Kopi Darat Yang Menginspirasi

KMAB25 Dilihat

Dok Pribadi

KOPDAR YANG MENGINSPIRASI

Kegiatan Kopdar (Kopi darat) kali ini diadakan di Gedung Guru PGRI, TN Abang Jakarta. Awalnya ketika mendapat info akan diadakan Temu Penulis sekaligus belajar saya agak enggan untuk mengikutinya karena tanggal 25 s.d. 27 Desember 2022 adalah tanggal-tanggal rawan untuk hadir karena saya harus cuti ke Jawa Timur. Saya pikir tanggal-tanggal tersebut saya tidak dapat mengikuti. Iseng-iseng berhadiah bisa mendaftar. Jika ternyata saya kebagian cuti ya akan mengikuti via zoom. Namun via zoom kurang sreg di hati.

Alhamdulillah, ketika keputusan cuti muncul, saya kebagian cuti di bulan Januari 2023. Otomatis saya dapat mengikuti kegiatan Kopdar tersebut. Ketika bergabung di group WhatsApp sangat ramai percakapan para penulis yang berbagi cerita tentang persiapan mereka ke Jakarta. Foto-foto kisah perjalananpun juga di bagikan. Ada yang berasal dari Medan, Makasar, Solo, Malang dan masih banyak lagi daerah tempat asal para penulis.

Memang saya tidak dapat mengingat nama-nama para penulis semua, hanya mengingat nama-nama yang sering muncul dan memberi komentar di Whatsapp. Tidak mengapa karena ketika bertemu saya pasti akan mengenal mereka.  Benar juga ketika saya sampai Gedung Guru, saya sudah melihat beberapa ibu-ibu penulis telah berfoto di area parkiran di depan gedung Guru.  Namun saya tidak segera menyapa mereka karena saya tidak ingin mengganggu mereka. Saya dan putra saya sarapan di dalam mobil karena dari rumah kami berangkat setelah sholat Subuh, takut macet pada hari Senin.

Selesai sarapan barulah saya menyapa mereka dan menuju ke tempat pendaftaran pas pukul 07.00. Saya juga mendaftarkan putra saya agar memiliki tambahan ilmu untuk menulis. Beberapa penulis mengenali saya ketika saya menyebutkan nama dan pangkat saya. Kemudian kami berfoto bersama. Rasa senang bercampur terharu ketika saya bertemu group menulis gelombang 8 yang hanya beberapa orang.

Bapak Ketua dari acara tersebut adalah bapak Dail yang pernah mendapatkan hadiah buku dari saya ketika menjadi peserta penulis dan saya sebagai narasumber saat itu. Bapak Dail sangat ramah dan baik menyambut kami semua. Di belakang kursi para peserta sudah tersusun rapi beraneka kue dan minuman yang sengaja di jual untuk para penulis yang ingin tambahan asupan energi. Bu Betti adalah pemilik jajanan dan minuman itu. Saya memesan kopi hitam gula aren untuk menambah mood saya untuk belajar bersama para penulis lainnya.

Ketika acara berlangsung saya keluar sejenak untuk menghirup udara non AC dan saya melihat penjual pin berlogo PGRI dengan berbagai ukuran dan motif. Tanpa pikir panjang saya membeli 10 pin dan mendapat bonus 2 pin. Pin-pin tersebut saya bagikan ke sahabat-sahabat saya group 8 juga bapak ketua dan bapak Urip. Penjual kopipun mendapat pin dari saya. Beberapa pin untuk narasumber namun sayangnya saya belum sempat kasihkan pin ke bapak Dedi, salah satu guru blog saya. Rasanya ingin memborong pin dan memberikan ke setiap penulis namun apa daya dana tidak mencukupi.

Saya juga membeli foto yang tiba-tiba disodorkan oleh seorang bapak yang jepret sana jepret sini.  Kasihan jika tidak ada yang beli foto hasil jepretannya.

Acara berlangsung dengan lancar. Saya sangat termotivasi dengan semangat para penulis yang datang dan berpartisipasi pada setiap kegiatan. Pelajaran yang sangat melekat di pikiran saya adalah pelajaran yang disampaikan oleh bapak Dedi Dwitagama tentang menulis di Blog secara konsisten. Beliau menampilkan beberapa foto yang perlu di abadikan dengan di upload di sosial media. Menyimpan foto di Hp atau folder bisa hilang terhapus ketika terpencet tombol delete foto secara tidak sengaja atau HP hilang atau rusak. Demikian juga ketika menyimpan di folder, foto-foto yang penuh cerita tersebut bisa terkena virus.  Saya juga sangat terkesan ketika beliau menyapa saya ketika beliau menyampaikan pelajarannya. Saya merasa diakui keberadaan saya yang kebetulan bukan guru PGRI hanya guru di tentara. Saya serasa memiliki komunitas.

Nah para pembaca, saya mendapat pelajaran baru dari bapak Dedi dan para narasumber lainnya, ketika kita melibatkan audience, suasana akan menjadi hidup dan meriah. Memang tidak mungkin memanggil satu persatu, namun jika suatu saat kita menjadi narasumber, kita perlu memperhatikan audience yang tampak sunyi senyap bisa karena mereka ngantuk atau tidak interest dengan materi kita atau mereka tidak memiliki percaya diri untuk bertanya atau menyampaikan ide.

Okey, sekian cerita saya semoga dapat mengingatkan kenangan Kopdar di Gedung Guru.

Salam sehat, salam literasi!

Jonggol, 29 Desember 2022

Nani Kusmiyati

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar