Kaya Karena Mindset

Humaniora, YPTD15 Dilihat

39 Bu Kanjeng
KAYA KARENA MINDSET

Oleh: Sri Sugiastuti

Apakah Anda salah satu orang yang gandrung dengan tayangan YouTube yang bisa diakses melalui smart Phone atau smart TV? Apa manfaat yang bisa diambil dari setiap tayangan yang muncul? Bila kita pandai dan bijak memilih chanel yang sesuai dengan kebutuhan kita, insyaallah kita tidak akan tersesat.

Banyak chanel pilihan yang bisa diakses, manfaatnya pun luar biasa. Bu Kanjeng saat ini terkena demam youtube. Melalui indie home ia bersama Pak Kanjeng sering menikmati channel dakwah Islam lewat YouTube. Tentu saja ketika kita menonton,mengamati dan menyimak tayangan di youtube kita harus tetap mengerutkan dari dan tidak menelan semua informasi yang ditayangkan

Begitu banyak pilihan saat kita memegang remote TV. Sedikit berbagi pengalaman saat Pak Kanjeng belajar Agama Islam dari YouTube. Dari mulai kisah nabi Suleman dan Ratu Bilqis yang dihubungkan dengan candi Borobudur dan candi Ratu Boko. Tausyiah para dai muda seperti Dr. Arrazi dkk. Banyak ilmu yang didapat dan membuat Pak Kanjeng manggut-manggut. Kadang topik yang dibahas langsung didiskusikan dengan Bu Kanjeng.

Bu Kanjeng tidak pernah fokus saat belajar Islam lewat chanel youtube. Paling banter hanya menangkap intisari dari apa yang ditayangkan. Namun dari sekian chanel youtube ada juga yang membuat hati bu Kanjeng terpikat. Chanel TV https://youtu.be/d8yM_zrhrIM jadi pilihan Bu Kanjeng untuk sekilas membahasnya. Hasil belajar Bu Kanjeng belajar di YouTube lumayan untuk menambah wawasan dan mengingatkan diri sendiri.

Bu Kanjeng sadar betapa selama ini Bu Kanjeng bukan siapa-siapa dan ibadahnya masih minimalis dibandingkan dengan anak muda sekelas Aditya Prayoga owner dari Rumah Makan Gratis Ciangsana. Ia sangat menginspirasi banyak orang. Tak heran bila chanel tersebut telah ditonton ribuan orang. Menyimak apa yang ditayangkan di youtube. Bagaimana seorang Adit Prayoga yang berasal Palembang berproses dengan latar belakang awal pernah masuk penjara. Kemudian terdampar di emperan toko. Hingga kakinya melangkah menuju masjid Istiqal Jakarta. Di masjid itu lah ia merasa hidayah. Bagaimana ia memaknai pertolongan Allah datang saat ia punya niat ingin jadi baik.

Niatnya membantu sesama muncul sejak ia hijrah ke daerah Ciangsana padahal seharusnya ia disarankan ke daerah Cilengsi. Itulah campur tangan Allah yang dia rasakan. Berawal dari pertemuannya dengan seorang nenek tua. Usai menunaikan ibadah salat Subuh di masjid dekat rumahnya. Aditya bertemu perempuan paruh baya yang berjalan pincang. Setelah diperiksa, kaki si nenek terluka parah.

Entah mengapa Adit jadi sangat peduli dengan nenek tersebut. Apabila saat warga setempat memberitahu kalau nenek itu tinggal sendiri dan sehari-hari mencari rongsokan agar bisa makan. Kondisi inilah yang mengetuk rasa empati Aditya. Dia pun rutin mengunjungi nenek itu guna mengantarkan makanan yang dimasak sang istri. Dia juga merawat nenek itu hingga akhir hayat. Sejak saat itulah dia bercita-cita ingin terus membantu sesama dengan mendirikan rumah makan gratis.

Mindsetnya jadi berubah drastis. Ia ingin menolong orang seperti yang diajarkan Islam. Walaupun
Aditya tidak berasal dari keluarga dengan ekonomi berlebih. Setelah menikah, dia bekerja sebagai penjual minuman dan penjual pernak-pernik Islami. Sebelum menjalankan bisnis rumah makan gratis, dia mengaku pendapatannya sangat sedikit. Menyimak kisahnya di chanel youtube, sosok Aditya yang mengamalkan 3 hal yang diajarkan dalam Islam.
Pertama membantu orang yang kesusahan, ke dua Memberi makan orang yang lapar. Dan yang ketiga membebaskan budak atau membebaskan orang yang berhutang. Ketika kita bisa mengamalkan 3 hal tersebut insyaallah segala urusan kita di jalan Allah akan terbuka lebar.

Ia sangat menyakini akan mendapatkan 3K dan saat ini sudah dirasakan yaitu Ketenangan, Kebahagiaan dan Keberkahan. Pada awal berdirinya rumah makan gratis, dalam sehari Aditya dan istrinya hanya menyediakan 50 porsi makanan. Seiring berjalannya waktu dan rezeki yang mengalir atas kehendak Yang Maha Kuasa kini rumah makan gratis mampu menyajikan 300 porsi dalam satu hari. Dan saat ini sudah berkembang di 3 tempat.

Aditya Prayoga ternyata mempunyai prinsip yang patut dicontoh. Bagaimana agar kita selalu berbuat baik dan tidak ‘keberatan’ untuk berbagi. Ia punya istilah SSI ( sabar syukur ikhlas) ini dipegang teguh oleh Aditya agar bisa terus berbuat baik.
“Niat yang baik kita hiasi dengan SSI. Sabar, Syukur, Ikhlas. Kalau kita itu sabar, syukur dan ikhlas. Ketika kita diuji sama Allah kita sabar.

Harus dipraktikkan ketika kita dikasih rezeki kita bersyukur. Ketika kita mengeluarkan harta kita, kita ikhlas. InsyaAllah kita akan mendapatkan 3K. Ketenangan, Kebahagiaan, Keberkahan. Betapa
Indah dan mulianya Islam.

Alhamdulillah Bu Kanjeng bisa banyak belajar dari chanel YouTube yang saat ini sedang ngehits. Semua kembali pada pilihan kita masing-masing. Bagaimana kita memanfaatkan fasilitas yang ada untuk amal ma’ruf nahi munkar.

Tinggalkan Balasan

3 komentar