Menulis dalam Kesibukan

Literasi90 Dilihat

Menulis dalam Kesibukan

Oleh: Sri Sugiastuti

Lagu Farel Prayoga yang sedang ngehits, membuat Bu Kanjeng ikut berdendang riang dalam perjalanan menuju BBGP Yogyakarta beberapa hari lalu. Ia duduk di samping pengemudi Avanza mobil travel yang akan membawanya ke tempat kopdar RVL digelar. Karena barang bawaan Bu Kanjeng cukup banyak, dia rela bayar 2 kursi untuk sampai tujuan. Sebenarnya dia ingin Pak Kanjeng ikut. Setidaknya bisa menemani Bu Kanjeng saat istirahat. Apa daya Pak Kanjeng lebih memilih di rumah dengan alasan ikan Gapi yang ribuan ekor ada di kolamnya harus diberi makan.

“Ngapain Bu Kanjeng begitu rempong dengan barang bawaan dan properti lain yang lumayan berat seperti itu? Kayak wonder woman aja.” Mulai pikiran kotor merusak niat baik Bu Kanjeng.

“Memang sudah dipikir meninggalkan rumah 4 hari hanya untuk kopdar satu komunitas yang bernama RVL? Seberapa penting sih RVL buat kehidupan Bu Kanjeng? Suara berisik itu ikut mengganggu pikiran Bu Kanjeng.

” Husst, sudah tidak usah berdebat dengan pikiran kotor itu. Ayo fokus dengan komitmen yang sudah disepakati. Jangan jadi orang yang dijuluki ” mencla- mencle. Esok dele sore tempe” Hati nurani Bu Kanjeng yang asli ikut menguatkan.

Terbayang di depan mata, ia akan segera berjumpa dengan panitia yang sudah mempersiapkan acara kopdar RVL dengan maksimal. Memang ada 3 agenda penting yang digelar. Kopdar, Peluncuran Buku dan workshop. Keren kan!

“Ingat ini event bergengsi yo. Ada Pak Blantik Literasi dari Unesa, ada Cak Inin Bos penerbitan buku, ada Bunda Telly yang baik hati dan Neng Puji dari Sidoarjo juga ustadzah Sumintarsih dari Purwokerto. Juga admin cantik Bu Mila dari Brebes. Belum lagi sahabat dari Gunung Kidul dan sekitarnya. Kapan lagi bisa silahturahmi? Di event ini sekali dayung banyak pulau bisa disinggahi. Rugi besar kalau melewatkan even ini. Katanya pengen awet muda, pengen panjang umur, pengen jadi orang yang dirindukan, ingin kondisi sehatnya untuk kegiatan yang bermanfaat. Ayo semangat tidak perlu mikir untung rugi seperti pebisnis properti. Ayo gas pol. Kembali ke niat awal.” Sorak hati Bu Kanjeng penuh semangat.

“Jangan sok sibuk ya! Literasi itu menggairahkan dan bikin orang semakin berkualitas bila otaknya digunakan untuk membaca dan menulis, apalagi mau ikut menyebarkan virus Literasi, pasti joz gandos,”

Entah karena faktor U atau memang sifat bawaan Bu Kanjeng, ia sering introspeksi dan mengganggap orang punya sifat dan pemikiran yang sama dengannya. Rencana besar kipdar RVL dan Peluncuran Buku Solo sudah masuk di hati dan ia sangat berharap bisa berpartisipasi aktif di kegiatan tersebut. Rasa kebersamaan dan ingin eksis di dunia literasi menjadi kekuatan tersendiri.

Jangan mengaku menjadi pegiat Literasi Nusantara bila tidak bisa menerbitkan buku dengan lebel pembuatan tahun 2022. Masih ada waktu 2 bulan, saat Bu Kanjeng bertekad mau meluncurkab 3 buku di acara Kopdar RVL di BBGP Oktober 2022.

Bukan Bu Kanjeng namanya bila tidak bisa berkolaborasi dengan sahabatnya sesama pegiat Literasi di nusantara. Bu Kanjeng mulai bagi-bagi tugas untuk 3 bukunya.
Ada Mas Eko Daryono yang dipercaya Bu Kanjeng untuk mengedit. Ada Bu Raliyanti yang bertugas buat cover dan layout. Dr Marjuki, Dr Mudafiatun dan Mayor Nani kebagian memberi kata pengantar. Tak lupa Pak D Sus yang menjadi Proofreader. Ditambah beberapa sahabatnya yang memberi Endors di buku Bu Kanjeng.

Taraaa. Akhirnya 3 buku Bu Kanjeng bisa ikut peluncuran di acara kopdar RVL yang sangat bergengsi. Yes di tengah kesibukannya yang kesibukannya sebagai PJ (Penanggung jawab) lahirnya buku Antologi dan juga menjembatani penulis pemula mewujudkan karya bukunya.

Tanpa disadari ternyata Bu Kanjeng sudah menerapkan apa yang sudah dibaca di buku “SOS ( Sopo Ora Sibuk) Menulis dalam Kesibukan” yang ditulis oleh Much Khoiri. Di halaman 25 Bu Kanjeng menemukan subjudul “Menulis itu Berkomunikasi ” ,dimana ada yang bisa dikutip karena cukup penting untuk diingat.

“… Gaya bahasa yang komunikatif sangat banyak dianjurkan, sesuai genre tulisan. Tak usah berbahasa sok ilmiah seperti bahasa dewa kecuali memang menulis karya ilmiah. Kesuksesan tulisan kerap ditentukan gaya bahasa atau disebut( pula art poetica) dalam menulis. Tapi jangan lupa penulis yang hebat akan menggunakan bahasa yang sederhana meski untuk menyampaikan hal-hal yang rumit”

Benar juga ya. Lalu apakah tulisan Bu Kanjeng sudah mengarah kesana? Tanya saja pada rumput yang bergoyang kata Ebiet G Ade dalam lagunya yang melegenda.

Surakarta Hadiningrat 11 Februari 3023

KMAC HARI KE 2

Tinggalkan Balasan