YPTD Hadir Laksana Pelita di Malam Hari

Kehadiran Yayasan Penerbit Thamrin Dahlan (YPTD) di Indonesia laksana pelita yang menerangi di malam hari, saat bulan tak menampakkan sinarnya. YPTD hadir disaat para penulis bingung mau kemana akan menerbitkan bukunya. Kehadirannya sebagai pelita (cahaya) untuk membantu para penulis menerbitkan karya-karya emasnya.

Dengan motto “bayar seikhlasnya,” hingga kini YPTD telah berhasil menerbitkan 233 judul buku  penulis dari penjuru tanah air. Sebagian besar buku sudah diserahkan ke Perpustakaan Nasional untuk dokumentasi. Dan, alhamdulillah buku saya ke-17  berjudul “How To Be Remaja Muslim SMART,” dapat pula diterbitkan oleh YPTD.

Fakta membuktikan banyak penerbit tanah air yang memiliki sejumlah persyaratan sangat ketat dan waktu cukup lama untuk dapat menerbitkan karya seorang penulis, itu jika ingin diterbitkan secara gratis. Namun jika, ingin berbayar seorang penulis harus siap merogoh kantongnya hingga jutaan rupiah. Tentu hal ini jika dibiarkan bisa menghambat perkembangan literasi di tanah air.

Adanya kegiatan sayembara menulis dalam rangka HUT 1 YPTD ini sangat tepat momentnya, sebab bertepatan dengan tahun baru Islam 1443 H (Muharram) dan hari kemerdekaan 17 Agustus. Kegiatan sayembara dalam rangka HUT 1 YPTD, 19 Agustus 2021 tersebut bertema  “Masukan dan saran untuk meningkatkan peran YPTD dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi di Indonesia.” Ini merupakan salah satu bukti peran YPTD dalam meningkatkan kualitas literasi di Indonesia.

Kita memahami penulis adalah pekerja peradaban seperti guru, yang namanya akan selalu terukir sepanjang zaman. Para penulis YPTD hadir dari berbagai kalangan dan latar belakang seperti penulis aktif kompasiana, guru, dosen, jurnalis, karyawan, PNS dll. Meskipun mayoritas penulisnya berasal dari kompasiana, namun rasanya kita seperti sahabat lama yang baru ketemu. Sebagaimana halnya pertemuan pertama penulis dengan Pak Haji Thamrin di sebuah Kantor Bank BRI Kramat Jati. Tak terasa obrolan kita senada dan ternyata kita memiliki pekerjaan dan hobi yang sama yakni sebagai pengajar dan penulis, alhamdulillah. Sebagaimana dikatakan orang bijak, “Seseorang itu suatu saat akan menemukan komunitasnya sesuai hobi dan profesinya.”

Motivasi kita semua sama, ingin menjadi manusia bermanfaat untuk orang lain bukan sekedar tujuan dunia (royalti). Sebab karya tulis/buku diyakini sebagai investasi dunia akhirat. Hal itu sebagaimana dikatakan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yakni tiga amalan yang tak akan putus pahalanya  meskipun kita telah tiada, salah satunya adalah ‘ilmu yang bermanfaat’ (buku/karya tulis). Semoga kita termasuk di dalam golongan ini, aamiin yaa Rob.

“Buku adalah mahkota penulis,” itulah slogan yang selalu disampaikan perintis YPTD yakni H. Thamrin Dahlan. Meskipun beliau pensiunan Kombes Polisi, namun motivasi menulisnya sangat tinggi dan karya tulis beliau sangat banyak. Penulis berdarah Minang tersebut selalu mengajak para penulis YPTD untuk terus aktif menulis, sebagai bagian dari peningkatan kualitas dan kuantitas literasi di Indonesia.

Menurut Goddy (1999), pengertian literasi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk membaca dan menulis yang dilakukan seseorang dalam menggambar fenomena sosial secara ilmiah. Sedangkan menurut Alberta (2009), literasi bukan hanya sekedar kemampuan untuk membaca dan menulis namun menambah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dapat membuat seseorang memiliki kemampuan berpikir kritis, mampu memecahkan masalah dalam berbagai konteks, mampu berkomunikasi secara efektif dan mampu mengembangkan potensi dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa literasi bukan sekedar kemampuan membaca dan menulis tapi juga kemampuan seseorang berpikir kritis dan kemampuan memecahkan berbagai masalah dalam hidup ini. Nah dalam kesempatan ini, penulis mencoba berpikir kritis, apa peran yang dapat dilakukan YPTD untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas literasi di Indonesia? menurut penulis setidaknya ada 6 peran/kontribusi yang bisa dilakukan YPTD untuk mencapai hal tersebut, sebagian besar sudah dilakukan dan sebagian lagi masih dalam proses yakni sbb:

1. Mendirikan Penerbit YPTD Bermoto Bayar Seikhlasnya

Peran pertama sudah dilakukan sejak tahun 2020. Tepatnya pada Rabu 16 September 2020, H. Thamrin bersama Uda Dian Kelana dan Sohib Taufikuiek telah berhasil menuntaskan tugas mencetak buku “Jejak Langkah Baitullah dan buku Mengapa Orang Arab Tidak Suka Sendok.”

Hal itu, sebagai kelanjutan niat mulia keluarga besar Petokayo untuk menjalankan amanah Almarhumah Hj. Husna Dahlan, SH. Tujuannya tidak lain adalah agar dapat berperan serta dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi Indonesia. YPTD fokus membantu para penulis untuk menerbitkan Buku ber ISBN (International Standard Book Number) tanpa biaya, namun kini motto tersebut kini bergeser menjadi ‘bayar seikhlasnya’ agar penulis juga memiliki kontribusi dalam percetakan.

Sejak program dicanangkan kepada Publik 19 Agustus 2020, YPTD telah berhasil menerbitkan 10 buku dari para penulis yang terdiri dari dosen, pengusaha, karyawan dan jurnalis.

YPTD memiliki tiga model khusus dalam menerbitkan buku yakni ;

  • Program A : Buku kumpulan artikel di website terbitkanbukugratsis.id sebulan sekali (kompilasi)
  • Program B : Buku dari para penulis yang telah menyiapkan naskah untuk segera diterbitkan
  • Program C : Buku dari penulis yang posting di website terbitkanbukugratis.id telah mencapai 40 Artikel.

2. Membuat website YPTD

Peran kedua, guna lebih memantapkan program literasi di Indonesia, YPTD juga telah berhasil membuat website https://terbitkanbukugratis.id.  Laman website tersebut beranggotakan para penulis baik yang sudah menerbitkan buku maupun masih berproses mengumpulkan tulisan nan tersebar di media sosial. Disitulah para penulis bisa terus berkarya mengembangkan dan memposting tulisan-tulisannya seperti humaniora, gaya hidup, puisi, sosbud, wisata dll.

Pembacanya bukan hanya dari Indonesia tapi juga dari luar negeri seperti Amerika, Italia, Malaysia, Singapura, Denmark, China, dan Rusia. Mengapa mereka menjadi pembaca setia website YPTD, sebab teks di website YPTD ini memiliki keunggulan yakni otomatis bisa diterjemaahkan ke dalam 3  bahasa yakni bahasa Arab, Inggris dan Cina. Inilah hal yang luar biasa yang dimiliki website YPTD.

Penulis menyarankan kalau bisa YPTD, juga menyediakan menu seperti puisi, pantun, cerpen dll khusus untuk menampung karya tulis para siswa tingkat SMP-SMA, karena selama ini mereka hanya bisa menampilkan tulisan di mading sekolah atau medsos pribadinya. Tentunya, sebelum dipublish perlu ada editor khusus yang menangani hal ini agar hasil tulisannya berkualitas.

3. Aktif Mengadakan Bedah Buku

Peran ketiga, yang perlu terus dilestarikan oleh YPTD adalah sering aktif mengadakan bedah buku para penulis, bukan hanya untuk lingkup para anggota WAG YPTD, tapi juga untuk kalangan/komunitas lainnya. Misalnya di sekolah-sekolah, kampus ataupun komunitas penulisan lainnya.

YPTD juga perlu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak/instansi dalam rangka meningkatkan literasi di Indonesia. Jika hal ini dapat dilakukan, InsyaAllah akan lebih menambah peran YPTD di dunia literasi tanah air.

 4. Mengadakan Sayembara Menulis

Peran keempat yang sudah dilakukan YPTD yakni mengadakan sayembara menulis dalam rangka menyambut HUT ke 1 YPTD.  Lomba menulis  tersebut ditujukan kepada seluruh penulis YPTD dengan tema “Masukan Dan Saran Berupa Upaya Meningkatkan Peran YPTD Untuk meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Literasi Indonesia.”

Dengan beberapa ketentuan diantaranya tulisan bisa lebih dari 1 artikel dan diposting sebelum tanggal 17 Agustus 2021. Nantinya seluruh tulisan akan di jadikan Buku Antologi HUT I YPTD dan para penulis akan mendapat buku tersebut gratis. Selain itu YPTD juga telah menyediakan hadiah total jutaan rupiah untuk para pemenangnya.

Penulis sangat mengapresiasi kegiatan sayembara ini dan berharap bisa sering dilakukan bukan hanya dalam rangka menyambut HUT YPTD saja. Tapi juga seyembara untuk penulis luar YPTD yang jadwalnya bisa disesuaikan dengan agenda-agenda nasional lainnya seperti Hari Pendidikan, Hari Guru, Hari Pahlawan, Hari Kemerdekaan, Hari Kartini, Hari Pers dll. InsyaAllah kegiatan lomba-lomba menulis ini sangat menarik bagi masyarakat sebagaimana kegiatan lomba yang pernah diadakan oleh penerbit buku lainnya.

5. Membuat buku digital (ebook)

Adapun untuk peran kelima sedang dirintis (on the process) oleh YPTD yakni membuat ebook. Hal itu bermula pada Kamis, 27 Mei 2021, yang menjadi momen bersejarah buat Yayasan Penerbit Thamrin Dahlan ketika menyerahkan 53 karya buku langsung ke Direktorat  Deposit dan Koleksi Perpustakaan, yakni salah satu divisi di Perpusnas yang menerima dan menyimpan data-data penulis buku tanah air, sehingga karyanya bisa abadi.

Pada acara bersejarah itu  hadir Pemilik YPTD H. Thamrin Dahlan (Pur.Kombes Polisi), Mayor Nani Kusmiyati (Kasubbag Kerma Multilateral LN Rokerna dan Hukum Settama Lemhanas), Ajinatha (designer cover buku), Andy Sulistiyanto (penulis buku “How To Be Remaja Muslim Smart”), Muthiah Alhasany dan Sukma Tom (jurnalis media online Jakarta).

Selain menyerahkan karya buku, para penulis YPTD juga menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan Sub Koordinator Pengelolaan Karya Rekam, Suci Indrawati. Bagaimana cara menerbitkan e-book, agar YPTD bisa terus berkembang dan melebarkan sayapnya.

Penulis berpendapat kehadiran e-book di YPTD  akan lebih menghemat biaya produksi penerbitan buku dan memudahkan masyarakat dari Sabang sampai Merauke untuk mengonsumsi karya tulis dari penulis hebat YPTD .

6. Membuat YPTD book store

Peran terakhir yang bisa dilakukan YPTD untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi di tanah air adalah membuat menu ‘YPTD bookstore’. Dengan kecanggihan fitur ini diharapkan bisa mengatasi semua keterbatasan sarana, jarak dan waktu transaksi. Kehadiran menu bookstore dianggap lebih hemat, efektif dan efisien dibandingkan jika kita memasarkan melalui toko-toko buku. Apalagi kabarnya saat ini, banyak penerbit/toko buku meredup sebagai efek masa pandemi.

Di zaman perkembangan teknologi canggih ini, user (pengguna) akan lebih mudah memilih barang yang diinginkan, mengetahui detail barang, dan dapat melakukan transaksi dengan siapa saja tanpa dibatasi oleh waktu dan jarak.

Kemudahan inilah yang menjadi faktor utama berkembangnya electronic commerce. Electronic commerce bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui e-mail, electronic data interchange (EDI), atau bisa juga melalui World Wide Web.

Kedepannya, kehadiran YPTD bookstore diharapkan menjadi terobosan luar biasa yang bisa mewadahi komunikasi multi arah bagi para penerbit, pengarang, serta masyarakat umum. Sebagai fungsi komersial (keuntungan), fungsi pendidikan (tempat mendapatkan literatur) dan fungsi rekreatif.

Demikian sekelumit pemaparan buah pikiran penulis sebagai sumbang saran agar Yayasan Penebit Thamrin Dahlan (YPTD) dapat terus eksis dan melebarkan sayapnya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi di Indonesia. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Penulis ucapkan “Selamat HUT 1 YPTD, 19 Agustus 2021, semoga kehadiranmu terus menjadi pelita penerang di tengah masyarakat.” Salam Literasi!

(Andy – Kafila Jakarta)

Tinggalkan Balasan

2 komentar