Artikel ini disusun oleh:
- A’if Fathul Khasanah (20001)
- Amanda Sukma Dewanthi (20003)
- Dina Lestari (20012)
- Marliana Tri (20019)
- Shanty Wijaya (20035)
Assalamualaikum wr. wb. Selamat malam semuanya, kali ini saya akan menuliskan sebuah artikel yang bertemakan tentang kerukunan. Artikel ini tidak saya buat sendirian namun juga dibantu oleh empat orang teman saya yang juga turut mengeluarkan pendapat serta pernyataan mengenai sebuah kerukunan. Apa sih kerukunan itu? Pasti kita semua di sini sudah tahu dong kata “kerukunan” yang faktanya sudah tidak asing lagi di telinga. Tapi, walaupun kata kerukunan sudah tidak asing lagi, apakah sebuah kerukunan sudah terlaksana di antara kita dan orang-orang disekitar kita?
faktanya, masih banyak perselisihan yang terjadi akibat kesalahpahaman biasanya, yang menyebabkan kerukunan tidak dapat tercapai antar sesama. baik kerukunan antar tetangga maupun kerukunan antar keluarga sekalipun. banyak hal kecil ang seringkali tidak kita sadar mengenai faktor-faktor yang menyebabkan sebuah kerukunan tidak tercapai di lingkungan tinggal kita.
Dari data yang telah kami kumpulkan, faktor-faktor yang menyebabkan sebuah kerukunan tidak dapt dicapai sebagai berikut:
- egoisme
- kurangnya rasa toleransi antar sesama
- merasa paling benar
- kurang pemahaman tentang kehidupan bersaudara
- kurangnya rasa kepedulian antar sesama
di atas sudah kami beritahukan faktor-faktor penyebab tidak tercapainya sebuah kerukunan di lingkungan masyarakat. Namun, apa kita tahu apa sih arti kerukunan yang sebenarnya kita ini? Jadi, kerukunan adalah
suatu sikap atau sifat dari seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang
lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hakhak asasi manusia. Kerukunan diartikan adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antara semua orang meskipun mereka berbeda secara suku, ras, budaya, agama, golongan. Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena sebelumnya ada ketidak rukunan serta kemampuan dan kemauan untuk hidup bersama dengan damai dan tentram.
Kerukunan juga diartikan sebagai kehidupan bersama yang diwarnai oleh suasana yang harmonis dan damai, hidup rukun berarti tidak mempunyai konflik, melainkan bersatu hati dan sepakat dalam berfikir dan bertidak demi mewujudkan kesejahteraan bersama. Di dalam kerukunan semua orang bisa hidup bersama tanpa ada kecurigaan, dimana tumbuh sikap saling menghormati dan kesediaan berkerja sama demi kepentingan bersama. Kerukunan atau hidup rukun adalah suatu sikap yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam terpancar dari kemauan untuk berinteraksi satu sama lain sebagai manusia tanpa tekanan dari pihak manapun.
Setelah kami telah membahas tentang pengertia kerukunan dan faktor-faktor tidak tercapainya sebuah kerukunan, kami akan mengulik berbagai macam bentuk kerukunan yang ada di lingkungan masyarakat ini, yaitu sebagai berikut:
- kerukunan antar keluarga
- kerukunan antar tetangga
- kerukunan antar masyarakat
- kerukunan antar umat beragama
- kerukunan antar suku/ras
dari lima macam bentuk kerukuna yang telah saya sebutkan di atas merupakan macam-macam kerukunan yang seribgkali belum tercapai dalam berkhidupan di masyarakat. seperti contoh hal kecil adalah kerukanan antar keluarga yang mana adalah orang terdekat dalam kehidupan kita. seringkali bertengkar hanya karena kesalahpahamn dan rasa egois yang tubuh kembang dan saling beradu hingga akhirnya kerukunan tidak lagi dapat dicapai. padahal seharusnya jika kita ingin menerapkan hidup rukun di dalam masyarakat, kita harus berlajar terlebih dahulu dari lingkungan terdekat kita yaitu lingkungan keluarga.
lepas dari bahasan kerukunan lingkunga nkeluarga, di negara kita seringkali terjadi perselisihan antar umat beragam dan antar suku/ras yang berbeda. hal wajar, memang bila terjadi perselisihan tersebut, sebab negara Indonesia adalah negara dengan berbagai macam suku, ras, agama, keyakinan yang berbeda-beda yang mana sudah pasti memiliki pemahaman yang berbeda-beda akibat kesalahpahamn yang terjadi.
Dalam terminologi yang digunakan oleh pemerintah secara resmi, konsep kerukunan hidup antar umat beragama ada tiga kerukunan, yang disebut dengan istilah “Trilogi Kerukunan” yaitu:
- kerukunan intern masing-masing umat dalam satu agama. Yaitu kerukunan di antara aliran-aliran / paham mazhab-mazhab yang adadalam suatu umat atau komunitas agama.
- kerukunan di antara umat/ komunitas agama berbeda-beda. Yaitu kerukunan di antara para pemeluk agama-agama yang berbeda yaitu di antara pemeluk Islam dengan pemeluk Kristen Protestan, katolik,
Hindu, dan Budha. - Kerukunan antar umat/ komunitas agama dengan pemerintah. Yaitu supaya diupayakan keserasian dan keselarasan di antara para pemeluk atau pejabat agama dengan para pejabat pemerintah dengan saling memahami dan menghargai tugas masing-masing dalam rangka membangun masyarakat dan bangsa Indonesia yang beragama.
Dengan demikian kerukunan merupakan jalan hidup manusia yang memiliki bagian-bagian dan tujuan tertentu yang harus dijaga bersama-sama, saling tolong menolong, toleransi, tidak saling bermusuhan, saling menjaga satu sama lain.
Dalam memantapkan kerukunan hidup umat beragama perlu dilakukan suatu upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan hidup umat beragama secara mantap dalam bentuk:
- Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.
- Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.
- Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka memantapkan pendalaman dan penghayatan agama serta pengamalan agama yang mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama.
- Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat manusia yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan. Dari sisi ini maka kita dapat mengambil hikmahnya bahwa nilainilai kemanusiaan itu selalu tidak formal akan mengantarkan nilai pluralitas kearah upaya selektifitas kualitas moral seseorang dalam komunitas masyarakat mulya (Makromah), yakni komunitas warganya memiliki kualitas ketaqwaan dan nilai-nilai solidaritas sosial.
Ulasan terakhir yang akan kami bahas dalam artikel ini adalah bagaimana cara menciptakan kerukunan untuk mencapai Indonesia yang damai sejahtera. Berikut faktor-faktor pendorong terjadinya sebuah kerukunan dalam bermasyarakat yaitu:
- menumbuhkan rasa toleransi antar sesama
- mengurangi egoisme dalam bermasyarakat
- menanamkan rasa saling membutuhkan bantuan baik antar keluarga, antar tetangga, ataupun dengan yang lainnya
- saling menjaga kerukunan dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan rasa perselisihan
- saling menghargai antar sesama tanpa membedakan suku, ras, dan agama
baik, sekian artikel bertemakan ketukunan yang telah saya ulas bersama teman-teman saya. Artikel ini berasal juga dari berbagai macam sumber yang telah kami ringkas dan berdasarkan fakta yang telah kami temukan dalam hidup bermasyarakat. Mohon maaf bila ada salah kata dalam penulisan artikel ini.
Bila ada masukan, silahkan tuliskan di dalam kolom komentar yang telah disediakan. terima kasih telah membacanya. selamat malam dan sampai jumpa di artikel berikutnya. have a nice day all!
wassalamualaikum wr. wb
best regards,
kelompok 7