Senja Tunggu Dulu

Jangan pergi dulu hari masih terang burung-burung belum kembali kelelawar masih nyaman di sarang   Senja, tunggu dulu kita nikmati secangkir kopi berbincang-bincang santai mengenang masa lalu   Kita selalu

Kenangan Senja

Engkau masih ingat kan? Kita pernah menyusuri pantai bersama dengan kaki telanjang sesekali kita berlari-lari meninggalkan jejak yang tak ingin kita kenang   Aku membuka kenangan senja ini sendirian mencari

Pelangi Senja

Tunggu dulu mentari pelangi akan datang sebentar lagi membawa cahaya warna-warni yang menyejukkan yang menyenangkan yang menghangatkan   Pelangi telah datang tapi tanpa cahaya indahnya tersapu langit hitam berjelaga kelam

Di Balik Senja

Api asmara menyala-nyala membakar seluruh jiwa melelehkan sekeping jiwa   Api asmara membara panasnya menggairahkan asapnya memabukkan   Di balik senja Rama dan Shinta tersenyum mesra Kamajaya-Kamaratih beradu pandang saksikan

Meniti Senja

Jalan pelan-pelan di batas cakrawala meniti senja pulang!   Langkah terseok-seok memanggul beban di pundak keringat meleleh di jalanan   Nanar mata memandang gelap gulita menjelang hati terselimuti gamang  

Sepotong Senja

Ketika senja jatuh di jalanan metropolitan yang riuh masih kutemukan senja jatuh mengambang di danau kota   Berkilau-kilau menakjubkan memancarkan berjuta kekaguman betapa Maha Agung Tuhan surga telah Dia hamparkan

Seperti Senja

Seperti seorang penyair senja ini aku menulis puisi tanpa makna   Seperti seorang pejabat senja ini aku minum secangkir kopi pahit   Seperti para lelaki senja ini aku terjaga oleh

Ketika Gelap Menyergap Senja

Ketika gelap menyergap senja tersaji cerita-cerita pilu   tentang wanita-wanita yang memamer-mamerkan yang menonjol-nonjolkan yang mengumbar-umbar auratnya   tentang para lelaki yang saling bersiasat yang saling bersekongkol yang saling membantai

Kilau Senja

Secangkir kopi hangat temani nikmati senja indahnya lukisan langit jingga hamparkan beribu isyarat   Kehidupan berotasi sempurna siang malam berganti-gantian susah senang saling beriringan   Kilau senja dalam cangkir hadirkan

Senja Mengejar Malam

Senja bergegas mengejar malam membawa hatiku yang kelam menyelinap di antara rembulan   Malam berlalu dengan cepat menyelimuti hatiku yang kalut memanggil-manggil fajar subuh   Pagi masih berbalut dingin enggan

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.