2. Memaafkan Diri Sendiri
Seorang yang bijak pastinya sangat mudah memaafkan orang lain. Bahkan sebelum orang tersebut minta maaf, dia sudah memaafkan dirinya terlebih dahulu.
Kalau memaafkan orang lain saja Anda mampu, mustahil pada diri sendiri tidak mampu? Yang harus diakui terlebih dahulu, bawah manusia itu tempatnya salah dan khilaf. Termasuk juga Anda, jadi tidak ada alasan Anda tidak memaafkan diri sendiri.
Sebelum minta maaf pada diri sendiri, menyesallah terlebih dahulu terhadap semua kesalahan yang dilakukan. Berjanji lah pada diri sendiri untuk mengubah semuanya agar lebih baik.
Lakukan berbagai perubahan terhadap diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil. Semua itu dilakukan secara konsisten dan dengan komitmen yang kuat, bahwa mulai hari Anda harus hidup lebih baik dari kemarin.
Meninggalkan semua sikap dan perilaku buruk dengan cara mengubah Pola Pikir, diyakini sebagai cara terbaik untuk memaafkan diri sendiri. Itu memang tidak mudah. Tapi, tidak sulit dilakukan jika memang diniatkan secara serius.
Yang perlu disadari terlebih dahulu, bahwa apa yang pernah dilakukan selama ini salah dan membuat Anda terpuruk. Kesadaran itulah yang akan membuat Anda serius untuk memperbaiki semua kesalahan. Itulah cara terbaik memaafkan diri sendiri.
Ada 5 langkah yang harus Anda lakukan untuk memaafkan diri sendiri:
Meyakini Diri Bersalah
Sebagai manusia, kadang sulit untuk mengakui diri bersalah. Kecuali jika Anda seorang yang bijak dan sangat mengenal diri sendiri, tahu kelemahan dan kelebihan diri sendiri.
Sebelum Anda meminta maaf pada diri sendiri, sadari terlebih dahulu bahwa banyak sekali kesalahan yang sudah diperbuat. Sehingga dampaknya tidak saja pada diri Anda sendiri. Tapi, juga terhadap orang lain yang ada disekitar Anda.
Ini adalah awal untuk introspeksi, tindakan ini akan berpengaruh pada langkah berikutnya. Bagaimana mungkin Anda bisa meminta maaf pada diri sendiri tanpa merasa bersalah.
“Kegagalan bukan untuk disesali, namun untuk direnungkan, introspeksi, dan diperbaiki.”
Kata-kata diatas bisa digunakan memotivasi untuk menyadarkan diri, bahwa sebuah kesalahan bukanlah kegagalan. Tapi, untuk diperbaiki agar bisa menjadi guru terbaik untuk mencapai keberhasilan.
Cintai Diri Sendiri
Bangunlah rasa cinta terhadap diri sendiri atas dasar mengenal diri sendiri. Dengan demikian, Anda merasa pantas mencintai diri Anda sendiri.
Kalau orang lain saja bisa jatuh cinta pada diri Anda, kenapa Anda sendiri tidak bisa? Sudah kenal diri sendiri, mustahil tidak tahu apa yang membuat Anda tidak mencintai diri sendiri.
Bukanlah kenaifan jika Anda mencintai diri sendiri. Justeru sebelum orang lain mencintai diri Anda, sebaiknya Andalah yang terlebih dahulu mencintai diri sendiri. Dengan begitu Anda akan menyayangi diri sendiri, tidak membiarkan diri Anda melakukan hal yang sia-sia.
Mencintai dan menyayangi diri sendiri adalah motivasi untuk menjaga diri, agar selalu melakukan hal yang positif dan tidak tergelincir pada tindakan negatif.
“Jangan menghabiskan waktu untuk menyalahkan diri atau orang lain. Introspeksi adalah pelarian yang baik untuk menjadi lebih baik”.
Merasa bersalah itu adalah sikap yang bijak. Tapi, menghabiskan waktu untuk menyalahkan diri sendiri bukanlah tindakan yang bijak. Bangkitlah, dan lakukan perubahan terhadap diri sendiri.
Selalu Bersyukur
Ini sebetulnya sebuah tindakan yang mudah untuk diucapkan. Tapi, sangat sulit untuk dilakukan. Padahal kalau disadari, bahwa hidup ini tidak bisa dijalankan tanpa campur tangan Tuhan. Itu kalau Anda memiliki sandaran keyakinan.
Bersyukur adalah cara melapangkan hati dalam menerima berbagi keadaan. Baik buruknya sebuah keadaan yang dihadapi, tetap disyukuri sebagai bagian dari nikmat-Nya.
Pola pikir ini sulit diterima bagi yang tidak mempunyai keyakinan terhadap Tuhan. Tapi, bagi orang-orang yang beriman akan mudah memahaminya.
Rasa syukur adalah manifestasi dari penerimaan diri terhadap segala ketentuan-Nya. Menyadari kalau proses kehidupan penuh dengan ujian. Yang namanya ujian itu bukanlah segala hal buruk yang diterima. Tapi, juga termasuk hal-hal yang baik.
Bagaimana sikap Anda menerima semua itu, akan sangat mempengaruhi hidup Anda. Jika Anda selalu bersyukur, maka hidup Anda akan tenang dalam menjalankannya. Memang tidak mudah, namun harus dipraktikkan dalam keseharian.
Ini pun menjadi salah satu cara memaafkan diri sendiri, setelah menyadari diri melakukan kesalahan. Proses bersyukur adalah bagian dari tindakan untuk memperbaiki diri.
Semua hal yang kamu miliki patut untuk kamu syukuri. Bersyukurlah karena kamu masih memiliki kesempatan untuk melanjutkan hidup dan memperbaiki kesalahan di masa lalu.
Belajar untuk Ikhlas
Pengejawantahan kata ikhlas adalah sikap penerimaan terhadap apa yang sudah terjadi, tidak lagi memikirkannya dan hanya larut memikirkannya. Sadar harus melakukan sesuatu untuk memperbaikinya, agar ke depan hidup jauh lebih baik dari kemarin.
Ikhlas itu dalam pelaksanaannya memang sulit, hanya mudah dikatakan. Tapi, bagi seseorang yang bijak baik terhadap orang lain atau pun pada diri sendiri, akan mudah melaksanakannya.
Yang sudah terjadi adalah pengalaman dan merupakan guru terbaik untuk dijadikan pelajaran. Ikhlas meninggalkan segala perilaku negatif yang sudah menyengsarakan, dan ikhlas pula untuk memperbaiki diri untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.
Kuncinya tetap introspeksi, sadar sepenuhnya ingin mengoreksi semua kesalahan yang pernah dilakukan, mengubah pola pikir untuk mengubah hidup yang lebih baik.
“Introspeksi diri itu penting bukan agar tahu kesalahan diri, tapi agar mampu mengerti dan menerima diri sendiri apa adanya”.
Secara hakikat, quote diatas adalah bentuk dari keikhlasan menerima apa yang sudah dilalui. Demi mengejar masa depan yang lebih baik.
Menjadi Pembelajaran
Seseorang yang mampu memperbaiki diri karena mau menjadikan kesalahan di masa lalu sebagai pembelajaran. Sadar sepenuhnya, bahwa apa yang dilakukan di masa lalu sangat merugikan.
Memang manusia tidak lepas dari kesalahan. Tapi, itu tidak bisa dijadikan pembenaran untuk terus menerus mengulangi kesalahan yang sama.
Untuk satu hal ini, mungkin kita perlu belajar dari Keledai. Keledai dianggap mamalia yang paling bodoh. Tapi, keledai tidak ingin jatuh ke lobang yang sama untuk kedua kalinya.
Kalau Anda sudah mengenal diri sendiri, tentunya Anda tidak saja seperti keledai.
Pastinya akan lebih baik dari keledai. Tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan berusaha untuk memperbaikinya.
Ketika Anda melakukan kesalahan, anggaplah itu bagian dari rencana Tuhan agar Anda tahu bahwa yang dilakukan itu adalah sebuah kesalahan. Dan Tuhan memberikan Anda kesempatan untuk memperbaiki diri. Kesempatan itulah yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Artikel yg bermanfaat.
Terima kasih pak Aji…
Terima kasih apresiasinya mbak