Memperbanyak Referensi?
Ini satu hal yang mutlak namun bermanfaat banyak. Tidak ada yang bisa ditulis tanpa referensi. Sekadar menulis memang tidak butuh referensi, tapi kalau ingin tulisanmu penuh gizi dan nutrisi, harus banyak referensi.
Seperti yang saya kutip dari Merdeka.com, secara umum, referensi adalah suatu informasi yang dapat dijadikan sebagai rujukan atau sumber acuan untuk mempertegas suatu pernyataan yang disampaikan.
Pendapat lain juga mengatakan bahwa arti referensi adalah sesuatu yang digunakan oleh pemberi informasi untuk mendukung atau memperkuat pernyataannya. Secara etimologi, kata “referensi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “refer to” yang artinya “mengacu pada” atau “merujuk pada” sesuatu atau pernyataan seseorang. Sehingga, kata referensi dapat diartikan sebagai sebuah rujukan yang menggambarkan informasi dari sumber terkait.
Kalau menurut saya referensi itu bisa didapat tidak saja dari membaca, tapi bisa saja dari mendengar dan melihat. Pendapat ini untuk mempertegas, bahwa pengertian referensi itu sangat luas. Dan itu semua adalah proses pengayaan wawasan. Tidak ada penulis yang kurang wawasan, kecuali Penulis yang malas menambah pengetahuan.
Menulis dan membaca itu ‘satu garis’ yang tidak terpisahkan. Itulah makanya dengan menulis secara otomatis akan memperbanyak pengetahuan. Ketika kita membaca buku-buku yang bagus, kita akan tahu kalau penulisnya kaya referensi dan pengalaman, karena saat membaca kita disuguhkan berbagai hal yang belum kita ketahui.
Dalam karya tulis ilmiah, referensi dan rekomendasi menjadi suatu hal yang sangat penting. Tidak aneh kalau daftar pustakanya begitu banyak, karena sebagai penunjang referensi, daftar pustaka menjadi bukti validitas fakta yang dituliskan. Sehingga yang membaca pun tercerahkan, dan bertambah wawasannya.
Kenapa Referensi di Butuhkan?
Disamping untuk pengayaan informasi juga ada beberapa hal yang membuat referensi itu sangat dibutuhkan. Seperti yang saya kutip dari penerbitdeepublish.com:
1. Memperkuat Argumentasi
Tujuan pertama dari referensi dapat digunakan sebagai suatu bahan untuk dapat menunjang suatu argument atau pun teori yang di kemukakan di dalam bentuk tulisan.
2. Menghindari Plagiarisme
Tujuan berikutnya sebagai penghalang dari suatu tindakan plagiat atas hasil karya dari milik orang lain.
3. Menghargai Karya Orang Lain
Tujuan tersebut dapat mencantumkan referensi untuk sebagai penghargaan atas karya orang lain.
4. Memberikan Informasi Kepada Para Pembaca
Ini bertujuan untuk dapat memberikan suatu informasi kepada para pembacanya mengenai hal sumber asli dan terlengkap dari suatu teori atau suatu pendapat tersebut.
Sebetulnya investasi dalam menangkap momen adalah merupakan upaya memperbanyak referensi, yang menjadi endapan dan dibutuhkan saat menulis. Seperti yang saya jelaskan pada artikel sebelumnya, “Menulis dan Menangkap Momen.”
Tapi dalam karya ilmiah, semua itu harus dibuktikan dengan sumber referensinya, karena menyangkut validitas bahan argumentasi dalam penulisan. Berbeda dengan karya fiksi, menangkap momen adalah bagian dari pengayaan batin, dan merupakan endapan dari berbagai peristiwa yang dilihat.
Pada dasarnya referensi itu adalah merupakan sumber bacaan yang didapat dari buku, majalah, jurnal, media online, dan media elektronik dan lain sebagainya. Referensi merupakan hal yang wajib dalam karya ilmiah, karena menjadi sumber rujukan dari sebuah penulisan.
Bukan Cuma pada karya ilmiah referensi dibutuhkan, dalam penulisan opini pun sangat dibutuhkan. Meskipun bersifat opini namun tetap dibutuhkan sumber referensinya. Setiap opini dibutuhkan argumentasi, untuk memperkuat argumentasi dibutuhkan referensi.
Ajinatha