Tentang jihad merawat orang tua ini sebuah riwayat menyebutkan,
“Dari Abu Hurairoh radiyallaahu ‘anhu berkata: Ada seorang laki-laki menghadap kepada Rasulullah Shalalahu ‘alaihi wassalam lalu ia berkata : Saya berjanji kepada engkau, wahai Rasulullah untuk berhijrah dan berjuang agar mendapatkan pahala dari Allah. Beliau bersabda: Apakah salah seorang dari kedua orang tuamu masih hidup? Laki-laki itu menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda pula: Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu dan dampingilah keduanya dengan baik.” (H.R. Muslim)
Bahkan untuk berperang Rasulullah melarang seseorang ikut berkubang nyawa demi membela panji islam. Pabila ada orang tua sepuh yang kehidupannya membutuhkan uluran tangan kita.
Bukan masalah besaran uang yang sanggup kita berikan, akan tetapi merawat, melakukan pengabdian untuk mereka dengan sentuhan kasih sayang.
Misal bila mempunyai orang tua, katakanlah ayah renta yang sakit-sakitan. Sering kambuh darah tinggi atau prostat. Tempat tidur menjadi tumpuan kenyamanan. Merawatnya di atas tempat tidur akan merupakan keinginan yang sungguh diharapkan orang tua.
Inilah perjuangan itu. Saat anak berada dalam kesuksesan, ketika sibuk merajai urusan masih dia sempat memikirkan orang tua?
Tipu daya urusan dunia sering kali melenakan sehingga tak jarang ada yang saking suksesnya saking sibuknya orang tua dititipkan ke panti jompo. Dengan alasan tak ada waktu mengurus. Inilah kerugian itu. Pandai-pandai mengatur waktu, mengatur urusan menjadi kunci perhatian.
Kalaupun sungguh tak sempat, usahakanlah ada waktu berkualitas untuk mereka. Jadwalkan kebersamaan, melakukan hal-hal menyenangkan sederhana secara bersama-sama. Menonton televisi, berkebun atau sekedar menemani duduk di beranda. Melihat ibu atau ayah tersenyum, memberikan senyu terbaik pula dari kita untuk mereka. Inilah jihad itu, surga itu. Mari manfaatkan selagi mereka ada. Di hadapan, belum tertutup tanah kuburan.
Dalam hadits Rasulullah, ia memperingatkan kerugian bagi mereka yang tidak berbakti kepada orang tua selagi mereka hidup. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda “Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk surga,” (HR Muslim).
Jadi tak ada alasan, berbaik kepada kedua orang tua, inilah jalan, tiket lain mempermudah menuju surga. Jihad tanpa hunusan senja, jihad menaklukkan kepentingan diri sendiri, demi orang tua tercinta.
Ngroto, 2/11/2021