Muhasabah Suci yang Mensucikan

    https://images.app.goo.gl/qmcm4CM1qGEYc6oSA

    Kubasahi kedua tapak tanganku dengan gigil: adakah kemarin aku telah memegang sesuatu yang bukan hakku, jemariku mengirimkan pesan yang hanya memercikkan api

    Kubersihkan mulutku dengan gemetar: mungkinkah pagi tadi lidah dan bibirku membuat kerabat, teman dan tetanggaku terbakar. Sungguh sebuah penyesalan besar bila itu memang benar

    Kubasuh mukaku. Mungkin kemarin takbisa ramah pada semua orang, hingga terlihat suram dan kusam. Aku takingin wajah ini tak bersinar dan terbakar.
    Mungkinkah mataku telah memandang yang salah, takingin pandanganku bernanah

    Kualiri kedua tanganku hingga siku, tak hanya sekedar membasahi, aku takut masih ada sisa-sisa kekotoran yang menggerakkan untuk melakukan ketidak elokan

    Kubasuh ujung kepalaku, aku merasa bila pikiran buruk telah menjadi sumber dari kesalahan yang kubuat
    Betapa keruh yang kulihat

    Kubersihkan telinga ini apakah telah kudengar kalimat buruk yang menghasut, kubasuh agar hanya panggilan dariMu yang mampu menyejukkan hati, aku takkuasa bila tertutup dan sepi

    Kusiram kedua kakiku dengan kesejukan, andai kemarin aku telah menapak di atas duri dan kerikil tajam, dan kulihat begitu banyak jejak kesalahan.

    Tuhan, pada-Mu aku bersimpu, pada-Mu kutenggelamkan jiwaku, hanya pada-Mu rukuk dan sujudku
    Betapa kecil dan lemah diri ini dihadapan-Mu.

    Aku menghadap sepenuh hati, membersihkan diri, padaMu dzat yang mencintai langit dan bumi, yang Mahasuci dan mensucikan, yang mengampunkan dan menghapus segala dosa

    Segala puji atas segala hal
    Ingin kupetik semua kejernihan dzat
    Kusiramkan dalam ruh jiwaku
    Segala urusanku ada di tangan-Mu
    Kupungut ribuan butir-butir kasih dan sayang yang bertebaran di muka bumi hanya mengharap ampunan dan ridho-Mu

    Kepada yang Mahaberkehendak
    Pintu langit yang telah kau buka
    Di singgahsana-Mu memandang semesta
    Menanti jiwa-jiwa yang bersuci menengadah di pagi dan malam hari

    Bulan pensucian telah diujung perpisahan
    Angin menangis, embun bersedih,
    alam menunduk, daun gugur mecium bumi
    Mengapa manusia bersuka hati?
    Sudahkah jiwa raga bersih?
    Kemenangan hanya milik sukma yang jernih.

    Kuangkat kedua tanganku
    Allahu Akbar

    Ramadan Mubaraok, 10 Mei 2021
    *Puisi ke 24 KMAA
    Sudah terposting di Kompasiana

Tinggalkan Balasan