Produktif di Usia Senja

Literasi, YPTD77 Dilihat

39 Bu Kanjeng

PRODUKTIF DI USIA SENJA

Oleh: Sri Sugiastuti

“Kasihnya yang membiarkan saya bertumbuh seperti yang saya inginkan menyediakan Maaf tanpa batas dan menguatkan setiap langkah yang saya ambil.”
Telly.D.

Kutipan di atas diambil dari buku “Epigraf Safari yang Mengabadi. Telly. D. Buku traveling dan kehidupan yang isinya daging semua. Layak menjadi food suplemen untuk Bu Kanjeng yang fakir ilmu.

Mengapa Bu Kanjeng mengutip kalimat tersebut? Karena yang paling utama dari seorang penulis adalah support dari pasangan yang mencintai apa adanya. Dan selalu ada saat dibutuhkan.

Sebenarnya hari Ahad kegiatan Bu Kanjeng cukup padat. Tetapi ia harus bisa memilih apa yang harus dilakukan. Sudah ada jadwal antrian membaca 4 buku karya para sahabat. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada penulisnya,.Bu Kanjeng memilih buku “Epigraf Safari yang Mengabadi untuk disantap mengisi waktunya di sepanjang hari.

Buku setebal 372 halaman ini, sejak awal sudah mencuri perhatian Bu Kanjeng. Ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya. Diantaranya adalah sang Editor adalah owner RVL (Rumah Virus Literasi) dan penulisnya anggota RVL yang mengaku sebagai penulis pemula yang ingin produkif di usia senja.

Penulis itu menggunakan nama pena Telly D. Jangan tanyakan D itu singkatan dari apa, karena Bu Kanjeng belum dapat bocorannya.Tertulis di bionarasi bahwa penulis mencintai dunia pendidikan dan seorang relawan yang terjun ke masyarakat. Pernah mendapatkan amanah sebagai kepala lembaga yang bergengsi di Yogyakarta.

Buku ini dikawal dan dieditori oleh Pak Blantik Literasi yang sangat kondang baik di dalam grup RVL atau pun sebagai penulis buku dan editor andal. Penulis tidak salah pilih, karena sudah datang pada sosok yang tepat untuk mengawal buku ini secara maksimal, ditambah penulis adalah pembelajar yang baik dengan segudang ilmu yang dimiliki juga kemauan yang kuat untuk menjadi penulis hebat. Penulis adalah praktisi yang mampu mengatur waktunya dengan baik dan sanggup menuangkan apa yang ingin ditulis dengan baik.

Membaca buku ini sama asyiknya ketika Bu Kanjeng ngopi bareng atau sarapan bersama dan berbagi pengalaman. Saat menceritakan hal-hal yang pernah dilakukan selama ini dan selalu dikenang. Safari atau Kisah Perjalanan ini memang bukan kisah perjalanan ecek-ecek seperti yang pernah Bu Kanjeng baca. Safari di Keimana dan sekitarnya membuat Bu Kanjeng kepincut dan ingin mengikuti jejaknya. Bagimana penulis berhasil mengajak Bu Kanjeng larut dalam pemikiran, suasana dan juga kebahagiaan penulis menikmati safari tersebut. Dan yang terpenting rasa syukur penulis terungkap indah juga menohok hati Bu Kanjeng yang selalu ingin berlomba dalam kebaikan.

Walaupun disadari atau tidak Allah sudah memberikan paket-paket khusus kepada hamba-Nya. Sesungguhnya belajar di universitas kehidupan tidak ada batasnya, selama kita mau belajar dan belajar. Kesempatan membaca buku ini pun dalam rangka belajar di universitas kehidupan Bu Kanjeng.

Sang editor buku ini secara tegas menggarisbawahi bahwa penulis telah berhasil menuntaskan karyanya. Penulis yang mengaku pemula, karena kerendahan hatinya dan juga penulis yang ingin berproses untuk menjadi penulis yang tulisannya berkembang bukan hanya dari segi kuantitas tetapi juga berupaya bagaimana tulisannya agar berkualitas.

Penulis punya harapan terdalam yaitu mencoba bertindak sebagai katalisator kecil yang ikut menjadi salah satu simpul kontinuitas pengetahuan dari yang sudah diabadikan ke dalam tulisan. Sungguh satu pemikiran mulia yang harus segera ditindaklanjuti.

Bu Kanjeng merasa bahagia diberi kesempatan membaca setiap kalimat yang disajikan penulis di bagian Prakata. Penulis menjabarkan apa yang didapat dari gurunya.
“Seorang penulis prolifik, Much Khoiri, telah telah mengajari saya menggunakan pena untuk mengurai kesedihan dan menguatkan diri untuk terus berjalan. Saya mulai serius menekuni bidang menulis, sampai saya terinspirasi oleh artikelnya ” Berkarya Saat Senja” dalam bukunya yang berjudul Kitab Kehidupan
(Genta Hidayah, 2021)”

Hal ini dibuktikan penulis dengan semangat terselesaikannya buku ini yang diluncurkan bersamaan dengan acara kopdar perdana RVL dan workshop penulisan yang digelar pada tanggal 21-23 Oktober 2022. Sayangnya di momen peluncuran buku ini, penulis perlu rehat karena kelelahan. Berlaku bahwa sesuai skenario Allah yang terbaik.

Tinggalkan Balasan

2 komentar