Santri Berakhlak

Islam, Terbaru0 Dilihat

Sekitar 5000 lebih santri dari kelas 7 s.d 8 setingkat SLTP  di Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rejoso Peterongan Jombang pada hari Selasa, 29 Agustus 2023 mengikuti Pengarahan Santri oleh Majelis Pimpinan Pondok. Pengarahan ini  bertempat di Kantor Pusat lt 3 untuk santri putra dan di Islamic Center untuk santri putri. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka pembinaan santri sesuai visi dan misi yayasan.

Semua peserta diharapkan menyimak dan mencatat/merangkum apa yang disampaikan oleh Para Masyayih. Tema yang disampaikan mulai dari tata-tertib pondok, visi misi, dan tema-tema lain yang penting untuk semua santri.

 

 

Dalam ceramahnya, Gos Bang (panggilan akrab KH Rohmatul Akbar ) menyampaikan bahwa kegiatan pembinaan ini merupakan bentuk silaturrahim antara santri dengan para masyayih yang diharapkan mendapatkan keberkahan ilmu, kelapangan rizqi, dan umur panjang barokah.  Lebih lanjut beliau mengatakan, adab/akhlak lebih utama dari pada ilmu. Jangan sampai mengutakan ilmu dan menyepelekan akhlak. Karena ilmu tanpa akhlak tidak akan tercapai suatu kemuliaan. Bagaimana iblis tidak mulia karena hanya mengandalkan kepinterannya. Iblis berani melanggar perintah Allah SWT untuk  sujud/hormat ke Nabi Adam a.s. Iblis mengatakan dirinya lebih mulia dan lebih luhur, dan menyombongkan diri. Perbuatan iblis berakibat kutukan Allah SWT padanya. Kutukan sebagai penghuni neraka selamanya. Peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga bagi seorang santri. Sepintar apapun santri, akhlaq lebih utama.

Kewajiban seorang santri di pondok adalah sholat berjamaah dan mengaji.  Salah satu indikator ketaatan santri, bila santri bisa menjalankan kewajibannya. Di samping ada kewajiban, santri berhak sekolah dan ngaji, dan mendapat perlindungan hukum. Santri dilarang melakukan tindak pidana, mencuri, minum minuman keras, dan naspa. Awal kejahatan adalah mabuk (lanjut Gos Bang).  Santri dilarang bertengkar sesama santri/orang lain, dan dilarang bawa HP. “Bukanlah bagian dari umatku orang yang tidak menghormati yang lebih tua atau yang tdk menyayangi yang lebih muda”, terjemah sebuah hadits yang disampaikannya.

Penceramah selanjutnya yaitu Gos Zuem (panggilan akrab KH Zaimuddin Wijaya As’ad). Sebelum menyampaikan ceramah beliau berpantun :
Anak raja berbulu rusa
Dapat dua putih warnanya
Santri DU luar biasa
Jama’ahnya aktif semua

Bunga mawar bunga melati
Aromanya harum mewangi
Bila mondok giat mengaji
Pulang pulang jadi bupati

“Nafsu penghalang santri untuk mematuhi tata tertib pondok”, lanjut beliau. Tata tertib pondok perlu karena ada tujuan yang ingin dicapaianya. Apa itu? Yakni terbentuk seorang santri yang berilmu dan menjadi sholih sholihah. Hal tersebut akan terwujud bila bisa mengendalikan nafsu. Nafsu harus diperangi agar bisa terarah menuju kebaikan. Jangan sampai santri terjerumus hanya mengikuti hawa nafsunya. Rasulullah telah mengingatkan kepada umatnya untuk berperang melawan hawa nafsu. Perang melawan hawa nafsu merupakan perang besar bagi kaum mukmin, lanjut Gos Zuem menyitir inti sari hadits Nabi Muhammad SAW tentang Perang Badar.

Banyak nasehat yang disampaikan para masyayih. Gos Mamik (panggilan akrab KH Moh Hamid Bisri) juga berpesan mengenai visi misi pondok. Secara garis besar bahwa pondok menginginkan agar seluruh santri berdiri tegak mengucapkan tahlil didasari ilmu (QS. Ali Imran : 18). Santri harus kuat iman lahir bathin dan berakhlak yang mulia. Santri bisa menjadi insan yang baik bila mengajak kebaikan, melakukan kebaikan, dan amar makruf nahi mungkar (QS Ali Imran : 110). Dan yang tidak kalah pentingnya, santri harus mendoakan kedua orang tuanya, senang menjalankan tugas harian (sholat jamaah dan mengaji), mengikuti madrasah diniah dan sekolah, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.

Semoga apa yang disampaikan para masyayih bisa diterapkan dan terwujud santri yang taat tata tertib. Harapan/ tujuan pondok dan orang tua bisa tercapai. Semoga bermanfaat. Aaaamiiin

Ahsan

Tinggalkan Balasan