Belajar dan Berbagi Ilmu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kampus UNJ Rawamangun

Wijaya Kusumah

Beberapa waktu lalu, Omjay diundang untuk menjadi narasumber penelitian tindakan kelas (PTK). Ketua program studi sosiologi UNJ meminta omjay memberikan materi PTK. Sebagai salah satu penulis buku PTK, tentu saja Omjay senang sekali.

PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru yang berujung kepada peningkatan hasil belajar siswa. Bila hasil belajar siswa meningkat, maka kualitas pembelajaran di sekolah pun akan meningkat pula.

Untuk melakukan PTK tidaklah sulit, asal guru bersedia memulainya. Hal yang sulit adalah memulai sebuah penelitian yang bermanfaat untuk dirinya sebagai guru, dan lingkungan sekolahnya. Dengan belajar PTK, para guru diharapkan termotivasi untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah yang membuat guru menjadi guru kreatif.

Untuk menjadi guru yang kreatif dalam membuat karya tulis ilmiah diperlukan sebuah perencanaan pembelajaran yang matang, tindakan pembelajaran yang menantang, proses pengamatan yang cemerlang, dan refleksi diri dengan teman sejawat bahwa pembelajaran telah membuahkan keberhasilan. Semua kegiatan itu dicatat prosesnya, dan  terangkum dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang membuat guru akhirnya mampu membuat sebuah karya tulis ilmiah.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi TIK), perubahan struktur masyarakat, dan maju pesatnya pengetahuan, serta munculnya teori pembelajaran baru telah mengubah hal yang esensi dari tugas pokok seorang guru.

Guru bukan lagi satu-satunya “aktor” di kelas, dengan kekuasaannya dan pengetahuannya, yang mengatur apa pun yang terjadi di kelas. Guru bukan lagi menjadi “sumur kang lumaku tinimba”, sumber dan mata air satu-satunya dalam pembelajaran di kelas.

Sekarang ini, justru siswa yang menjadi pusat pembelajaran (student center). Peran guru lebih menjadi fasilitator bukan sekedar orator, yang hanya bisa memerintah anak didiknya melakukan ini atau itu.

Guru juga lebih menjadi motivator dan bukan sekedar eksekutor. Karena perannya itulah maka para guru dituntut untuk dapat meneliti di kelasnya sendiri dan melaporkan hasil penelitiannya dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK).

PTK harus menjadi aksi nyata guru yang benar-benar telah berhasil menemukan cara atau metode baru agar pembelajaran di kelas meningkat. Oleh karena itu, guru perlu mencari referensi atau kajian pustaka yang dapat memperkuat hasil penelitian tindakan kelas yang telah dibuatnya.

Berikut ini video pembuatan proposal PTK, https://youtu.be/JHsIhwORvqo

Mengapa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Perlu Dihidupkan Kembali?

Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi guru profesional. Dengan melakukan tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 80% tuntas dari kriteria ketuntasan maksimal. Hal ini diketahui dari siklus yang dilakukan guru.

Penelitian berperan penting dalam dunia pendidikan untuk menjawab tantangan atau masalah yang muncul dalam kelas, lingkungan dan kebijakan pendidikan. Penelitian pendidikan adalah suatu proses penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa data untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Manfaat apa yang bisa diambil setelah belajar tentang Penelitian Tindakan Kelas?

Meningkatkan mutu hasil pendidikan dengan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas, mengembangkaan berbagai jenis keterampilan, dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Meningkatkan sifat profesional bagi pendidik dan tenaga pendidik. Menumbuhkan budaya akademik yang baik di lingkungan sekolah.

Kenapa sih kita sebagai guru perlu melakukan penelitian? Karena kita sebagai manusia memiliki keingintahuan atau curiosity terhadap banyak hal ditambah pengetahuan dan kemampuan kita sangat terbatas dengan lingkungan di luar sana yang begitu luas, banyak hal yang tidak diketahui dan menimbulkan keraguan di dalam diri kita.

Jadi, PTK seharusnya mencapai peningkatan namun dimungkinkan juga tidak tercapai. Jika tidak meningkat, Anda harus membahas dan memaknainya. Mungkin saja siswa sulit meraih nilai yang ditentukan, tetapi dengan gurunya melakukan PTK, siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan baginya.

Demikianlah kisah Omjay tentang Mengapa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Perlu Dihidupkan Kembali? Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana tercinta.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay/Kakek Jay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com/about

 

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Mengapa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Perlu Dihidupkan Kembali?”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/omjaylabs/66a84f20c925c455d467c2f2/mengapa-penelitian-tindakan-kelas-ptk-perlu-dihidupkan-kembali?page=all#section2

Kreator: Omjay Labschool

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Tinggalkan Balasan