Sudjarwo di Brimob yag menyebabkan bintang satu bertengger di pundak dokter Soeryono.

Diskes Menjadi Disdokkes

 

Dokter Abdoel Djalal saksi sejarah kesehatan Polri mengatakan bahwa bersama dokter Handoyo Duryat dan dokter Sarmo Sardiya di tugasi Petinggi Polri untuk menghidupkan Kesehatan Polri. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1960 an, ketika cikal bakal Rumah Sakit Polri mulai dioperasionalkan.

 

Bangunan bekas Sekolah Polisi Negara (SPN) berupa barak barak bintara di ubah menjadi syal syal perawatan pasien. Mulai dari sinilah upaya pelayanan kesehatan Polri berkembang di seluruh Polda dengan dibangunnya Rumah Sakit Bhayangkara ketika Kapusdokkes Polri Jendral dr Pamudji Santoso, Jendral dr Bambang Ibnu Suparto dilanjutkan oleh Jendral Eddy Sapawoko dengan dukungan Dana Pemeliharaan Kesehatan (DPK)

 

Visioner Pak Soeryono luar biasa. Waktu itu Diskes hanya terkosentrasi berfungsi pelayanan kesehatan untuk anggota Polri dan Keluarga. Muncul ide Re – Organisasi Kesehatan Polri harus mendukung tugas Pokok Polri seperti Fungsi Reserse, Intel dan Lalu Lintas dalam bentuk Dukungan Kesehatan (Dukkes). Berhubung dr Soeryono sahabat dekat Kapolri maka apapun kata beliau dianggap arahan Jendral Anton Soedjarwo.

 

Maka disetujuilah perubahan nama organisasi Diskes menjadi Disdokkes yang memiliki Fungsi Kesehatan Umum (Kesum) dan Kesehatan Khusus (Kesus). Kesehatan khusus inilah cikal bakal dari Kedokteran Forensik, Kedokteran Lalu Lintas dan Kedokteran Kerja. Organisasi Dokkes Polri berbeda dengan saudara tua Kesehatan Angkatan Darat, mereka tampaknya menyesal tidak melekatkan kata Kedokteran di organisasi ( sesuai curhat dokter Diskesad, Diskesau dan Diskesal kepada dokter Slamet Poernomo).

 

Saya masih ingat ketika diajak menjadi Panitia Rakernis Diskes di Hotel Jayaraya Puncak tahun 1982 Kolonel Dokter Cholid Soedirdjo Karumkit Polri memerintahkan kami untuk bergabung dengan Panitia Pusat. Masih pangkat Letnan Dua ditugasi untuk membantu seksi adminstrasi dan bertemu dengan Para Perwira Kesehatan dari seluruh Diskes Polda.

 

Pada malam terakhir Rakernis Jendral Soeryono mengajak seluruh peserta raker menuju satu tempat di tepi sungai. Ditengah kegelapan malam yang hanya di terangi redupnya lilin, Kadiskes mencanangkan satu ikrar bersama tentang Kedokteran dan Kesehatan Polri. Yes This is Small Step but Right Direction. Kedokteran Kepolisian yang kemudian berkembang menjadi Ladokpol mengangkat nama Polri di tingkat dunia melalui Kedokteran Forensic.

 

Tak terasa silaturahim telah berlangsung 2 jam lebih. Muncul beberapa saran terkait dengan pertemuan selanjutnya. Sehubungan Jakarta dan sekitarnya macet luar biasa maka di sepakati pertemuan dilaksanakan pada hari kerja saja misalnya Kamis.

 

Toh almanak atau kalender purnawirawan di rumahnya masing masing semua tanggal berwarna merah alias libur. Menurut Shahibul Bait Dr Eddy Saparwoko yang selalu siap sedia menyediakan tempat, masih banyak cerita di balik cerita Dokkes yang belum terungkap di pertemuan ini berhubung waktu sangat singkat. Beberapa anggota P2KP yang belum sempat hadir diharapkan muncul sehingga semakin ramai dan semakin memanjangkan umur kita semua.

 

Pak Eddy paham benar dengan menu asupan gizi untuk orang diatas 60 an. Tersedialah pecel, tempe tahu, ikan lele yang disajikan secara prasmanan. Di meja besar tersedia Mie, sambal udang dan beberapa lauk lainnya. Tidak ada hidangan makanan yang mengandung lemak ber-resiko kolesterol. Disuguhi pula unggulan Resto yaitu Bakmi Mak Wong yang sudah franchise itu.

 

Para sesepuh menikmati sajain Resto dengan lahap tanpa takut tersedak karena tersedia minuman segar dan juga kopi khas sajian Tuan Rumah. Ketika beranjak pamit Pak Eddy selaku Owner Resto menghadiahkan pula dua bungkus bakmi maknyus kepada setiap Purnawirawan Dokkes Polri kata Beliau untuk oleh oleh orang rumah. Teriring doa semoga seluruh kebaikan Tuan Rumah dilimpahkan pahala sebanyak banyaknya, Amin

 

  • Salamsalaman
  • Agustus 2015
  • TD

 

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar