Matt Paten: “Susuk”

7. Susuk

Artis itu kaget dengan pertanyaan Matt Paten, “Bisa mas, tapi gak bisa langsung.”

“Tapi berniat meninggalkan semuanya? Ini berat pastinya.”

Tanpa di sadari artis itu, hidup yang di jalankannya semata hanya mengejar kesenangan, bukan ketenangan. Bergelimangan kesenangan, tapi jauh dari ketenangan.

Semakin hari hidupnya selalu merasa ada yang ganggu, padahal gangguan itu hanya ada dalam pikirannya.

Artis itu cerita pada Matt Paten, kalau di apartemennya banyak sekali mahluk-mahluk ghaib. Padahal menurut Matt Paten, semua itu hanya ada dalam pikirannya yang di penuhi ketidak tenangan.

Pesugihan yang di ikutinya hanyalah di gunakan untuk memikat pengusaha yang tajir, agar bisa membiayai semua kesenangannya. Karirnya sendiri sebagai artis tidaklah terlalu terkenal, menjadi terkenal karena berbagai gossip negatif atas perilakunya, bukanlah prestasi.

“Sebelum saya membersihkan batin mbak, saya harus membersihkan penyakit yang ada dalam pikiran mbak.” ujar Matt Paten.

“Ada masalah apa dengan pikiran saya mas?” tanya artis itu.

Tanpa tedeng aling-aling menjelaskannya, “Pikiran mbak terlalu di bebani hal-hal yang bersifat materialistik. Sehingga membuat mbak gelisah kalau sampai tidak memperolehnya.” jelas Matt Paten.

Artis itu semakin malu menatap wajah Matt Paten, karena semua sudah terbaca oleh Matt Paten.

“Salahnya di mana mas kalau saya terlalu memikirkan hal itu? Kan manusia secara umum sangat materialistik?”

“Kalau gak salah pastinya mbak gak akan sampai jauh-jauh menemui saya, coba deh.. untuk apa mbak kesini?” Matt Paten membalikkan apa yang dikatakan artis itu.

Apa yang dikatakan Matt Paten sangat masuk di akalnya, dia merasa terganggu karena pikirannya yang sangat materialistik.
Matt Paten memijat bagian kepala artis itu, namun dia seperti ketakutan. Dia takut semakin banyak rahasianya yang terbaca oleh Matt Paten,

“Wah.. bisa keluar semua nih mas keburukan saya, emang prosesnya seperti ini ya? Kok saya jadi malu sendiri mas?” tanya artis itu.

“Kalau semuanya nanti akan semakin baik, kenapa mbak harus takut? Kan mbak berobat sama saya untuk itu semua?” Matt Paten balik bertanya.

Artis itu sampai kehabisan kata-kata. Akhirnya dia memasrahkan dir pada Matt Paten, karena dia memang ingin sembuh baik secara fisik maupun secara batin.

Semakin terus Matt Paten memijatnya, dia merasa semakin tenang. Dia tidak ingin lagi memikirkan hal-hal yang tidak mungkin bisa dia raih dengan cara sewajar nya.

“Coba mbak katakan, sejak tadi sampai sekarang apa yang sudah mbak rasakan? Katakan saja semua, karena mbak tidak mungkin bisa rahasiakan.” ujar Matt Paten.

“Yang jelas saya mulai yakin dengan apa yang akan saya lakukan mas, tekad saya sudah bulat untuk meninggalkan hal-hal buruk yang pernah saya lakukan.” jawab artis itu.

“Baik.. kalau gitu kita sudah boleh mulai untuk proses Ruqiyah, karena jiwa dan pikiran mbak sudah mulai bersih.” jelas Matt Paten.

Matt Paten mulai melafalzkan amalannya untuk me Ruqiyah artis itu, dia meminta artis itu untuk tenang dan tidak usah takut. Namun baru saja Matt Paten mulai memegang kepalanya, artis itu berteriak dengan kencang.

Matt Paten merasa kalau itu reaksi dari dalam tubuh artis itu, masih ada yang menolak di keluarkan dari tubuhnya. Selang berapa saat, dari hidung artis itu keluar gumpalan darah yang mengental, dan Matt Paten membiarkan darah itu keluar sampai habis.

Artis itu tidak mampu berkata apa-apa saat melihat kenyataan itu, yang dia rasakan sesak di dadanya mulai terasa hilang. Matt Paten mengingatkan artis itu,

“Ini baru separuh perjalanan dari proses pengobatan ini, sebentar lagi saat semuanya sudah bersih, mbak akan pingsan.” ujar Matt Paten.

Artis itu hanya menganggukkan kepala, dia sudah pasrah, dia hanya ingin segera sembuh dari gangguan pikirannya.

Asisten arti itu bertanya pada Matt Paten,
“Masih berapa lama prosesnya mas kira-kira? Apakah setelah pengobatan hari ini masih ada proses pengobatan lainnya?”

“Kita lihat hasilnya hari ini, kalau hari ini bisa tuntas, ya gak perlu lagi proses pengobatan selanjutnya.”

Artis itu sudah mulai kelihatan lemas, matanya pun sudah terlibat mulai sayu. Matt Paten menyiapkan tempat buat dia bisa istirahat, karena sebentar lagi artis itu akan pingsan.

Asisten artis itu ikut membantu Matt Paten, dan ikut menyiapkan semua keperluan untuk artis tersebut. Beberapa saat kemudian artis itu pingsan. Berdasarkan perkiraan Matt Paten, akan pingsan kurang lebih selama setengah jam.

Selama artis itu pingsan, Matt Paten mengingatkan pada asistennya tersebut, agar mengawasi proses ibadahnya. Jangan sampai meninggalkan sholat lima waktu, agar pengaruh buruk itu tidak lagi masuk.

“Soal ibadah memang dia tidak pernah dia lakukan mas, karena memang dari sananya tidak pernah mengenal hal itu.” ujar Asistennya.

“Makanya dia sangat mudah percaya dengan hal musyrik itu. Sehingga membuatnya hanyut dalam kesenangan semu.” ujar Matt Paten.

Matt Paten juga berpesan agar meninggalkan laki-laki yang masih menjadi suami wanita lain, karena itu akan memberatkan langkah karirnya kedepan.

Asisten artis itu menanyakan tentang benda-benda yang masih ada di tubuh artis itu,
“Apa yang mas ketahui tentang benda-benda yang di tanam di dalam tubuhnya?”

“Saya tahu ada beberapa susuk di wajahnya, terutama di bawah mata dan di bibirnya. Itukan semua untuk pemikatnya.” ujar Matt Paten.

“Selain di situ, di mana lagi yang mas ketahui?” tanya Asisten itu lagi.

“Ada di area kewanitaan dan di bagian pinggulnya, yang fungsinya sama sebagai daya tarik dan pemikatnya. Nanti yang di bagian itu, mbak yang keluarkan, saya bantu doanya saja.”

“Itu kapan di keluarkannya? Berapa lama prosesnya?

“Itu setelah proses Ruqiyah selesai, itu proses terakhir.”

Perlahan-lahan artis itu mulai membuka matanya, dia bingung sedang berada di mana. Asistennya langsung menghampirinya.

“Gimana? Udah berasa enakan kamu?” tanya Asistennya.

“Ya nih.. sudah ringan banget rasanya kepala aku.”

Matt Paten mulai mengeluarkan susuk yang ada di wajah artis itu, Matt Paten hanya tersenyum melihat jumlah susuk yang di keluarkan dari wajah artis itu. Ternyata usaha yang dilakukan artis itu, untuk menambah daya tariknya sangat luar biasa.

Proses berikutnya mengeluarkan susuk yang ada di bagian tubuh lainnya. Matt Paten Menggunakan tangan asisten artis tersebut, Matt Paten hanya memberikannya petunjuk.

Setelah semua susuk di keluarkan, Matt Paten membersihkan bagian penglihatannya, ini menjadi sangat penting. Penglihatannya sudah syarat dengan pengaruh mahluk ghaib yang mengikutinya.

Artis itu menanyakan pada Matt Paten,
“Mas.. saya harus bayar berapa untuk semua ini? Atau saya minta nomor rekening mas deh.”

“Saya sebetulnya tidak pernah kasih harga, semua seikhlasnya saja, saya cuma membantu.”

Artis itu pamit pulang pada Matt Paten, dia sangat berterima kasih, karena secara spiritual dia sudah dibekali berbagai amalan, yang akan diamalkannya setelah bertaubat.

Ada pelajaran yang berharga didapat Matt Paten, dalam pandangannya banyak orang mengabaikan Tuhan, hanya untuk memenuhi kehendak nafsunya. Padahal, tanpa campur tangan Tuhan, tidak ada yang bisa mereka peroleh. Bergelimang kesenangan, tapi tidak memperoleh ketenangan.

Bersambung

Tinggalkan Balasan