INTROSPEKSI
Aku terlalu asyik melihat keluar
Meski pikiran berkabut, pandanganku begitu terang
Begitu mudah dan tampak setiap yang aku lihat
Membuatku susah untuk melihat kedalam
Aku larut dalam nafsu kebencian, dan terus meluapkan kemarahan
Saat aku melihat kedalam
Betapa kotor diri yang tak sempat aku bersihkan
Terlalu lama menatap keluar, dan hanyut dalam gelombang pikiran
Mudah menilai kekotoran orang lain
Sementara aku juga tidaklah bersih
Akulah selemah-lemahnya manusia
Yang mudah menudingkan telunjuk
Melontarkan sumpah serapah atas dasar kebencian
Padahal seribu wajah menatap kearahku, pun dengan penuh kebencian
Karena aku belum melakukan apa-apa
Aku hanya asyik menatap keluar
Jakarta, Januari 2021
Ajinatha
WAJAH DI DALAM CERMIN
Lama aku tatap wajah di dalam Cermin
Aku tak mengenalnya, padahal dia begitu dekat
Terlalu lama aku tidak bercermin, sehingga aku lupa pada wajahku sendiri
Wajah yang penuh kepongahan, dan selalu ingin menang sendiri
..
Kalau seperti aku wajah bangsaku, maka aku sungguh malu
Karena adab dan perilaku aku, adalah cerminan bangsaku
Bangsa leluhurku adalah bangsa yang beradab
Aku tidak bisa bilang, buruk adabku karena leluhurku
..
Aku salah bercermin, mestinya aku bercermin diriak gelombang
Agar aku tidak mengenal wajahku
Betapa naifnya pikiranku, aku hanya ingin menerima yang baik
Tidak ingin dikatakan buruk, selalu merasa paling baik
..
Atau selamanya aku tak perlu bercermin?
Agar aku selalu merasa baik dan benar
Dan tersesat dalam rimba kesalahan yang terus berulang
Betapa besar andilku dalam memperburuk citra bangsaku
..
Akulah sebiadab-biadabnya manusia
Yang selalu merasa paling berhak masuk surga
Merasa paling alim sedunia, padahal aku tidak pernah bercermin
Sehingga aku tidak tahu seperti apa aku sebenarnya
..
Jakarta, Januari 2021
Ajinatha
Keren puisinya pak.. Makin semangat menulis nih. Semangatt!!!
Terima kasih apresiasinya bu Aam.. Salam hangat