SEMUT HITAM DAN USTADZ ABDUL SOMAD

Islam, YPTD72 Dilihat

Awak pernah menulis tentang sosok Ustazd Abdul Somad dengan tajuk Semakin di Kejar Semakin Tenar. Tulisan itu merupakan posting ke – 2 setelah artikel : 6 Jam belajar mengaji dengan Ustazd Abdul Somad. Terakhir tulisan ditayangkan terkait Persekusi di Propinsi Bali.

Inilah untuk pertama kali awak menulis tentang seseorang warga sebanyak 3 kali dalam waktu sebulan terakhir. Kini awak menurunkan lagi opini terkait berita viral nasional ketika Beliau di deportasi pihak imigrasi Hongkong dengan judul : Semut Hitam dan Ustazd Abdul Somad.

Reaksi keras muncul dari masyarakat dan Majelis Ulama Indonesia. Penolakan ini tidak memiliki alasan yang bisa diterima akal sehat terhadap seorang warga negara republik indonesia (WNI) dalam kapasitasnya sebagai seorang Dosen status Pegawai Negri Sipil (PNS) yang kebetulan seorang Dai.

Memasuki satu negara lain dapat dipastikan seoran WNI memiliki pasport dan visa. Ustazd Abdul Somad ketika turun di bandara internasional Hongkong langsung di tahan dalam artinya dihentikan sejenak oleh pihak imigrasi. Agak aneh juga kejadian ini mengingat begitu banyak orang tiba di Hongkong kenapa hanya Ustadz Abdul Somad dan 2 rekannya di periksa.

Bisa jadi dan patut diduga pihak imigrasi Hongkong telah memiliki atau mendapat informasi terkait sosok Ustazd Abdul Somad. Awak tidak berani menduga ada pihak tertentu mengirimkan pesan rahasia sehingga akhirnya pada hari itu juga dai kesayangan Umat Islam tanah air di dipulangkan (deportasi) ke Indonesia.

Biasanya pemerintah tertentu hanya melakukan tindakan pemilahan para pendatang secara acak ( sampel). Terkadang mereka meneliti track record pasport dikuatirkan ada hal hal mencurigakan. Itupun dilakuan hanya sekedar prosedur setelah itu terperiksa di perkenankan meancong kenegara tersebut.

Tentu saja dalam prespektif positif Ustazd Abdul Somad semakin terkenal. Apabila peristiwa Bali mencuatkan namanya di tingkat nasional maka deportasi Hongkong melambungkan sosok Dai asal Pekanbaru ini tenar ke tingkat Internasional. Siapa yang bisa menahan ketika ALLAH SWT berkehendak memuliakan seorang hamba NYA.

Awak tak hendak membahas sebab musabab penolakan tersebut justru yang perlu disimak bagaimana pembelaan pemerintah berkuasa terkait nasib seorang rakyat. Memang sudah ada pernyataan resmi dari Kementrian Luar Negeri namun pernyataan tersebut sangat standard tidak ada nuansa pembelaan disana.

Justru yang awak harapan dan juga mungkin warga lainnya adalah reaksi keras dari Pemerintah setingkat Istana atau paling tidak Kementerian Agama. Kenapa harus demikian karena menurut hemat awak peristiwa ini berskala dunia dan ujungnya mereka akan menilai seberapa hebat dan keras Pemerintah mengajukan Protes. Disinilah letak wibawa dan marwah NKRI di dunia Internasional.

Sehubungan dengan uraian opini diatas maka izinkan awak membandingkan Ustazd Abdul Somad dengan makhluk kecil bernama Semut hitam. Tentu kita pernah membaca tentang keberadaan semut hitam di batu hitam dimalam kelam di ketahui Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.

Point yang ingin awak sampaikan disini adalah bahwa Pemerintah tidak usahlah meniru kekuasaan Tuhan Yang Mahatahu. Apalagi memilik kemampuan informasi dimana Istana paham setiap daun yang jatuh ke tana tetapi sederhana saja yang bisa dilakukan Pejabat Pemerintah. Berilah penyataan resmi tentang Peristiwa Ustazd Abdul Somad sebagai bukti Tuan Tuan hadir di Negeri ini.

Jakarta 25 Desember 2017

Salamsalaman

TD

Tinggalkan Balasan

1 komentar